https://banyuwangi.times.co.id/
Pendidikan

Polsek Genteng Ajak Pelajar Banyuwangi Jadi Agen Anti Perundungan

Selasa, 23 September 2025 - 18:52
Polisi Ajak Pelajar Banyuwangi Jadi Agen Anti Perundungan Kanit Reskrim Polsek Genteng, Ipda Sujarwadi dengan humanis dan lebih interaktif mengkampanyekan anti perundungan. (Foto : Polsek Genteng For TIMES Indonesia)

TIMES BANYUWANGI – Guna memerangi hantu perundungan yang mengintai di balik gerbang sekolah, Polsek Genteng Polresta Banyuwangi, tak tinggal diam. Melalui program Police Goes to School, mereka turun langsung ke lapangan, menggandeng para pelajar sebagai garda terdepan kampanye anti perundungan (bullying).

Kanit Reskrim Polsek Genteng, Ipda Sujarwadi, melangkah masuk ke gerbang SD Tabita Puri di Desa Kembiritan, Kecamatan Genteng, Senin (22/9/2025). Di hadapan puluhan pasang mata polos, dirinya menanamkan sebuah pesan penting, yakni menciptakan lingkungan sekolah yang nyaman, aman, dan tentram dan jadi tempat setiap anak bebas dari bayang-bayang perundungan

Polsek-Genteng-Ajak-Pelajar-Banyuwangi-b.jpgFoto bersama bersama guru dan siswa SD Tabita Puri di Desa Kembiritan. (Foto : Polsek Genteng For TIMES Indonesia)

Menurut Ipda Sujarwadi, perundungan memiliki cakupan yang luas, tidak hanya sebatas ejekan, tetapi juga bisa berbentuk fisik. Jika terus berlanjut, dapat berdampak buruk bagi masa depan korban. 

"Sudah tentu seluruh elemen dalam sekolah baik guru maupun siswa bisa menjadi agen anti perundungan. Mencegah sedini mungkin supaya anak lebih memahami bahaya dari bullying itu sendiri," kata Sujarwadi, Selasa (23/9/2025).

Dengan humanis dan cara yang interaktif, Ipda Sujarwadi juga mengingatkan, bentuk perundungan kini tak lagi sebatas fisik dan verbal. Perundungan sudah merambah ke dunia maya, atau yang dikenal sebagai cyberbullying, dan memiliki jangkauan yang jauh lebih luas.

Perundungan dalam bentuk cyberbullying, masih kata Ipda Sujarwadi, sulit dideteksi dan bisa berdampak luas. Untuk itu, pihaknya mengajak siswa untuk lebih peka terhadap lingkungan sekitar dan tidak menjadi aktor, korban, maupun pembiaran terhadap aksi perundungan.

"Tentunya metode sosialisasi yang dipakai menyesuaikan dengan tingkatan usia pada anak itu sendiri. Serta tetap melibatkan peran guru maupun orang tua siswa aktif memberikan edukasi akan bahaya bullying," cetusnya.

Oleh karena itu, Ipda Sujarwadi berpesan kepada siswa, untuk menjadi pengguna media sosial yang cerdas dan bijak. Termasuk meminta para siswa berhati-hati dalam menerima dan menyebarkan informasi agar tidak terjebak hoaks atau konten negatif yang dapat mengganggu Kamtibmas.

“Media sosial sebaiknya dimanfaatkan untuk hal-hal produktif. Dan bisa menjadi sarana tambahan mengkampanyekan anti perundungan,” sampainya

“Gunakan medsos untuk belajar, berkarya, dan membangun pertemanan yang sehat. Jangan malah dipakai untuk menyebar kebencian,” tegas Ipda Sujarwadi. (*)

Pewarta : Anggara Cahya
Editor : Ferry Agusta Satrio
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Banyuwangi just now

Welcome to TIMES Banyuwangi

TIMES Banyuwangi is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.