Berita

Ilmuwan Internasional Temukan Batu Meteorit 7,6 Kg di Antartika

Kamis, 26 Januari 2023 - 18:15
Ilmuwan Internasional Temukan Batu Meteorit 7,6 Kg di Antartika Meteorit seberat 17 pon yang ditemukan tim peneliti Internasional. (FOTO: Scitechdaily)

TIMES BANYUWANGI, JAKARTA – Sebuah tim peneliti internasional yang baru saja kembali dari Antartika dan berhasilp menemukan lima meteorit salah satunya seberat 16,7 pound (7,6 kg).

Tim peneliti dipimpin oleh Vinciane Debaille dari Université Libre de Bruxelles (FNRS-ULB) dan bersamanya ada Maria Valdes, seorang ilmuwan riset di Field Museum dan University of Chicago, Maria Schönbächler (ETH-Zurich) dan Ryoga Maeda (VUB-ULB). 

Tim tersebut dipandu oleh Manu Poudelet dari International Polar Guide Association dan dibantu oleh Alain Hubert.

Mereka kembali dengan membawa batu lima meteorit baru. Antartika merupakan tempat yang sulit untuk bekerja, karena sangat dingin, terpencil, dan liar. 

Namun, seperti dilansir di Scitechdaily.com, ternyata Antartika adalah salah satu tempat terbaik di dunia untuk berburu meteorit. Itu sebagian karena Antartika adalah gurun, dan iklimnya yang kering membatasi tingkat pelapukan yang dialami meteorit.

Di atas kondisi kering, bentang alamnya sangat ideal untuk berburu meteorit, yakni batuan antariksa hitam menonjol dengan jelas di atas padang bersalju.

Bahkan ketika meteorit itu tenggelam ke dalam es, karena ada gerakan gletser yang bergolak akan mendorong dan ikut membantu memunculkan kembali meteorit di dekat permukaan bidang benua es biru itu.

Meteorit-2.jpgPara ilmuwan saat berburu meteorit di lapangan es yang penuh dengan batu-batu yang berserakan. (FOTO: Scitechdaily)

Maria Valdes memperkirakan bahwa dari sekitar 45.000 meteorit yang diambil dari Antartika selama abad lalu, hanya sekitar seratus atau lebih yang berukuran seperti ini atau lebih besar.

"Ukuran tidak selalu menjadi masalah dalam hal meteorit, dan bahkan mikrometeorit kecil pun bisa sangat berharga secara ilmiah," kata Valdes. "Tetapi tentu saja, menemukan meteorit besar seperti ini jarang terjadi, dan sangat menarik," tambahnya.

Para peneliti itu yang pertama mengeksplorasi potensi situs meteorit baru yang dipetakan menggunakan citra satelit oleh Veronica Tollenaar, seorang mahasiswa tesis glasiologi di ULB.

"Berpetualang menjelajahi daerah yang tidak diketahui memang mengasyikkan," kata Debaille.

"Tetapi kami juga harus menghadapi kenyataan bahwa di lapangan jauh lebih sulit daripada keindahan citra satelit itu," kata dia.

Meskipun mengatur waktu perjalanan mereka untuk musim panas Antartika pada akhir Desember, suhu berkisar sekitar 14° F (-10° C).

Maria Valdes juga mencatat bahwa beberapa hari selama perjalanan mereka, sebenarnya di Chicago lebih dingin daripada di Antartika, tetapi menghabiskan hari-hari dengan mengendarai mobil salju dan berjalan-jalan melalui ladang es lalu tidur di tenda membuat cuaca Antartika terasa lebih ekstrem.

Lima batu meteorit yang ditemukan oleh tim Internasional itu akan dianalisis di Institut Ilmu Pengetahuan Alam Kerajaan Belgia.

Sementara itu, sedimen yang berpotensi mengandung mikrometeorit kecil dibagi di antara para peneliti untuk dipelajari di institusi mereka masing-masing.

Valdes mengatakan dia sangat ingin melihat apa yang diungkapkan oleh analisis meteorit, karena mempelajari meteorit membantu kita lebih memahami tempat kita di alam semesta.

"Semakin besar ukuran sampel meteorit yang kita miliki, semakin baik kita bisa memahami Tata Surya kita, dan semakin baik pula kita dapat memahami diri kita sendiri," ujar Maria Valdes. (*)

Pewarta : Widodo Irianto
Editor : Ferry Agusta Satrio
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Banyuwangi just now

Welcome to TIMES Banyuwangi

TIMES Banyuwangi is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.