TIMES BANYUWANGI, BANTUL – Bayu Setiawan tak bisa menyembunyikan rasa bahagianya. Peternak asal Kabupaten Bantul itu baru saja mencetak sejarah pribadi karena salah satu sapi miliknya, seekor Peranakan Ongole (PO) bernama Bagong, dibeli Presiden Prabowo Subianto untuk hewan kurban tahun ini.
“Perasaan saya sangat senang. Ini baru pertama kali sapi saya dibeli orang nomor satu di republik ini. Biasanya hanya pengusaha atau pejabat lokal. Alhamdulillah,” ungkap Wawan, sapaan akrab pria 43 tahun itu, saat ditemui di Kandang Wereyo Farm, Minggu (11/5/2025).
Warga Padukuhan Mangunan, Kalurahan Mangunan, Kapanewon Dlingo, Bantul ini telah tujuh tahun menekuni usaha penggemukan sapi. Di lahan miliknya, sekitar 50 ekor sapi dari berbagai jenis seperti PO, limousin, dan simmental dirawat dengan telaten.
Harga jualnya bervariasi, dari Rp 23 juta hingga Rp 150 juta per ekor, dengan pembeli dari berbagai daerah seperti DIY, Jawa Tengah, hingga Jakarta.
Kisah terpilihnya Bagong bermula dari informasi yang disampaikan dokter Puskeswan Dlingo, tentang adanya seleksi hewan kurban untuk Presiden. Wawan lalu mendaftarkan sapinya ke Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Bantul.
Seleksi pun berlangsung ketat mulai dari pengecekan bobot, kesehatan, vaksinasi, hingga uji feses di laboratorium BBVET Wates selama lima hari. Hasilnya, Bagong dinyatakan memenuhi seluruh syarat.
“Setelah diseleksi oleh tim DKPP, kami lalu negosiasi harga. Akhirnya disepakati Rp 90 juta. Alhamdulillah, ini jadi berkah besar bagi saya dan keluarga,” ujarnya penuh semangat.
Tak hanya dirinya, Wawan berharap pencapaian ini bisa memotivasi peternak lain untuk lebih serius menekuni usaha ternak. Menurutnya, beternak bukan sekadar urusan rumput dan kotoran, tapi juga peluang usaha yang menjanjikan jika dijalani dengan tekun.
“Saya pernah jatuh bangun, untung-rugi, tapi tidak pernah menyerah. Saya ingin buktikan, peternakan bisa mengubah hidup,” tegasnya.
Anjas Zena Daffa Pratama (23), koordinator kandang, menambahkan bahwa Bagong dibeli Wawan dari petani di Prambanan saat masih berusia 1,5 tahun. Nama “Bagong” dipilih karena tubuh sapinya yang gemuk, mirip tokoh punakawan dalam wayang.
“Tidak ada makna khusus, hanya doa agar sapinya sehat dan besar. Tapi sekarang malah jadi kebanggaan kandang karena dibeli Presiden. Saya sebagai anak kandang makin semangat,” kata Anjas. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Dari Kandang Dlingo Bantul ke Istana, Sapi Bagong Milik Bayu Dibeli Presiden Prabowo
Pewarta | : Edy Setyawan |
Editor | : Ronny Wicaksono |