https://banyuwangi.times.co.id/
Berita

Intensitas Hujan Tinggi, Petugas Pintu Air Dam Blambangan Banyuwangi Siaga 24 Jam

Selasa, 09 Februari 2021 - 22:48
Intensitas Hujan Tinggi, Petugas Pintu Air Dam Blambangan Banyuwangi Siaga 24 Jam Petugas Penjaga Pintu Air (PPA) Dam Blambangan Korsda Srono pada Dinas PU Pengairan Banyuwangi, Puas Rohani saat memantau debit air (Foto: Rizki Alfian/TIMES Indonesia)

TIMES BANYUWANGI, BANYUWANGI – Hujan deras yang mengguyur Kabupaten Banyuwangi dalam sepekan terakhir, membuat petugas penjaga pintu air di Dam Blambangan, Kecamatan Muncar harus bersiaga 24 jam.

Hal itu dilakukan agar bendungan Blambangan atau warga setempat biasa menyebut Dam Singir yang menampung sekitar 7 jalur aliran sungai di Banyuwangi itu tidak meluber hingga menyebabkan banjir.

Petugas Penjaga Pintu Air (PPA) Dam Blambangan Korsda Srono pada Dinas PU Pengairan Banyuwangi, Puas Rohani mengatakan intensitas hujan yang tinggi membuat debit air meningkat. Oleh sebab itu, pihaknya harus standby jika tiba-tiba air datang.

Petugas Penjaga Pintu Air Dam Blambangan a

"Harus standby 24 jam, harus siaga dan tidak boleh telat membuka. Kami berkaca pada tahun kemarin, meskipun sudah dibuka full tapi tetap tidak menampung. Semoga musim hujan tahun ini aman," kata Puas kepada TIMES Indonesia, Selasa (9/2/2021).

Menurut Puas, dalam sepekan terakhir debit air di Dam Singir selalu tinggi. Bahkan terus menyentuh garis hijau alat ukur meteran air. Garis hijau sendiri, lanjut Puas, dapat diartikan level waspada.

"Dalam pengukuran di pintu air sini (Dam Blambangan) bisa dilihat dari tiga garis. Garis kuning, hijau dan merah. Kuning artinya aman, hijau artinya waspada dan merah berarti bahaya," ungkapnya.

Puas menjelaskan, jika volume air di pintu Dam penuh maka akan menyentuh garis merah dengan total kedalaman air sekitar 10 meter. Sedangkan debit air yang ditampung sekitar 192.307 liter per detik.

"Sementara kalau ukuran tinggi air ke permukaan tanah mencapai 150 sampai 200 cm, maka ukuran itu bisa dibilang tanda bahaya," terang Puas.

Petugas Penjaga Pintu Air Dam Blambangan b

Jika di garis hijau atau ukuran tinggi air ke permukaan tanah sekitar 100 cm dan debit airnya mencapai 67.991 liter per detik, maka tanda waspada. Pintu air harus dibuka.

"Tapi kalau ukuran tinggi air ke permukaan tanah sekitar 100 cm ke bawah dan debitnya masih 24.038 liter per detik, maka dalam kategori aman," kata Puas menerangkan.

Selain harus siaga 24 jam, di sekitar kantor wilayah Korsda Srono tersebut juga dipasang alat sirine tanda bahaya. Tujuannya untuk mengingatkan petugas dan masyarakat sekitar jika volume air di Dam Blambangan sudah melebihi garis hijau dan mengharuskan pintu air segera dibuka.

"Biasanya kita on-kan di malam hari, karena untuk antisipasi dan memudahkan petugas dalam memantau dalam gelap," tandas Puas.

Data Korsda Srono menyebut bahwa Dam Blambangan menampung aliran air dari sekitar tujuh sungai di Banyuwangi. Yakni sebagian aliran sungai Setail, Glenmore, Genteng, Pekulo, Srono, Sraten dan jalur sungai Cluring.

Maka tidak heran jika terjadi hujan lebat, Dam Blambangan punya peran besar dalam mengatur debit air untuk dialirkan ke beberapa sungai kecil yang bermuara di laut Muncar. Sebab jika pintu air Dam Blambangan terlambat dibuka maka bisa menyebabkan banjir di beberapa desa di Kecamatan Muncar. (*)

Pewarta : Rizki Alfian
Editor : Irfan Anshori
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Banyuwangi just now

Welcome to TIMES Banyuwangi

TIMES Banyuwangi is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.