TIMES BANYUWANGI, BANYUWANGI – Masalah sampah yang kerap menjadi persoalan pelik di berbagai daerah, berhasil diatasi dengan baik di Banyuwangi. Kolaborasi yang kuat antara pemerintah, masyarakat, dan berbagai pihak terkait telah melahirkan inovasi-inovasi dalam pengelolaan sampah, mengubah Kabupaten Banyuwangi menjadi contoh inspiratif dalam pengelolaan lingkungan.
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyuwangi telah menunjukkan komitmen yang tinggi dalam mengatasi permasalahan sampah. Melalui regulasi-regulasi yang mengutamakan prinsip 3R (reduce-reuse-recycle) dan partisipasi masyarakat, serta menjalin kerjasama pengelolaan sampah dengan pihak-pihak terkait baik Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi Jawa Timur, pihak swasta, Non Governmental Organization (NGO), akademisi, dunia usaha, asosiasi, penyandang dana atau negara pendonor dan masyarakat. Banyuwangi berhasil mengelola sampah secara berkelanjutan.
Pemkab Banyuwangi telah membangun 26 TPS3R yang menyebar di Kecamatan- Kecamatan. Salah satunya di Kecamatan Muncar yang juga terkenal sebagai pemasok ikan terbesar di Indonesia. Hal ini selaras dengan sampah yang dihasilkan.
Plt. Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Banyuwangi, Dwi Handayani mengatakan, Pemkab Banyuwangi bekerjasama dengan NGO PT. Systemiq Lestari Indonesia telah mengantisipasi meluapnya timbulan sampah di Kecamatan Muncar dengan program Project STOP membangun 2 TPS3R. Yaitu TPS3R Bio Mandiri Lestari di Desa Tembokrejo dan TPS3R Sidoayu di Desa Sumberberas.
“Pemkab juga membantu penyediaan sarana dan prasarana persampahan pada desa-desa di Kecamatan Muncar,” kata Handayani, Jumat, (11/10/2024).
Dia menjelaskan, TPS3R Bio Mandiri Lestari dikelola oleh Pemerintah Desa Tembokrejo untuk melayani 4 desa yaitu Desa Tembokrejo, Desa Kumendung, Desa Tapanrejo, serta Desa Sumbersewu.
“TPS3R Bio Mandiri Lestari memiliki kapasitas 20 ton/hari. Sampah rumah tangga yang dapat dikelola sebesar 10-20 ton/hari serta sampah kegiatan komersil sebanyak 4 ton perhari,” terangnya.
Tidak hanya itu, TP3R Bio Mandiri Lestari mampu merekrut tenaga kerja dari masyarakat Desa Tembokrejo sebanyak 34 orang yang melayani kurang lebih 19 ribu jiwa dan kegiatan komersil sebanyak 70 unit yang tersebar di beberapa desa layanan.
Pada tahun 2022 TPS3R Tembokrejo telah berpartisipasi dalam eksport sampah plastik ke Austria dengan total sampah yang dikirim sebesar 28 ton, setiap 1 bulan sekali eksport sampah plastik botol kemasan ke Kanada sebesar 1,2 ton/pengiriman dan 3 bulan sekali mengeksport sampah plastik ke Malaysia sebesar 6 ton untuk di daur ulang menjadi aneka produk plastik.
“TPS3R Bio Mandiri Lestari telah menerapkan prinsip sirkular ekonomi. Desa Tembokrejo telah mendapatkan bantuan berupa bangunan TPS3R, mesin pemilah sampah (conveyor) serta sarana penunjang lainnya yaitu 1 unit dump truk, 14 unit kendaraan roda tiga pengangkut sampah, dan 13.386 unit tempat sampah untuk rumah tangga,” jelasnya.
Sedangkan untuk TPS3R Sidoayu Sumberberas memiliki kapasitas terpasang 25 ton/hari, yang diperuntukkan untuk melayani 6 desa yaitu Desa Sumberberas, Desa Blambangan, Desa Kedungrejo, Desa Kedungringin, Desa Wringinputih, dan Desa Tambakrejo.
Desa Sumberberas telah mendapatkan bantuan bangunan TPS3R, mesin pemilah sampah (conveyor) serta sarana penunjang lainnya yaitu 1 unit dump truck, 10 unit kendaraan roda tiga pengangkut sampah, dan 8.046 unit tempat sampah untuk rumah tangga.
“Pemkab Banyuwangi bekerjasama dengan PT. Systemiq Lestari Indonesia juga memberikan bantuan sarana persampahan kepada Desa Kedungrejo berupa 1 unit dump truk, 1 unit pick up, 11 unit kendaraan roda tiga pengangkut sampah dan 12.120 unit tempat sampah untuk rumah tangga,” tambah Yani.
Disisi lain, Desa Kedungringin juga mendapatkan bantuan berupa 2 kendaraan roda tiga pengangkut sampah dan 4.502 unit tempat sampah. Desa Kumendung mendapatkan bantuan yaitu 1 unit kendaraan roda tiga pengangkut sampah dan 1.034 unit tempat sampah.
