TIMES BANYUWANGI, CIANJUR – Suasana penuh semangat dan sorak sorai memenuhi Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB Cianjur (Lapas Cianjur) saat pekan olahraga resmi dibuka dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun ke-80 RI. 

Kalapas Cianjur, Eris Ramdani, memimpin langsung pembukaan yang ditandai dengan pemukulan gong dan tendangan pertama dalam pertandingan futsal. 

Dia menyatakan bahwa kegiatan ini bukan hanya seremonial tahunan, melainkan bentuk penghormatan terhadap para pahlawan yang telah memperjuangkan kemerdekaan.

“Kegiatan ini merupakan refleksi semangat perjuangan, serta upaya untuk memperkuat kebersamaan, persatuan, dan semangat nasionalisme di antara kita semua,” ujar Eris dalam keterangan yang diterima TIMES Indonesia, Rabu (6/8/2025).

Dengan tema "Bersatu Berdaulat, Rakyat Sejahtera, Indonesia Maju", pekan olahraga ini menghadirkan berbagai perlombaan yang berlangsung dari tanggal 5 hingga 17 Agustus 2025. 

Cabang olahraga yang dipertandingkan antara lain futsal, voli, catur, tenis meja, dan panjat pinang. Seluruh kegiatan melibatkan warga binaan dan petugas, menciptakan suasana yang penuh kebersamaan dan sportivitas.

Lebih lanjut Eris menambahkan, selain menjadi media hiburan dan pengisi waktu, kegiatan ini juga menjadi sarana pembinaan mental serta penguatan nilai-nilai positif di lingkungan lapas. 

"Tentunya kami berharap momen ini dapat menumbuhkan semangat nasionalisme, kedisiplinan, dan solidaritas di antara seluruh peserta," ungkapnya penuh harap.

Pekan olahraga ini lanjutnya bukan hanya bentuk perayaan, tetapi juga simbol harapan bahwa semangat untuk berubah, bangkit, dan kembali menjadi bagian dari masyarakat, bisa tumbuh dari ruang-ruang pembinaan seperti Lapas Cianjur. 

"Dengan semangat gotong royong dan rasa nasionalisme, kegiatan ini menjadi bukti bahwa kemerdekaan dapat dirayakan dalam bentuk yang membangun dan menyatukan," tukasnya.

Sementara itu warga binaan tampak antusias mengikuti setiap rangkaian lomba. Teriakan dukungan menggema dari lapangan futsal, menandai dimulainya pertandingan perdana. 

Bagi sebagian warga binaan, ajang ini menjadi pengingat bahwa semangat kemerdekaan dapat hidup di mana saja, bahkan di balik jeruji besi. (*)