TIMES BANYUWANGI, PROBOLINGGO – Kemunculan hewan ubur-ubur di sepanjang bibir pantai Kabupaten Probolinggo, semakin merata. Warga pesisir Probolinggo diminta untuk lebih berhati-hati bila melakukan aktifitas di sekitar hewan tak bertulang itu.

"Dampak lingkungan sejauh ini belum ada. Tapi jenis ubur-ubur yang muncul beberapa dari mereka memiliki efek samping bila bersentuhan, kulit akan terasa gatal," ungkap Kepala Bidang Perikanan Tangkap pada Dinas Perikanan (Diskan) Kabupaten Probolinggo, Hari Pur Sulistiono, Minggu (15/5/2022).

Kata pria yang akrab disapa Ipunk itu, jika nanti tak sangaja bersentuhan dan mengalami gatal, warga diminta cukup membilasnya dengan air sampai bersih. Lebih bagus juga dengan sabun dan air hangat.

Namun, lanjut dia, warga tidak perlu resah dengan kehadiran hewan laut tersebut. Sebab, keberadaan mereka bukan untuk merusak terumbu karang dan tak sampai mengacaukan ekosistem perairan pesisir pantai.

Kedatangan hewan laut tak bertulang itu lantaran terseret gelombang air laut. Angin kencang yang menggiring ombak, membuat hewan itu tak kuasa melawan ombak. Sehingga mereka harus terdampar di pesisir pantai.

"Mereka hewan lunak yang tak bisa melawan ombak. Jadi terseret gelombang sampai ke pesisir. Jumlah ubur-ubur ini pun sangat banyak dan merata di sepanjang pesisir pantai Kabupaten Probolinggo. Warga pesisir tak perlu panik," kata dia. (*)