TIMES BANYUWANGI, BANYUWANGI – Raut bahagia dan rasa syukur terpancar dari wajah warga Pesanggaran saat jembatan darurat Sungailembu akhirnya rampung dan bisa kembali dilintasi, Kamis (25/9/2025).
Setelah berbulan-bulan harus berjibaku menyeberangi sungai dengan segala keterbatasan, kini warga tiga desa, Sumberagung, Kandangan, dan Sarongan dapat kembali beraktivitas normal.
Jembatan darurat Sungailembu yang menghubungkan tiga desa di Kecamatan Pesanggaran ini telah rampung dan bisa dilalui kendaraan roda empat.
“Alhamdulillah, dari Sungai Lembu ke Sarongan sekarang bisa berjalan lancar dan bisa beraktivitas seperti biasa. Mobil sekarang sudah bisa lewat. Terima kasih kepada Ibu Bupati dan Pemkab Banyuwangi yang sudah menyiapkan jembatan ini,” ujar Sri Windarti (36), Warga Dusun Sungai Lembu, Desa Sumberagung, pada Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani Azwar Anas, yang meninjau jembatan tersebut, Kamis (25/9/2025).
Jembatan Sungailembu sebelumnya retak dan ambles akibat luapan aliran sungai, 15 Juli 2025. Setelah jembatan ambles, dalam waktu empat hari jembatan sementara untuk roda dua selesai dibangun dan langsung bisa dilewati warga, tepatnya pada 18 Juli 2025.
Sementara kendaraan roda empat bisa menyeberangi sungai secara langsung, karena arus sungai kecil. Namun saat debit air meningkat, sungai ini ini tidak bisa dilalui.
Setelah jembatan untuk roda dua selesai, Pemkab segera membuat jembatan untuk roda empat, berbahan baja dengan sistem knock down atau bongkar pasang. Kini jembatan tersebut telah selesai, dan bisa dilintasi kendaraan roda empat.
“Alhamdulilah sudah selesai dan bisa dilewati mobil. Jembatan ini menjadi prioritas karena menghubungkan tiga desa di Kecamatan Pesanggaran. Selanjutnya jembatan permanen akan kami bangun di lokasi jembatan yang lama pada 2026,” ujar Ipuk.
Jembatan darurat ini dibangun sekitar 300 meter dari lokasi jembatan lama. Ipuk mengatakan, pembangunan dua jembatan darurat ini menggunakan anggaran Belanja Tidak Terduga (BTT) sekitar 2,6 miliar, yang memang dikhususkan untuk kondisi kebencanaan.
Ipuk juga berterima kasih kepada warga yang telah bergotong-royong dan mendukung selama pembangunan jembatan darurat ini. "Terima kasih pada masyarakat Pesanggaran yang turut membantu dan mendukung berdirinya jembatan ini," tambah Ipuk.
Plt. Kepala Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya, Perumahan dan Permukiman (DPU CKPP) Banyuwangi, Suyanto Waspo Tondo Wicaksono menjelaskan, pembangunan jembatan darurat ini memakan waktu dua bulan karena rangkanya dirakit langsung di pabrik.
“Lokasi ini dipilih karena bentangnya paling sempit, hanya 30 meter, sehingga lebih efisien untuk pemasangan jembatan sementara,” ungkap Yayan, sapaan akrabnya.
Dia menjelaskan, jembatan tersebut memiliki panjang 30 meter, lebar 3,5 meter, dan tinggi 2,1 meter.
Meski berstatus darurat, konstruksi dipastikan kokoh. Pondasi diperkuat batu bronjong berlapis di kedua bibir sungai, ditambah strous atau penguat hingga kedalaman empat meter.
“Rangka jembatan menggunakan besi kanal dengan sistem knock down,” imbuhnya.
Karena sifatnya darurat, jembatan ini hanya boleh dilalui kendaraan roda empat dengan beban maksimal 10 ton. Diprioritaskan untuk kendaraan keluarga dan niaga ringan. Sedangkan truk besar tetap diarahkan melewati sungai.
Sementara untuk jembatan permanen, Pemkab Banyuwangi menargetkan pembangunannya dimulai 2026 di lokasi jembatan lama yang ambles.
“Jembatan eksisting rencananya akan dibangun kembali tahun depan, dengan estimasi pengerjaan enam bulan,” jelas Yayan. (*)
Pewarta | : Ninda Tamara (MG-257) |
Editor | : Ferry Agusta Satrio |