https://banyuwangi.times.co.id/
Berita

Banyuwangi Jadi Laboratorium Pupuk Cair Organik, Demi Pertanian Ramah Lingkungan

Selasa, 02 September 2025 - 20:11
Banyuwangi Jadi Laboratorium Pupuk Cair Organik, Demi Pertanian Ramah Lingkungan Pengambilan sampel kohe oleh tim peneliti. (FOTO: Dokumentasi Istimewa)

TIMES BANYUWANGI, BANYUWANGI – Banyuwangi, Jawa Timur kini menjadi pusat perhatian para peneliti sebagai tempat “Laboratorium” dalam mengkaji potensi pupuk cair organik untuk kemajuan dunia pertanian yang lebih ramah lingkungan.

Untuk diketahui, pupuk cair organik atau dikenal dengan pupuk Bio Slurry adalah pupuk pupuk organik yang merupakan produk akhir dari pengolahan biogas yang disebut kaya nutrisi untuk tanaman serta baik untuk menyuburkan tanah. Sedangkan biogas sendiri yakni gas terbarukan yang dihasilkan dari penguraian bahan organik, seperti kotoran ternak dan sampah organik, melalui proses fermentasi anaerob oleh bakteri.

Kotoran hewan dan sampah organik yang berpotensi mencemari lingkungan itu justru diolah menjadi sumber energi ramah lingkungan. Bukan itu saja, biogas yang dihasilkan mampu mengurangi biaya bulanan rumah tangga, sedangkan Bio Slurry telah digunakan oleh para petani untuk tambahan pupuk pertanian yang terbukti mampu meremajakan tanah.

Ternyata sumber energi ramah lingkungan itu sudah dimanfaatkan oleh masyarakat Banyuwangi. Sedikitnya 35 warga di Bumi Blambangan telah memperoleh bantuan instalasi biogas skala rumah tangga melalui program pemberdayaan masyarakat dalam mengelola sampah rumah tangga yang digagas oleh Emvitrust Indonesia. 

Melihat potensi yang besar dan terus berkembanganya produk ramah lingkungan di Banyuwangi. Tim peneliti yang terdiri dari dosen dan mahasiswa Prodi Teknik Lingkungan Fakultas Sains dan Teknologi UNIPAR Jember, melakukan penelitian tentang pengaruh jenis bahan baku (feedstock) terhadap kualitas Bio Slurry dan produksi biogas pada reaktor biogas skala rumah tangga yang ada di Kabupaten paling timur Pulau Jawa.

Ketua tim peneliti, Agung Herdianto menjelaskan, sampel Bio Slurry diambil dari tiga lokasi berbeda, yaitu dari Desa Tulungrejo Kecamatan Glenmore diambil sampel feedstock berupa kotoran kambing, Desa Bomo Kecamatan Blimbingsari berupa sampah organik rumah tangga, dan Desa Kedungringin Kecamatan Muncar berupa kotoran sapi. 

“Pemilihan tiga lokasi penelitian didasarkan pada beberapa pertimbangan, yaitu penggunaan biogas telah memiliki instalasi biogas skala rumah tangga dengan biodigester tipe fixed dome berkapasitas 2 meter kubik yang telah digunakan selama lebih dari dua tahun,” jelasnya, Selasa (2/9/2025).

Adapun parameter utama yang dianalisis, masih kata Agung, meliputi volume dan tekanan biogas, kemudian karakteristik Bio Slurry seperti pH, kadar unsur hara makro Nitrogen, Fosfor, dan Kalium (NPK), kadar logam berat, serta parameter mikrobiologi.

"Hasil pengujian laboratorium terhadap kualitas Bio Slurry ini sangat penting. Data inilah yang nantinya akan menjadi dasar ilmiah untuk mengusulkan izin edar pupuk cair organik kepada pihak berwenang,” tuturnya.

“Harapannya, pupuk Bio Slurry ini dapat dipasarkan secara legal dan lebih luas. Sehingga memberikan nilai ekonomis bagi pengelolanya dan sekaligus mendukung kemajuan pertanian organik serta ramah lingkungan di Banyuwangi,” imbuh Agung.

Sebagai informasi, penelitian ini didanai oleh Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Direktorat Jenderal Penelitian dan Pengembangan, Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Republik Indonesia melalui skema Penelitian Dosen Pemula (PDP) Tahun 2025. (*)

Pewarta : Anggara Cahya
Editor : Ferry Agusta Satrio
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Banyuwangi just now

Welcome to TIMES Banyuwangi

TIMES Banyuwangi is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.