TIMES BANYUWANGI, BANYUWANGI – Di tengah riuh rendah disinformasi dan hoaks yang kerap memantik kegaduhan di ruang digital, Banyuwangi justru melahirkan sebuah oase. Dari ujung timur Pulau Jawa, lahir sebuah gerakan moral yang menyatukan jurnalis, pegiat media sosial, hingga aparat negara dalam satu visi: menjaga ruang publik tetap sehat dan beradab.

Di balik gerakan itu berdiri Kombes Pol Dr. Rama Samtama Putra, SIK, MSi, MH, sosok Kapolresta Banyuwangi yang tak hanya dikenal tegas dalam tugas, tetapi juga piawai membaca perubahan zaman. Baginya, keamanan tak lagi semata soal patroli dan penegakan hukum, melainkan juga soal kejernihan informasi.

Dari pemikiran itulah Komunitas Banyuwangi Positive dan Gerakan Banyuwangi Positif lahir. Gerakan ini dideklarasikan pada Jumat, 13 Juni 2025, di Aston Hotel Banyuwangi. Bukan sekadar seremoni, melainkan tonggak baru pendekatan keamanan berbasis literasi digital.

Langkah Rama terbilang berani dan tidak lazim. Ia berhasil melakukan sesuatu yang jarang terjadi: menyatukan jurnalis lintas organisasi—mulai dari Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI), Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), hingga para influencer yang tergabung dalam Banyuwangi Social Media Network (BSMN)—dalam satu ruang kolaborasi.

“Gerakan ini adalah aksi bersama. Kita ingin membendung disinformasi dan ujaran kebencian yang bisa merusak kerukunan warga,” ujar Rama, Senin (29/12/2025).

Literasi Digital sebagai Benteng Keamanan

Kapolresta Banyuwangi, Kombes Pol Dr. Rama Samtama Putra, SIK, M Si, MH, bersama Ketua Komisi Pengaduan dan Penegakan Etika Pers Dewan Pers, Muhammad Jazuli. (Foto : Dokumentasi TIMES Indonesia)

Gerakan Banyuwangi Positif tak berhenti pada slogan. Fokus utamanya adalah edukasi publik. Masyarakat diajak memahami bagaimana kerja jurnalisme yang sehat, bagaimana memproduksi konten media sosial yang santun, hingga bagaimana menempuh jalur hukum yang tepat jika merasa dirugikan oleh konten digital.

Pendekatan ini membuat Banyuwangi tak hanya kondusif secara fisik, tetapi juga relatif sejuk di ruang maya. Di tengah maraknya polarisasi digital, Banyuwangi menjadi contoh bahwa kolaborasi adalah kunci.

Inisiatif tersebut bahkan menarik perhatian nasional. Ketua IJTI Pusat Herik Kurniawan serta Ketua Komisi Pengaduan dan Penegakan Etika Pers Dewan Pers Muhammad Jazuli memberikan apresiasi tinggi. Keduanya menilai Gerakan Banyuwangi Positif sebagai pilot project harmoni media yang layak direplikasi di daerah lain.

Pergi dengan Jejak, Bukan Sekadar Jabatan

Kini, perjalanan pengabdian Kombes Pol Rama memasuki babak baru. Ia mendapat amanah sebagai Dirreskrimsus Polda Papua, meninggalkan Banyuwangi yang telah menjadi ladang pengabdiannya. Jabatan Kapolresta Banyuwangi pun diteruskan oleh Kombes Pol Dr. Rofiq Ripto Himawan, SIK, SH, MH, mantan Dosen Utama Akpol Lemdiklat Polri.

Namun, meski raga Rama bertugas jauh di Tanah Papua, warisan Banyuwangi Positif tetap hidup. Semangat kolaborasi, literasi, dan kesejukan informasi telah tertanam kuat di Bumi Blambangan.

Jejak Rama Samtama Putra menjadi pengingat bahwa keamanan tidak hanya dibangun dengan seragam dan senjata, tetapi juga dengan kepercayaan, dialog, dan informasi yang jernih.

Selamat bertugas di timur Indonesia, Kombes Pol Rama. Banyuwangi mencatat pengabdianmu, dan semangat positif yang kau tanamkan akan terus tumbuh, menginspirasi banyak daerah untuk menjaga Indonesia tetap teduh.(*)