TIMES BANYUWANGI, BANYUWANGI – Seperti mencari jarum di tumpukan jerami. Mungkin kalimat ini cukup tepat untuk menggambarkan sulitnya mendapatkan gas LPG 3 kilogram alias gas melon, di Banyuwangi, Jawa Timur, Rabu (7/2/2024).

Ya, mulai beberapa pekan terakhir gas melon yang biasanya mudah dijumpai di toko-toko sekitar rumah mendadak langka atau sulit ditemui. Bahkan, di beberapa pangkalan resmi dengan plang hijau juga habis.

Penelusuran TIMES Indonesia di lapangan, menurut informasi dari salah satu pangkalan di Banyuwangi Kota, kelangkaan ini disebabkan oleh pergeseran banyak masyarakat dari tabung gas 12 kilogram ke gas 3 kilogram. Hal ini diduga karena selisih harga yang cukup signifikan

Selain itu, minimnya pendistribusian gas dari SPBE ke agen. Tentu hal ini memicu ketersediaan gas 3 kilogram.

Sedangkan pangkalan lainnya di bagian Kecamatan Banyuwangi wilayah selatan mengaku bahwa stok pengiriman dari agen ke pangkalan mengalami pengurangan signifikan.

"Pengiriman yang sebelumnya mencapai 300 tabung, kini hanya 150 tabung gas yang diterima. Dan dalam sebulan biasanya bisa sampai 6 kali pengiriman, tapi sekarang hanya 1 sampai 2 kali," keluh R pemilik pangkalan di Kecamatan Banyuwangi bagian selatan. 

Pengurangan ini juga dirasakan oleh pemilik pangkalan di sekitar Kecamatan Giri. Menurutnya kelangkaan gas 3 kilogram ini disebabkan adanya peraturan baru yakni, pangkalan hanya memperbolehkan menjual di pengecer sebesar 10 persen. 

"Sebelumnya, pangkalan dapat mengalokasikan 50 persen dari tabung gas 3 kg untuk dijual ke pengecer. Namun sekarang, alokasinya hanya diperbolehkan 10 persen saja," jelas GS.

Ketidakpastian dalam distribusi ini membuat stok gas melon sering habis sebelum waktu yang ditentukan. Aturan pembelian gas LPG 3 kilogram juga mulai diperketat, dengan syarat menunjukkan KTP dan diverifikasi sebagai penerima subsidi gas melon agar tepat sasaran. (*)