TIMES BANYUWANGI, BONDOWOSO – Sepekan setelah terjadi Blood Moon atau Gerhana Bulan Total, sejumlah warga di Bondowoso melakukan ritual selamatan dengan hidangan serabi warna warni.
Seperti diketahui Gerhana Bulan Total menghiasi langit Indonesia pada Minggu 7 September malam hingga Senin 8 September 2025 dinihari lalu.
Salah seorang warga di Desa Pakuniran Kecamatan Maesan, Cucik menjelaskan, sudah menjadi tradisi sejak lama jika ada Gerhana Bulan warga melakukan ritual dengan suguhan makanan tradisional.
Salah satunya kata dia, warga membuat makanan serabi warna warni. “Di sini kalau ada Bulan Ghering (Gerhana Bulan), membuat serabi,” katanya, Senin (15/9/2025).
Tampak ia membuat adonan dan bahan yang digunakan sama seperti membuat serabi pada umumnya. Hanya beberapa adonan diberikan warna tertentu.
Menurutnya, dirinya membuat serabi tiga warna. Yakni merah, hijau dan putih. “Warnanya menggunakan pewarna makanan,” jelasnya.
Ia mengungkapkan, pembuatan serabi dilakukan sepekan setelah gerhana bulan dinilainya tidak apa-apa. Selama masih berada dalam bulan yang sama saat terjadi gerhana.
Apalagi lanjut dia, di wilayahnya masyarakat melakukan selamatan biasanya bergantian.
“Serabi-serabi ini diantarkan ke musala dan didoakan oleh kiai atau ustaz. Baru setelah itu dibagikan ke warga lain atau disedekahkan,” paparnya.
Sementara salah satu tokoh agama di Kecamatan Maesan, Ustaz Amrullah mengungkapkan, makanan berwarna sering dipakai dalam ritual sebagai simbol penolak bala.
Menurutnya, serabi warna-warni saat gerhana bulan dipercaya sebagai bentuk sedekah bumi atau persembahan agar masyarakat terhindar dari marabahaya.
“Kita bukan percaya serabi punya kekuatan. Tapi nilai-nilai ritual berupa doa dan sedekahnya dipercaya bisa menolak balak. Itu yang perlu dipahami,” paparnya.
Sementara lanjut dia, pewarnaan pada serabi merupakan bagian dari tradisi yang harus dirawat.
Ia menegaskan, membuat dan membagikan serabi ketika gerhana mencerminkan gotong royong serta rasa syukur kepada Sang Pencipta.
“Fenomena alam yang luar biasa dianggap momen untuk merenung, sekaligus mempererat ikatan,” pungkasnya.(*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Sepekan Pasca Gerhana Bulan Total, Warga Bondowoso Selamatan Serabi Warna Warni
Pewarta | : Moh Bahri |
Editor | : Imadudin Muhammad |