TIMES BANYUWANGI, BANYUWANGI – Memasuki musim penghujan, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyuwangi melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) terus memastikan kesiapan seluruh pengelola wisata air dalam menjaga keamanan dan kenyamanan wisatawan.

Hal itu diwujudkan dalam kegiatan gesah bareng yang bertajuk “Himbauan SOP Destinasi Wisata Tirta”, pada Selasa (4/11/2025), untuk menegaskan kembali pentingnya penerapan Standar Operasional Prosedur (SOP) di setiap wisata alam terutama air.

Kegiatan yang berlangsung di Pendopo Pelinggihan, Disbudpar Banyuwangi, itu diikuti oleh sekitar 60 perwakilan pengelola wisata air mulai dari pengelola kolam renang, wisata sungai, air terjun, rafting atau tubbing, hingga destinasi pantai.

Dalam forum tersebut, para pengelola diberikan pembekalan sekaligus diingatkan kembali mengenai langkah-langkah pencegahan dini saat menghadapi cuaca ekstrem.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Disbudpar Banyuwangi, Taufik Rohman, mengatakan bahwa kondisi cuaca yang mulai memasuki musim penghujan dan disertai angin kencang perlu diwaspadai, terutama oleh pengelola wisata alam.

“Akhir-akhir ini sudah mulai turun hujan dan di beberapa daerah bahkan disertai angin puting beliung. Banyuwangi ini punya 90 persen destinasi wisata berbasis alam, tentu kondisi ini sangat berpotensi berdampak pada kegiatan wisata,” kata Taufik, Selasa (4/11/2025).

Suasana perwakilan Pokdarwis mengikuti arahan Disbudpar Banyuwangi. (FOTO: Ikromil Aufa/TIMES Indonesia)

Untuk menghadapi itu, Disbudpar Banyuwangi mengundang para pengelola dan Pokdarwis untuk memperkuat kesiapsiagaan menghadapi perubahan cuaca.

Taufik menegaskan pentingnya menyiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) dan peralatan keamanan agar wisata tetap aman dan tidak menimbulkan risiko bagi pengunjung.

“Kita ingin teman-teman pelaku wisata siap siaga ketika tiba-tiba turun hujan atau angin besar. Jangan sampai terjadi hal-hal yang tidak diinginkan yang bisa merugikan pengelola dan merusak citra wisata Banyuwangi,” tuturnya.

Dalam pertemuan tersebut, peserta juga diajak meninjau kembali SOP keselamatan di area wisata termasuk jalur evakuasi, sistem peringatan dini, serta kesiapan alat keselamatan seperti pelampung dan tanda peringatan.

Sementara itu, salah satu pengelola wisata, Sutarji, mengapresiasi kegiatan yang digeber oleh Disbudpar Banyuwangi tersebut. Menurutnya, pertemuan itu menjadi ajang penting untuk memperkuat kembali pemahaman dan kesadaran para pelaku wisata akan pentingnya keselamatan pengunjung.

“Kegiatan ini sangat bagus, karena kami diingatkan kembali soal SOP masing-masing. Ya walaupun kami sebenarnya sudah paham, tapi edukasi seperti ini tetap penting. Kadang kita perlu diingatkan lagi agar tidak lengah,” ujar Owner BOSPro Rafting dan Outbond, Desa Sumberbulu, Kecamatan Songgon, itu.

Tarji menyebut, pihaknya di BOSPro selalu menempatkan faktor keamanan sebagai prioritas utama dalam melayani wisatawan, terutama yang berkegiatan di sungai. Baik musim hujan maupun kemarau, SOP keselamatan selalu dijalankan dengan ketat.

“Kami selalu siaga setiap waktu. SOP pengarungan dan pelayanan tamu tetap dijalankan dengan baik, apa pun kondisinya. Prinsip kami sederhana, pengunjung datang untuk bersenang-senang, tapi yang paling utama adalah selamat,” ucapnya.

Dengan adanya kegiatan tersebut, Disbudpar Banyuwangi berharap seluruh pengelola wisata air di Bumi Blambangan semakin sigap dalam menghadapi perubahan cuaca dan mampu menjalankan SOP dengan disiplin.

Langkah ini diharapkan dapat menjaga keselamatan wisatawan sekaligus memperkuat citra Banyuwangi sebagai destinasi wisata alam yang aman, ramah, dan berkelanjutan. (*)