TIMES BANYUWANGI, BANYUWANGI – Upaya Pemkab Banyuwangi dalam menekan tingkat pengangguran terbuka (TPT) membuahkan hasil yang signifikan. Melalui berbagai program pelatihan yang intensif dan terarah banyak masyarakat sudah mendapat pekerjaan.
Menilik data Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi, dan Perindustrian Banyuwangi, pada Agustus 2022, angka TPT tercatat sebesar 5,86 persen, sedangkan pada Agustus 2023 turun menjadi 4,75 persen.
Kepala Bidang (Kabid) Tenaga Kerja Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi, dan Perindustrian Banyuwangi Sujiati Andriani mengatakan, dalam dua tahun terakhir angka TPT turun cukup signifikan. Hal tersebut menjadi kabar baik sekaligus keberhasilan pemkab dalam mengolah program pelatihan.
”Perekonomian masyarakat Banyuwangi cukup berkembang ke arah yang lebih baik. Dibuktikan dengan penurunan persentase TPT beberapa tahun terakhir,” katanya Kamis, (8/8/2024).
Lebih lanjut Sujiati menjelaskan, berbagai kegiatan seperti pelatihan digelar guna memberikan kesempatan bagi masyarakat Banyuwangi, untuk terus meningkatkan kemampuan serta mencari dan mengakses lapangan pekerjaan sesuai passion atau skill masing-masing. Termasuk melalui berbagai pelatihan vokasi hingga perhelatan job fair yang rutin digelar setiap tahun.
”Ada upaya penumbuhan wirausaha baru melalui pelatihan berbasis kompetensi dan job fair. Melalui kegiatan tersebut diharapkan masyarakat berpeluang mendapat pekerjaan,” jelasnya.
Adapun pelatihan yang dilaksanakan, melihat dari kebutuhan dan perkembangan zaman. Hal itu diterangkan oleh Sujiati, bahwasanya terdapat beberapa pola permintaan tenaga kerja di masa depan. Contohnya jenis pekerjaan yang bersentuhan dengan pemanfaatan teknologi digital.
Selain itu, jika dilihat dari sisi soft skill, penerima kerja cenderung mencari tenaga kerja yang memiliki kemampuan analitis yang bagus, orientasi pada pemecahan masalah, serta memiliki keterampilan komunikasi yang baik.
Sedangkan dari segi hard skill, permintaan tenaga kerja banyak di bidang teknologi seperti IT, Videografi, editor, dan lainya masih cukup unggul, kemudian disusul dengan permintaan tenaga kerja dari jasa keuangan contohnya marketing perbankan maupun koperasi.
“Saat ini keterampilan digital yang dimiliki tenaga kerja khususnya wilayah Banyuwangi masih bersifat teoritis dan umum sehingga terjadi kesenjangan antara supply dan demand,” terangnya.
Sebagai informasi, pada tahun 2023 lalu, tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) di Banyuwangi mencapai 79,04 persen. Denganrincian persentase, laki-laki sebesar 89,83 persen dan perempuan 68,37 persen. (*)
Pewarta | : Anggara Cahya |
Editor | : Imadudin Muhammad |