TIMES BANYUWANGI, BANYUWANGI – Sebagai upaya mendukung swasembada dan ketahanan pangan nasional terus digalakkan di berbagai daerah, termasuk di Banyuwangi. Keseriusan itu ditunjukkan oleh Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Banyuwangi Selatan yang menyiapkan lahan seluas 60 hektare untuk pengembangan tanaman kedelai.
Kesiapan tersebut, disampaikan langsung oleh Administratur (Adm) Perhutani KPH Banyuwangi Selatan, Wahyu Dwi Hadmojo, S.Hut., M.M., usai mengikuti panen raya kedelai oleh Pangkalan TNI Angkatan Laut (Lanal) Banyuwangi, di Dusun Kutorejo, Desa Kalipait, Kecamatan Tegaldlimo, Rabu (29/10/2025).
Wahyu, sapaan akrab Adm Perhutani Banyuwangi Selatan, mengatakan bahwa pihaknya sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN), menegaskan dukungan penuh terhadap suksesnya program yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto tersebut.
“Kami sudah menyiapkan lahan seluas 60 hektare di wilayah Banyuwangi Selatan. Pengembangan lahan kedelai di Banyuwangi ini akan memanfaatkan lahan Perhutani yang berstatus hutan produksi, bukan hutan lindung,” kata Wahyu, Rabu (29/10/2025).
Dijelaskan Wahyu, program tanam kedelai ini diawali dari lahan Perhutani yang berada di wilayah Kecamatan Tegaldlimo dan Purwoharjo. Kedua wilayah tersebut, dipilih karena memiliki kelompok tani yang cukup siap dan antusias mendukung uji coba penanaman.
“Untuk tahap awal, kita fokus di Tegaldlimo dan Purwoharjo dulu. Ke depan, hasil panen yang diperkirakan pada Desember nanti juga akan dimanfaatkan sebagai benih untuk memperluas penanaman di kecamatan lain,” jelasnya.
Wahyu menyebut, beberapa wilayah lain seperti Pesanggaran dan Kesilir juga berpotensi menjadi lokasi berikutnya. Namun, perlu dilakukan secara bertahap, menyesuaikan kesiapan lahan dan minat masyarakat setempat untuk mengelola lahan.
Terkait kendala yang dihadapi petani, terutama soal akses jalan menuju lahan Perhutani yang masih sulit, pihaknya mengakui hal itu memang berdampak pada biaya produksi.
“Kalau mau dibuat jalan permanen, perizinannya cukup rumit karena harus melalui pusat. Jadi sementara ini kita manfaatkan kondisi yang ada dulu. Yang penting, semangat petaninya luar biasa,” ujar Wahyu.
Meski demikian, lanjut Wahyu, Perhutani tetap optimis program ini akan berjalan baik. Terlebih, antusiasme masyarakat di lokasi uji coba cukup tinggi.
“Kita sebenarnya punya alternatif di Purwoharjo yang lebih mudah diakses, tapi karena masyarakat di wilayah ini (Dusun Kutorejo, Desa Kalipait, Kecamatan Tegaldlimo) sangat bersemangat, maka kami prioritaskan di sini. Kalau hasilnya bagus, wilayah lain pasti ikut tertarik,” tuturnya.
Langkah apik Perhutani Banyuwangi Selatan ini, diharapkan dapat menjadi pemicu bagi petani di wilayah lain untuk ikut serta mendukung program ketahanan pangan nasional, sekaligus memperkuat pertanian di Bumi Blambangan. (*)
| Pewarta | : Muhamad Ikromil Aufa |
| Editor | : Imadudin Muhammad |