https://banyuwangi.times.co.id/
Berita

Desa Setail Banyuwangi Jadi Pilot Project Benih Padi Unggulan M70D

Senin, 18 Juli 2022 - 21:46
Desa Setail Banyuwangi Jadi Pilot Project Benih Padi Unggulan M70D Suasana rapat koordinasi antara Pemerintah Desa Setail, Kecamatan Genteng, Banyuwangi, dengan perwakilan M-Tani, pengurus DPC HKTI Banyuwangi dan perwakilan kelompok tani (Foto : Syamsul Arifin/TIMES Indonesia)

TIMES BANYUWANGI, BANYUWANGIDesa Setail, Kecamatan Genteng, Banyuwangi, Jawa Timur, jadi pilot project benih padi unggulan M70D. Varietas padi ciptaan perusahaan M-Tani ini lebih tahan hama dan lebih cepat panen, antara 70 – 80 hari. Dengan kata lain, petani bisa melakukan tanam padi hingga 4 kali setahun.

Sebagai langkah awal, dilakukan rapat koordinasi di Kantor Desa Setail, Senin (18/7/2022). Tatap muka diikuti Kepala Desa (Kades) Setail, Drs Saifudin M Pd I, Manajer Area I M-Tani (Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali dan Nusa Tenggara Barat), Sugeng Widodo, ST serta Field Asisten M-Tani (Wilayah Jember, Banyuwangi, Situbondo dan Bondowoso), Deni Putra.

Petugas penyuluh pertanian Desa Setail, perwakilan kelompok tani dan jajaran pengurus Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Banyuwangi. Diantaranya, Wakil Ketua, Rudi Hartono Latif dan Humas, Syamsul Arifin alias Mas Bono.

Kehadiran DPC HKTI Banyuwangi, dalam pertemuan ini sebagai bukti komitmen organisasi dalam mewujudkan ketahanan, kemandirian dan kedaulatan pangan nasional. Sekaligus mendorong peningkatan kesejahteraan petani melalui optimalisasi hasil panen.

Dan kebetulan, pilot project penanaman benih padi unggulan M70D ini memang kerjasama antara Pemerintah Desa Setail, DPC HKTI Banyuwangi dan M-Tani.

Selama pertemuan, Manajer Area I M-Tani, Sugeng Widodo, menjabarkan tentang apa itu benih unggulan M70D. Disitu dijelaskan bahwa benih padi dengan nama panjang Moeldoko 70 Day, adalah ciptaan perusahaan riset pertanian M-Tani. Yang merupakan perusahaan milik Moeldoko, Ketua Umum HKTI, sekaligus Kepala Kantor Staf Presiden (KSP).

Rapat-Pemerintah-Desa-Setail-a.jpgSuasana rapat koordinasi antara Pemerintah Desa Setail, Kecamatan Genteng, Banyuwangi, dengan perwakilan M-Tani, pengurus DPC HKTI Banyuwangi dan perwakilan kelompok tani dalam program pilot project padi unggulan M70D. (Foto : Syamsul Arifin/TIMES Indonesia)

“Keunggulannya genjah, atau memiliki usia panen singkat. Sudah bisa dipanen diumur 70 hari untuk daerah yang iklimnya cocok. Namun untuk wilayah Desa Setail, Kecamatan Genteng, Banyuwangi, diperkirakan sudah bisa panen antara umur 75 – 80 hari,” katanya.

Padi M70D, masih Sugeng, sangat tahan serangan hama. Termasuk serangan hama wereng. Dengan masa tanam paling lama 80 hari, dipastikan petani bisa melakukan tanam padi hingga 4 kali setahun. Dengan catatan, irigasi bagus atau bukan sawah tadah hujan.

“Meski bisa panen dalam waktu singkat, tapi padi M70D mampu menghasilkan gabah antara 9 – 10.3 ton per hektar,” ungkapnya.

Kepada perwakilan kelompok tani, Sugeng juga menyampaikan prosedur penyemaian hingga perawatan tanaman guna memaksimalkan pertumbuhan. Pertama, dalam pembuatan penyemaian, benih padi M70D disarankan untuk dilakukan perendaman selama 1 x 24 jam.

“Tujuannya, agar bulir gabah lebih mudah pecah dan tumbuh,” ujarnya.

