TIMES BANYUWANGI, BANYUWANGI – Upaya pencarian bangkai KMP Tunu Pratama Jaya yang tenggelam di perairan Selat Bali terus dilakukan oleh tim TNI Angkatan Laut.

Pada Selasa (8/7/2025), KRI Pulau Fanildo 732 dikerahkan untuk melakukan deteksi bawah air dengan teknologi Side Scan Sonar, menyisir area yang diduga menjadi lokasi tenggelamnya kapal.

Proses deteksi yang berlangsung sejak siang, dikomandoi langsung oleh Komandan Gugus Tempur Laut Komando Armada II, Laksamana Pertama TNI Endra Hartono. Di lapangan, tim menghadapi tantangan teknis, termasuk tingginya gelombang laut yang mencapai 3,5 meter.

Kendati terkendala arus dan gelombang, proses pemindaian tetap berjalan intensif melalui proses yang berulang demi menjamin kualitas hasil.

“Hasil pemindaian masih dalam tahap analisis. Data akan segera kami sampaikan kepada pihak terkait dan dilaporkan kepada pimpinan,” kata Endra, Selasa (8/7/2025).

Dikatakan Endra, untuk lebih meyakinkan hasil dari pendeteksian hari ini, pihaknya sedang menunggu kedatangan kapal perang canggih KRI Spica 934 yang diketahui juga memiliki teknologi Side Scan Sonar.

“Besok akan hadir KRI Spica dari Pushidrosal yang memiliki peralatan sama (KRI Pulau Fanildo 732) tetapi kualitasnya lebih baik. Harapannya, data yang diperoleh bisa semakin akurat dan memperjelas posisi kapal,” ujarnya.

Endra menegaskan bahwa meskipun hasil dari pemindaian sonar masih dianalisis, upaya pencarian korban tetap dilakukan secara aktif. Kapal-kapal permukaan terus menyisir area yang terindikasi, dan tim deteksi bawah air melanjutkan pemindaian lanjutan untuk memperluas cakupan wilayah pencarian.

Seperti yang diberitakan sebelumnya, KMP Tunu Pratama Jaya dikabarkan tenggelam pada Rabu 2 Juli 2025 sekitar pukul 23.20 WIB di perairan Selat Bali.

Sesuai data manifest yang telah dirilis, total kapal tersebut mengangkut 65 orang yang terdiri 53 penumpang dan 12 kru kapal. Sementara jumlah kendaraan yang diangkut sebanyak 22 unit. (*)