TIMES BANYUWANGI, JAKARTA – Densus 88 Antiteror Polri baru-baru ini menyampaikan bahwa sekitar 150.000 warga Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) berpotensi terpapar radikalisme dan terorisme. Ancaman tersebut mendorong upaya untuk meningkatkan edukasi dan kesadaran masyarakat tentang risiko ini guna mengantisipasi potensi ancaman tersebut.
Kasatgaswil Densus 88 Antiteror Polri, AKBP Maslikan, dalam sebuah dialog kebangsaan di Pangkalpinang pada Senin (2/10/2023), menegaskan pentingnya sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat. Menurutnya, kegiatan ini adalah langkah proaktif untuk melindungi masyarakat dari potensi terpapar radikalisme dan terorisme.
Dialog kebangsaan ini memiliki tema yang relevan, yaitu "Ancaman Radikal Terorisme dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara." Dialog ini adalah upaya bersama dengan PT Timah Tbk untuk memperkuat pemahaman masyarakat, terutama insan timah, tentang cara melawan radikalisme dan terorisme di daerah ini.
Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), hampir 10% dari total 1,5 juta penduduk Kepulauan Babel berpotensi terlibat dalam radikalisme dan terorisme.
"Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), sebanyak 150.000 jiwa atau 9,99 persen dari 1,5 juta jumlah penduduk Kepulauan Babel berpotensi radikal dan terorisme," ujarnya.
Saat ini, kata dia, Indonesia secara keseluruhan telah mencapai 10% dari jumlah penduduknya yang berpotensi terpapar oleh ancaman serupa.
Kasatgaswil Densus 88 Antiteror Polri juga menegaskan bahwa data ini didasarkan pada survei BNPT dan bahwa mereka tidak dapat membagikan data intelijen terkait potensi paham berbahaya yang dapat mengancam persatuan bangsa.
Dia menambahkan bahwa dialog kebangsaan bersama insan timah akan membahas potensi dan ancaman radikalisme dan terorisme. Tujuannya adalah untuk mencari solusi dan langkah-langkah pencegahan yang dapat diambil untuk menghindari penyebaran ideologi yang merusak ini.
Walau situasi radikalisme dan terorisme di Kepulauan Bangka Belitung masih relatif aman, tetapi langkah-langkah antisipasi melalui dialog, diskusi, dan penguatan masyarakat, terutama melibatkan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) seperti PT Timah Tbk, tetap diperlukan untuk menjaga keamanan dan persatuan.
Direktur Utama PT Timah Tbk, Ahmad Dani Virsal, menyampaikan apresiasi terhadap inisiatif Densus 88 Antiteror Polri. "Hal ini penting sebagai bagian dari pembinaan kesadaran terhadap bela negara, mengingat pembinaan kesadaran bela negara adalah tanggung jawab seluruh komponen bangsa," katanya. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Data Densus: 150 Ribu Warga Babel Berpotensi Terpapar Paham Radikal
Pewarta | : Antara |
Editor | : Ferry Agusta Satrio |