Setelah direndam, benih gabah diperam selama 2 x 24 jam, sebelum ditebar dipesemaian. Pesemaian padi M70D maksimal 20 hari. Idealnya, pada usia 15 – 20 hari sudah harus dilakukan pemindahan tanam. Pemupukan pertama, bisa dilakukan pada usia 12 hari setelah pindah tanam. Dan pemupukan kedua di usia 30 hari.

Memasuki hari ke 55 setelah pindah tanam, padi M70D sudah mulai tumbuh bunga padi. Dan di usia 70 – 80 hari sudah bisa dipanen.

“Pada padi M70D, seluruh aktivitas tindakan perawatan maju, karena usia padi memang pendek,” urai Sugeng.

Disampaikan, untuk lahan 1 hektar, padi unggulan M70D hanya membutuhkan benih sebanyak 25 kilogram saja. Sementara untuk pemupukan satu musim tanam hanya dibutuhkan 275 – 350 kilogram pupuk. Dengan komposisi 200 kilogram pupuk urea dan 150 kilogram pupuk NPK.

Rapat-Pemerintah-Desa-Setail-b.jpgSuasana rapat koordinasi antara Pemerintah Desa Setail, Kecamatan Genteng, Banyuwangi, dengan perwakilan M-Tani, pengurus DPC HKTI Banyuwangi dan perwakilan kelompok tani dalam program pilot project padi unggulan M70D. (Foto : Syamsul Arifin/TIMES Indonesia)

Ada yang istimewa dalam budidaya padi M70D ini. Yakni seluruh gabah hasil panen akan dibeli sendiri oleh M-Tani. Harga yang ditawarkan pun sangat menggiurkan, 5 persen diatas harga tertinggi pasaran.

Dan ketika masa panen raya, saat harga gabah anjlok. M-Tani tetap akan membeli gabah M70D dengan harga yang menarik. Paling rendah Rp 4.000 per kilogram.

Kades Setail, Drs Saifudin M Pd I, mengaku sangat bersemangat dengan agenda pilot project padi unggulan M70D ini. Rencananya, penanaman akan dilakukan dilahan seluas 5 hektar di Tanah Kas Desa (TKD).

“Ini adalah salah satu upaya kami dalam mewujudkan desa berdaulat dan ber swasembada pangan. Serta meningkatkan kesejahteraan petani,” katanya.

Selama ini, Desa Setail memang konsen terhadap tumbuh kembang sektor pertanian. Salah satunya dengan membentuk Mall Tani. Dan disitu juga digawangi para kelompok tani serta wanita tani.

Saifudin bercerita, selama ini pihaknya telah ditemui banyak perusahaan pertanian. Namun semua dianggap belum menyentuh semangat mensekahterakan petani. Kehadiran padi unggulan M70D diharapkan mampu menjadi penjawab harapan kaum tani setempat.

“Kami sangat antusias dengan padi M70D ini karena ini produk asli dalam negeri. Namun dalam pelaksanaanya, kami berharap pemerintah daerah mampu membantu dalam ketersediaan pupuk,” cetusnya.

Sementara itu, Wakil Ketua HKTI Banyuwangi, Rudi Hartono Latif, mengaku sangat optimis dengan kesuksesan program pilot project yang dilakukan Pemerintah Desa Setail. Karena selama program berlangsung, penanaman padi M70D akan didampingi langsung oleh pengurus DPC HKTI Banyuwangi dan konsultan M-Tani.

“Jadi akan ada konsultan M-Tani yang langsung turun mendampingi. Alhamdulillah, Pemdes Setail juga menyediakan tempat dan kebutuhan konsultan selama pendampingan, ini sangat luar biasa,” katanya.

Dijelaskan, ada sejumlah alasan dipilihnya Desa Setail, Kecamatan Genteng, Banyuwangi, sebagai lokasi pilot project padi M70D. Pertama, wilayah setempat memiliki para petani yang berfikiran maju. Kedua, pemerintah desa setempat sangat mendukung tumbuh kembang sektor pertanian.

Selain itu, sengaja dicetus di Desa Setail sebagai bentuk peran serta HKTI dibawah kepemimpinan Wakil Bupati Banyuwangi, H Sugirah, S Pd, M Si, dalam memajukan serta meningkatkan kesejahteraan petani. Dan sumbangsih program dari Ketua OKK DPP HKTI, Handoko, yang merupakan putra daerah Banyuwangi. (*)

Pewarta : Syamsul Arifin
Editor : Deasy Mayasari
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Banyuwangi just now

Welcome to TIMES Banyuwangi

TIMES Banyuwangi is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.