TIMES BANYUWANGI, BONDOWOSO – Pemerintah Kabupaten Bondowoso dan Banyuwangi telah menemukan kesepakatan terkait beberapa batas wilayah masing. Namun kedua daerah ini masih berpolemik soal batas Kawah Ijen, bahkan baru selesai dibawa ke meja hijau.

Adapun batas-batas teritorial Bondowoso-Banyuwangi yang telah disepakati ada di beberapa lokasi. Yakni di sekitar Gunung Raung, Gunung Rante, Kawah Ijen dan Gunung Ringgit. 

Sebenarnya telah diadakan beberapa kali pertemuan sejak tahun 2007 lalu. Kemudian setelah tiga kali pertemuan sudah menghasilkan berita acara yang berisi 11 subsegmen kesepakatan batas antara Bondowoso dan Banyuwangi.  

Pertemuan pertama pada 26-28 November 2018 dan menghasilkan berita acara berisi lima subsegmen batas kesepakatan. 

Selanjutnya, pada 20 Juni 2019 menghasilkan berita acara dengan lima subsegmen batas kesepakatan. 

Pertemuan ketiga pada 16 Juli 2019, membahas subsegmen batas di atas perairan Kawah Ijen. Akhirnya untuk subsegmen di perairan Kawah Ijen sudah final pada Juni 2021 setelah difasilitasi oleh Pemprov dan Kementerian Dalam Negeri.

Setelah dilakukan kesepakatan, maka dengan begitu akan ada dokumen perbatasan baru yang selanjutnya tinggal ditetapkan oleh Peraturan Menteri dalam Negeri (Permendagri).

Namun hingga kini Permendagri tentang batas daerah tersebut belum juga turun. Padahal bupati sudah dua kali melakukan permohonan.

Kepala Bagian Tata Pemerintahan dan Kerjasama Pemerintahan Kabupaten Bondowoso, Juni Sukarno mengatakan, subsegmen terakhir batas kedua daerah adalah Kawah Ijen dan Bondowoso mendapatkan 1/3 bagian.

"Segmen batas Bondowoso dan Banyuwangi itu ada 11 subsegmen. Pada Tahun 2018 selesai lima subsegmen atau lima titik perbatasan. Kemudian pada 2019 selesai lima subsegmen lagi," kata dia.

Kemudian subsegmen terakhir adalah Kawah Ijen. Subsegmen terakhir ini sebenarnya telah disepakati di Banyuwangi, saat itu difasilitasi oleh pemerintah pusat dan provinsi.

"Kesepakatan itu tidak pernah kita buat sendiri dengan Banyuwangi, tetapi selalu difasilitasi oleh Kemendagri," jelas dia.

Dalam kesepakatan itu Bondowoso mendapatkan 1/3 bagian. Awalnya Banyuwangi inginnya 3/3 bagian atau semua bagian Kawah Ijen.

"Pada saat itu disepakati dan waktu itu ditandatangani oleh wakil Bupati Banyuwangi dan Wakil Bupati Bondowoso," paparnya.

Dengan kesepakatan itu kata dia, Pemkab Bondowoso optimis akan segera diterbitkan Permendagri tentang batas daerah Bondowoso dan Banyuwangi.

"Tetapi pada hari ke-15 Banyuwangi mengirimkan surat ke Kemendagri, tidak setuju. Padahal waktu yang diberikan 14 hari. Sebenarnya bisa diterbitkan Permendagri, tetapi gejolak Banyuwangi jadi perhatian sehingga Kemendagri tidak segera menerbitkan Permendagri," paparnya.

Kemudian Kemendagri memfasilitasi lagi pada 20 Mei 2021 tentang batas Kawah Ijen, yang bagi Pemkab Bondowoso hal itu sebenarnya sudah selesai.

 "Kita tetap mengatakan batas Kawah Ijen sudah selesai, dan tidak mau menandatangani berita acara," imbuh dia.

Kemudian terakhir pada 3 Juni 2021, disepakati berita acara yang isinya sama dengan berita acara 2019. Dimana Bondowoso mendapatkan 1/3 bagian dan Banyuwangi dapat 2/3 bagian Kawah Ijen. 

Akhirnya Pemkab Bondowoso mau menandatangani. "Saat itu difasilitasi oleh Pemerintah Provinsi yang mengundang itu pemerintah pusat," imbuh dia.

Meskipun kedua daerah tersebut telah menandatangani kesepakatan bersama pada 3 Juni 2021 lalu, bahwa 1/3 Kawah Ijen masuk Bondowoso dan 2/3 milik Banyuwangi. Tetapi warga Banyuwangi mengajukan gugatan ke PN Banyuwangi agar kesepakatan tersebut dihapus. 

Namun hingga sidang putusan pada 6 April 2022 kemarin, PN menolak gugatan. Sehingga Kawah Ijen tetap menjadi bagian Bondowoso dan Banyuwangi, sebagaimana kesepakatan pada Tanggal 3 Juni 2021.(*)