https://banyuwangi.times.co.id/
Berita

Bupati Banyuwangi Apresiasi Pengolahan Ikan Tradisional di Muncar

Selasa, 30 Juli 2024 - 13:25
Bupati Banyuwangi Apresiasi Pengolahan Ikan Tradisional di Muncar Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani Azwar Anas saat mengunjungi usaha rumahan petis udang (FOTO: Humas Pemkab for TIMES Indonesia)

TIMES BANYUWANGI, BANYUWANGI – Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani Azwar Anas memberikan apresiasi tinggi terhadap usaha pengolahan ikan tradisional di Kecamatan Muncar.

Orang nomor satu di Bumi Blambangan ini mengunjungi salah satu usaha pengolahan ikan tradisional ditengah menjalani program Bupati Ngantor di Desa (Bunga Desa) di desa tersebut.

"Pengolahan tradisional seperti ini harus tetap dipertahankan karena saat ini banyak diminati. Aroma dan rasanya juga lebih lezat dibandingkan dengan yang diolah secara modern," kata Ipuk, Senin, (30/07/24).

Ipuk-Fiestiandani-Azwar-Anas-4.jpgBupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani Azwar Anas saat melihat langsung pengolahan ikan tradisional (FOTO: Humas Pemkab for TIMES Indonesia)

Bukan hanya pengolahannya secara tradisional masyarakat sekitar juga memberdayakan dan melibatkan sang istri dalam proses pengolahan ikan. 

Ipuk memuji usaha yang melibatkan istri nelayan dalam pengolahan ikan. Menurut Ipuk, hasil olahan akan lebih menguntungkan dibanding ikan yang disimpan dalam cold storage. 

"Cara pemberdayaan istri nelayan semacam ini bagus. Bapaknya melaut, istrinya bisa melakukan aktivitas yang produktif, kami juga meminta OPD terkait untuk memberikan pendampingan agar produksi mereka meningkat dan pasarnya lebih luas," tambah Ipuk.

Kecamatan Muncar, Banyuwangi, telah lama dikenal dengan potensi perikanan lautnya yang melimpah. Di kawasan ini, selain terdapat industri pengolahan ikan modern, juga banyak usaha rumahan pengolahan hasil perikanan yang dilakukan secara tradisional oleh masyarakat setempat.

Salah satunya adalah di Desa Sumberberas. Di desa yang terletak di pesisir ini, secara turun-temurun warga menekuni usaha rumahan pengolahan ikan secara tradisional. 

Di Dusun Sidomulyo, terdapat belasan rumah pengasapan ikan tradisional, termasuk usaha rumahan milik Nuryanto. Proses pengasapan ikan yang dilakukan Nuryanto masih menggunakan metode tradisional dengan serabut kelapa dan bonggol jagung kering

Pengasapan dilakukan menggunakan serabut kelapa, dan bonggol jagung kering. "Dengan itu, aromanya lebih terasa. Yang diasap mayoritas ikan pari. Tapi tergantung ketersediaan ikan juga," kata Nuryanto.

Setiap hari, Nuryanto menghabiskan hingga 100 kilogram (kg) ikan pari untuk diasap di rumah pengasapan. Ikan-ikan itu kemudian dijual dengan harga antara Rp 3.500 hingga 4.500 per tusuk.

 Dia bersama istrinya mengelola industri rumahan tersebut dibantu para istri nelayan yang ada di sekitarnya. Mereka ada yang bekerja membersihkan ikan, mengasap ikan, hingga menyiapkan bambu untuk menjepit ikan asap.   

 Ikan asap produksi Nuryanto dijual sebagian besar ke sejumlah pasar yang tersebar di Banyuwangi. Dalam sehari, ia mengaku mengantongi omzet hingga Rp 3 juta.

 "Pernah diminati untuk dikirim ke China juga. Tapi kita tidak bisa karena targetnya harus sampai puluhan ton. Sementara stok ikan pari kami tidak sampai sebanyak itu," ucap Nuryanto.

 Selain pengasapan ikan, di desa ini hasil perikanan juga diolah menjadi petis. Ipuk juga mengunjungi usaha rumahan petis udang milik Heru Dwi Narto. Usaha keluarga ini telah beroperasi selama 28 tahun dan mampu memproduksi hingga 7 kwintal petis udang setiap harinya.

 "Ini usaha keluarga. Keunggulan produksi petis udang kami memakai gula yang kami buat sendiri, sehingga ada cita rasa yang khas. Pasar kami masih untuk memenuhi kebutuhan pasar Banyuwangi," kata Heru. (*)

Pewarta : Syamsul Arifin
Editor : Imadudin Muhammad
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Banyuwangi just now

Welcome to TIMES Banyuwangi

TIMES Banyuwangi is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.