Desa Sumbersewu mendapatkan bantuan berupa 1 unit kendaraan roda tiga pengangkut sampah dan 644 unit tempat sampah. Desa Tapanrejo mendapat bantuan berupa 1 unit kendaraan roda tiga pengangkut sampah dan 396 unit tempat sampah.
Desa Tambakrejo mendapatkan bantuan berupa 244 unit tempat sampah. Desa Wringinputih mendapatkan bantuan berupa 3 unit kendaraan roda tiga dan 902 unit tempat sampah. Desa Blambangan mendapatkan bantuan berupa 282 unit tempat sampah untuk rumah tangga.
“TPS3R di Muncar tidak hanya mendapatkan penunjang fisik. Tapi juga pelatihan manajemen dan pengelolaan sampah kepada masyarakat, serta penguatan peraturan desa dan perkades persampahan juga telah diberikan untuk mengoptimalkan kegiatan pengelolaan sampah di Desa/Kelurahan se Kabupaten Banyuwangi,” urainya.
Pada tahun 2019 dan 2022, TPS3R Tembokrejo mendapat kehormatan dengan dikunjungi oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi untuk melihat langsung keberhasilan Pengelolaan sampah skala Desa yang tidak hanya berdampak secara lingkungan tapi juga membuka lapangan pekerjaan bagi warga Desa Tembokrejo dan Desa-Desa lainnya di Kecamatan Muncar dengan berbagai capaian tersebut.
TPS3R Tembokrejo berkesempatan mengelola skema plastik kredit, dimana skema tersebut merupakan bentuk afirmasi terhadap pengelolaan sampah plastik dengan total 1.900 ton sampah plastik yang sudah dikelola. TPS3R Tembokrejo dapat memperoleh sumber pendapatan alternatif untuk memastikan keberlanjutan pengelolaan sampah di Desa Tembokrejo khususnya dan Kabupaten Banyuwangi pada umumnya.
Tak hanya itu, TPS3R Bio Mandiri Lestari berhasil meraih penghargaan Plakat Adipura dari Kementerian Lingkungan Hidup RI pada tahun 2024 karena mampu melakukan pengelolaan sampah dengan mekanisme sistematis, serta membuktikan komitmennya untuk terus mengelola sampah dengan baik dan menerapkan sirkular ekonomi. Ini menjadi langkah kongkret dalam mendukung konsep Reduce, Reuse, Recycle (TPS 3R) yang diusung.
Handayani Menambahkan, program TPS3R ini tidak hanya berhenti di Kecamatan Muncar dengan PROJECT STOP. Sebagai upaya untuk meningkatkan Banyuwangi yang sehat dan bersih, Pemerintah Kabupaten Banyuwangi melanjutkan kerjasama dengan PT. Systemiq Lestari Indonesia dengan mengembangkan Program Banyuwangi Hijau Fase I dengan memberikan layanan kepada 6 (enam) kecamatan dan 44 (empat puluh empat) desa.
“Sebanyak 34 Desa telah menandatangani perjanjian kerja sama dengan UPT Pengelolaan Persampahan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Banyuwangi untuk melakukan layanan persampahan di Tempat Pengelolaan Sampah (TPS) Balak di Desa Songgon yang berkapasitas 84 ton/hari,” jelasnya.
Salah satu upaya mengoptimalkan layanan pengelolaan sampah terutama pada wilayah Banyuwangi Selatan, tahun 2024 Pemerintah Kabupaten Banyuwangi melalui Program Banyuwangi Hijau Fase II sedang mempersiapkan pembangunan Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu di Desa Karetan Kecamatan Purwoharjo.
TPST Karetan nantinya akan beroperasional dengan kapasitas 167 ton perhari dan akan melayani 8 kecamatan yaitu Kecamatan Purwoharjo, Kecamatan Bangorejo, Kecamatan Cluring, Kecamatan Gambiran, Kecamatan Tegaldlimo, Kecamatan Tegalsari, Kecamatan Siliragung dan Kecamatan Pesanggaran.
Sedangkan untuk pengembangan sampah di wilayah Banyuwangi utara, akan dibangun TPST dan TPA Wongsorejo dengan luas lahan 15 Ha berkapasitas 500 ton/hari.
“Proses pengelolaan sampah pada TPST dan TPA Wongsorejo menggunakan sistem Refuse Derifed Fuel (RDF) sehingga menghasilkan residu yang sedikit. Residu tersebut akan dikelola pada landfill TPA dengan metode sanitary landfill,” cetusnya.
Handayani berharap, Implementasi program-program persampahan yang telah digalakkan Pemkab Banyuwangi serta didukung oleh berbagai elemen masyarakat dan NGO diharapkan dapat terus berkembang sehingga dapat menjangkau 1,7 juta penduduk Banyuwangi.
“Dan berkontribusi terhadap Kebijakan Strategis Daerah dimana target Kabupaten Banyuwangi untuk dapat mengurangi sampah plastik sebesar 30% dan penanganan sampah rumah tangga sebesar 70% pada akhir tahun 2025,” jelasnya. (*)
Pewarta | : Fazar Dimas Priyatna |
Editor | : Imadudin Muhammad |