https://banyuwangi.times.co.id/
Berita

Gending Sambel Kemangi, Cara Unik Pakde Sugirah Memotivasi Petani Banyuwangi

Senin, 23 Agustus 2021 - 07:45
Gending Sambel Kemangi, Cara Unik Pakde Sugirah Memotivasi Petani Banyuwangi Wakil Bupati Banyuwangi, H Sugirah, S Pd, M Si alias Pakde Sugirah. (Foto: Dokumentasi TIMES Indonesia)

TIMES BANYUWANGI, BANYUWANGI –  “Nadyan mung manggon ono ndeso. Nyatane ayem tentrem kumpul sak keluwargo,” alunan suara sayup-sayup terdengar dari salah satu rumah di Jalan Letkol Istiqlah Banyuwangi, Minggu malam (22/8/2021).

Rumah yang berdiri berhadapan dengan Rumah Sakit Yasmin, tersebut adalah rumah dinas Wakil Bupati Banyuwangi, Jawa Timur, H Sugirah alias Pakde Sugirah.

Ya, memang begitulah cara orang nomor 2 di Bumi Blambangan ini memanfaatkan waktu luang malam hari. Usai dzikir dan mengaji usai shalat Isya’, dia masih saja melakukan aktivitas untuk bisa menjalin kedekatan dengan masyarakat.

Kadang melakukan video call dengan para tokoh masyarakat dan ulama. Kadang pula bercengkerama dengan perwakilan warga yang silih berganti silaturahmi.

wabup sugirah 2Wakil Bupati Banyuwangi, H Sugirah, S Pd, M Si alias Pakde Sugirah saat bersama para petani. (Foto: Dokumentasi TIMES Indonesia)

Namun, kader PDI Perjuangan ini punya cara yang cukup unik untuk mengisi waktu luangnya. Yakni dengan melantunkan tembang-tembang yang bercerita tentang keseharian masyarakat, kesederhanaan hingga religi.

Maklum, sebagai seorang nasionalis dia memang benar-benar menghayati ajaran Tri Sakti Bung Karno. Berdaulat dalam politik, berdikari dalam ekonomi dan berkepribadian dalam kebudayaan.

“Zaman boleh modern, tapi sebagai bangsa yang berperadaban tinggi, kita tidak boleh melupakan jati diri. Jati diri bangsa Indonesia, seperti yang diajarkan Bapak Proklamator kita, Ir Soekarno,” ucap Pakde Sugirah kepada TIMES Indonesia.

Khusus malam ini, pria asal Desa Seneporejo, Kecamatan Siliragung, Banyuwangi, melantunkan tembang berjudul ‘Sambel Kemangi’. Sebuah lagu yang menceritakan tentang kehidupan petani pedesaan. Bait demi bait, dia nyanyikan dengan penuh keceriaan. Dengan penuh penghayatan.

Enak opo wong urip ono ing alam dunyo. Yen wegah rekoso urip ora biso mulyo. Kudangane romo lan ibune. Sregepo nyambut gawe ojo lali gustine,” begitu lanjutan lirik lagunya.

Tembang ‘Sambel Kemangi’, dinyanyikan Pakde Sugirah, bukan tanpa maksud. Melainkan untuk menghibur sekaligus memotivasi para petani di Banyuwangi. Dimana dalam syair, tersimpan tentang kisah kehidupan petani desa. Tentang kerasnya hidup dan kesederhanaan. Namun penuh rasa syukur serta kepasrahan pada Sang Pencipta.

Dalam catatan sejarah kepemimpinan di Banyuwangi, Pakde Sugirah memang terbilang paling dekat dengan kalangan petani. Maklum, dia adalah satu-satunya Wakil Bupati yang berlatar belakang petani tulen. Yang semasa muda sudah kenyang dengan suka duka kehidupan. Politisi yang lama bersahabat dengan peluh keringat, terik matahari dan kubangan lumpur sawah.

Hingga kesederhanaan tersebut membimbing takdir Sugirah menjadi partner Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani.

“Ini adalah salah satu cara saya untuk bisa memotivasi dan terus berkomunikasi dengan sahabat-sahabat petani di Banyuwangi. Saya memiliki keyakinan, kesuburan tanah di Banyuwangi adalah modal besar dalam mewujudkan kesejahteraan para petani,” ungkap Wakil Bupati Banyuwangi, Pakde Sugirah. (*)

Pewarta : Syamsul Arifin
Editor : Wahyu Nurdiyanto
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Banyuwangi just now

Welcome to TIMES Banyuwangi

TIMES Banyuwangi is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.