TIMES BANYUWANGI, JAKARTA – Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky akhirnya melunak dengan keadaan setelah Presiden AS, Donald Trump tadi malam mengumumkan menghentikan semua bantuan militer ke Ukraina.

Volodymyr Zelenskyy dan Donald Trump bertengkar sengit dan disaksikan oleh seluruh dunia, saat mereka bertemu di Washington, Jumat minggu lalu ketika sedang membicarakan soal kesepakatan soal mineral dan gencatan senjata dengan Rusia.

Pemimpin Ukraina itu kemudian diusir dari Gedung Putih tanpa menandatangani kesepakatan mineral yang sangat dibutuhkan setelah ia dan Trump terlibat dalam pertengkaran sengit di Ruang Oval itu.

Namun pemimpin masa perang itu, seperti dilansir Daily Mail, semalam mengatakan dalam sebuah postingan di X,  bahwa dia ingin menyetujui gencatan senjata di langit dan laut segera, jika Rusia juga melakukan hal yang sama.

Pemimpin Ukraina itu juga mengatakan menyesali pertikaian di Gedung Putih dan siap bekerja di bawah kepemimpinan yang kuat, Donald Trump dan ingin memperbaiki keadaan'l setelah pertengkaran sengit mereka itu.

Menyikapi sikap Zelenskyy itu, sumber senior di pemerintah Inggris memperingatkan,  bahwa  posisi Zelensky mungkin tidak bisa dipertahankan tanpa akses bantuan militer Amerika Serikat 

Seorang pejabat senior yang tidak disebutkan namanya itu mengatakan kepada The Times, bahwa Ukraina hanya akan bisa  bertahan beberapa bulan saja, bahkan mungkin kurang kecuali aliran dukungan dari Amerika Serikat dilanjutkan. 

Saat kekhawatiran semakin meningkat bahwa Ukraina  tidak bisa bertahan hidup tanpa dukungan AS itulah, Zelensky kemudian membuat pernyataan dramatis semalam.

"Pertemuan kami di Washington, di Gedung Putih pada hari Jumat, tidak berjalan sebagaimana mestinya. Sangat disesalkan bahwa hal itu terjadi seperti ini. Sudah saatnya untuk memperbaiki keadaan," tandasnya.

"Tidak seorang pun dari kita menginginkan perang yang tak berkesudahan. Ukraina siap untuk datang ke meja perundingan sesegera mungkin untuk membawa perdamaian abadi lebih dekat. Tidak seorang pun menginginkan perdamaian lebih dari rakyat Ukraina," tegasnya.

"Tim saya dan saya siap bekerja di bawah kepemimpinan kuat Presiden Trump untuk mewujudkan perdamaian yang langgeng," katanya.

"Kami siap bekerja cepat untuk mengakhiri perang, dan tahap pertama bisa berupa pembebasan tawanan dan gencatan senjata di udara, larangan rudal, pesawat tak berawak jarak jauh, bom pada energi dan infrastruktur sipil lainnya, dan gencatan senjata di laut segera, jika Rusia melakukan hal yang sama," sambung Zelenskyy.

'Kemudian kami ingin bergerak sangat cepat melalui semua tahapan berikutnya dan bekerja sama dengan AS untuk menyetujui kesepakatan akhir yang kuat. 

"Kami benar-benar menghargai apa yang telah dilakukan Amerika untuk membantu Ukraina mempertahankan kedaulatan dan kemerdekaannya. Dan kami ingat momen ketika keadaan berubah ketika Presiden Trump memberi Ukraina tombak. Kami berterima kasih atas hal ini. 

"Pertemuan kita di Washington, di Gedung Putih pada hari Jumat, tidak berjalan sebagaimana mestinya. Sangat disayangkan bahwa hal itu terjadi seperti ini. Sudah saatnya untuk memperbaikinya. 

"Kami ingin kerja sama dan komunikasi di masa mendatang bersifat konstruktif. Mengenai perjanjian mineral dan keamanan, Ukraina siap menandatanganinya kapan saja dan dalam format apa pun yang sesuai. 

Kami melihat perjanjian ini sebagai langkah menuju keamanan yang lebih besar dan jaminan keamanan yang solid, dan saya sungguh berharap ini akan bekerja secara efektif.' 

Melunaknya Zelensky terjadi setelah Trump mengatakan hari ini dalam sebuah posting di Truth Social bahwa 'besok malam akan menjadi malam besar', tanpa mengatakan secara eksplisit apa yang dia umumkan. 

Zelenskyy Berterima Kasih

Sementara itu, Perdana Menteri Inggris, Keir Starmer menceritakan hasil percakapannya dengan Trump kepada Zelensky, dan pemimpin Ukraina itu menyatakan berterima kasih atas sarannya

Keir Starmer telah berbicara dengan Donald Trump melalui telepon sehari sebelumnya yakni pada 3 Maret 2025. Starmer kemudian menelepon Zelenskyy, Selasa, 4 Maret 2025.

Juru bicara pemerintah Inggris, seperti dilansir European Pravda yang mengutip Sky News mengatakan, bahwa Starmer menyambut baik komitmen teguh Zelensky untuk mengamankan perdamaian.

Ia kemudian memberi pengarahan kepada Zelenskyy mengenai diskusinya dengan Trump pada malam sebelumnya, dan menekankan bahwa sangat penting bagi semua pihak untuk bekerja menuju perdamaian yang langgeng dan aman bagi Ukraina sesegera mungkin.

"Menekankan bahwa perdamaian apa pun untuk Ukraina haruslah langgeng dan aman, Perdana Menteri mengatakan tidak ada yang lebih menginginkan perdamaian daripada Ukraina," kata juru bicara itu.

Volodymyr Zelenskyy pun mencatat bahwa ia dan Starmer telah membahas perkembangan terkini dan bertukar visi tentang langkah selanjutnya.

"Kami mengoordinasikan posisi kami dan melakukan segala hal untuk mencapai perdamaian yang terjamin secepat mungkin dan mengakhiri perang ini. Perdamaian dibutuhkan oleh kita semua. Perdamaian yang adil dengan jaminan keamanan yang jelas. Bersama dengan kepemimpinan Amerika Serikat dan seluruh Eropa, ini benar-benar dapat dicapai," tulis Zelenskyy di X (Twitter).

Ia juga menyampaikan rasa terima kasih kepada Starmer "atas saran dan dukungannya selama masa yang penuh tantangan ini".

"Kami akan selalu mengingat semua yang telah dilakukan rakyat Inggris untuk Ukraina dan keamanan bersama kita," tulis Zelenskyy.

Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky itu akhirnya melunak dengan keadaan setelah Presiden Donald Trump tadi malam mengumumkan menghentikan semua bantuan militer AS ke Ukraina. (*)