TIMES BANYUWANGI, BANYUWANGI – Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak, memastikan bahwa pemandangan horor kemacetan parah hingga 40 kilometer di Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, tidak akan terulang kembali. Komitmen ini ditegaskan Emil setelah pihaknya rampung menggelar kunjungan kerja dan rapat koordinasi intensif dengan berbagai pemangku kepentingan di ASDP Ketapang, Banyuwangi, pada Senin (28/7/2025).
“Potensi kemacetan ini masih ada, tapi kalau kemacetan sampai 40 Km kita tidak mau itu terjadi lagi. Bahkan, kemacetan sepanjang 15 kilometer pun diharapkan tidak akan terulang,” tegasnya.
Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak, usai menggelar rapat bersama pemangku kepetingan. (FOTO: Fazar Dimas/TIMES Indonesia)
Dalam kunker ini, orang nomor 2 di Jawa Timur ini tidak sendiri. Emil didampingi oleh sejumlah tokoh penting, termasuk Ketua DPC Partai Demokrat Banyuwangi, Michael Edy Hariyanto, SH MH, dan Sekretaris, Julisetyo Puji Rahayu, SH. Turut hadir pula jajaran Fraksi Demokrat DPRD Banyuwangi, seperti Emy Wahyuni Dwi Lestari, Yuliawan Bambang Sukiyanto, Fadhan Nur Arifin, dan Riccy Antar Budaya.
Selama di Pelabuhan Ketapang, Emil menggelar rapat koordinasi bersama General Manager (GM) ASDP Ketapang Banyuwangi, Yannes Kurniawan, Kepala Seksi Status Hukum dan Sertifikasi Kapal Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas III Tanjung Wangi, Widodo, Plt Kepala UPT Pelabuhan Pengumpan Regional Banyuwangi, Hari Yulianto, dan Kepala Dinas Perhubungan Banyuwangi, I Komang Sudira Atmaja.
Termasuk dengan Kapolresta Banyuwangi, Kombes Pol Rama Samtama Putra, Kepala BPBD Banyuwangi, Danang Hartanto, Kepala Bidang Pelayaran Dinas Perhubungan (Dishub) Provinsi Jawa Timur Ir. Luhur Prihadi, perwakilan Pertamina Patra Niaga Integrated Terminal Tanjungwangi, Banyuwangi, Alia Anggraini, perwakilan Gapasdap Banyuwangi, perwakilan Lanal Banyuwangi dan instansi terkait lainnya.
Emil menjelaskan, insiden kemacetan 40 kilometer yang lalu terjadi karena hanya ada 6 hingga 7 kapal yang beroperasi, ditambah belum aktifnya KMP Portlink 7, serta diperparah dengan penutupan jalur Gumitir. Namun, kini situasinya telah berubah drastis.
“Saat ini, sudah ada 9 kapal yang beroperasi ditambah dengan KMP Portlink 7 yang kini telah aktif. Selain itu, manajemen rekayasa lalu lintas juga diperketat, dengan fokus pada pemilahan kendaraan dengan tonase 35 ton yang akan diarahkan langsung masuk pelabuhan,” jelasnya.
Dalam kesempatan tersebut, Emil Dardak juga menyoroti permasalahan jangka panjang. Dia mengakui bahwa jalan tol di Jawa Timur saat ini baru mencapai Besuki. Hal ini menjadi tantangan karena Banyuwangi, baik wilayah Tanjungwangi maupun Ketapang, akan terus menjadi titik simpul lalu lintas yang krusial.
"Jika tidak ada jalan alternatif, bersatunya lalu lintas ini tentu akan menjadi sumbatan yang luar biasa," ujarnya.
Maka dari itu, sebagai langkah konkret meminimalisir kemacetan, Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Pemprov Jatim) berencana melakukan revitalisasi sejumlah dermaga di Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi.
“Jadi bukan hanya nambah kapal, dermaganya juga bisa jadi bottleneck,” kata Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak. (*)
Pewarta | : Syamsul Arifin |
Editor | : Imadudin Muhammad |