TIMES BANYUWANGI, BANYUWANGI – Jembatan penghubung tiga desa di Banyuwangi, yakni Desa Sempu, Jambewangi dan Tegalarum terancam putus. Bangunan peninggalan kolonial Belanda yang membelah Sungai Setail ini mengalami keropos disisi penyangga serta sebagian pondasi terbawa arus sungai.

Kondisi tersebut mengancam ribuan warga sekitar. Pasalnya, keberadaan jembatan tersebut dianggap cukup cukup penting untuk akses mobilitas masyarakat, selain itu setiap pagi para pelajar juga melintasi jembatan tersebut untuk pergi ke sekolah.

Anggota DPRD Banyuwangi, Ahmad Masrohan, mengungkapkan keprihatinannya. Dia meminta kepada Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya Perumahan dan Permukiman (Dinas PUCKPP) Banyuwangi untuk segera memperbaiki jembatan tersebut. 

“Tiang penyangga jembatan keropos, sebagian pondasi hanyut dibawa derasnya air sungai saat banjir, pernah dilakukan perbaikan oleh Masyarakat 10 tahun yang lalu,” kata pria yang akrab disapa Masrohan, Sabtu (9/11/2024).

Politisi PDI Perjuangan ini menjelaskan, kondisi jembatan yang menghubungkan 3 desa di Kecamatan Sempu ini terbilang sangat parah. Pasalnya, jika dilalui 2 kendaraan bermotor jembatan dengan lebar 3 meter dan panjang 24,7 itu terasa bergetar. 

“Jika dilewati kendaraan dengan bobot berat, getarannya terasa. Kelihatan dari atas kokoh dan bagus, tapi setelah dilihat dari bawah kondisinya sangat parah dan membahayakan,” jelasnya.

Masrohan yang juga sebagai Ketua Bapemperda DPRD Banyuwangi ini juga berharap perbaikan jembatan tersebut bisa masuk dalam rencana kerja (renja) tahun 2025 dan segera dituntaskan perbaikannya. 

“Harapan kami bisa dicarikan solusi tepat, apakah dirombak total atau seperti apa. Kalau masalah teknis, kita serahkan semuanya kepada petugas teknis,” imbuhnya. (*)