https://banyuwangi.times.co.id/
Kopi TIMES

Potensi Bio-Briket: Menyulap Limbah menjadi Energi Ramah Lingkungan

Jumat, 26 Juli 2024 - 11:36
Potensi Bio-Briket: Menyulap Limbah menjadi Energi Ramah Lingkungan Putri Wulandari Zainal, PhD, Staf Dosen Departemen Teknik Pertanian dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Andalas

TIMES BANYUWANGI, PADANG – Dua tantangan dunia yang tidak habis-habisnya adalah memitigasi perubahan iklim dan mengamankan sumber energi. Kenapa perlu memitigasi perubahan iklim? Karena perubahan iklim merupakan isu yang tidak ada habis-habisnya. Perubahan iklim sangat mempengaruhi kehidupan manusia secara mutlak. 

Dengan adanya perubahan iklim dapat berdampak pada pola tanam produk-produk pertanian serta mendatangkan bencana seperti kekeringan, hujan ektrim yang menyebabkan banjir, kelangkaan dan penurunan kualitas air, mencairnya sebagian es di kutub yang menyebabkan naiknya permukaan laut. 

Salah satu terjadinya perubahan iklim adalah terjadinya pemanasan global yang disebabkan oleh penggunaan bahan bakar fosil baik pada industri, kendaraan ataupun rumah tangga. Tidak dapat kita pungkiri, bahan bakar fosil merupakan energi raksasa yang telah mendorong kemajuan kita selama berabad-abad. 

Akan tetapi, saat sekarang, energi dari bahan bakar fosil menjadi raksasa yang tidak ramah lingkungan. Semakin tidak ramah lingkungan maka akan berdampak terhadap lingkungan.

Dalam upaya memitigasi perubahan iklim maka konversi bahan bakar fosil menjadi bahan bakar ramah lingkungan merupakan salah satu solusi yang efektif. Energi terbarukan yang dapat digunakan untuk memitigasi perubahan iklim dan mengamankan sumber energi adalah Bio-briket. 

Selain dapat memitigasi perubahan iklim dan mengamankan sumber energi, bio-briket juga dapat dijadikan sebagai solusi dalam mengatasi penumpukan limbah. Dengan berbagai manfaat ini, bio-briket dapat dikatakan sebagai alternatif yang menjanjikan karena merupakan sumber energi yang lebih bersih dan bertanggung jawab.

Bio-briket atau nama lain briket biomassa adalah sumber bahan bakar padat yang berbentuk blok atau balok yang dipadatkan dari biomassa. Bahan biomassa yang sering digunakan berasal dari sisa atau limbah pertanian atau produk organik seperti serbuk gergaji, serpihan kayu, batok kelapa, sekam padi, cangkang hazelnut, dan bahan serupa lainnya yang akan dibuang atau dibiarkan membusuk. 

Bahan biomasa ini nantinya melewati proses penguraian bahan baku, pengompresan di bawah tekanan tinggi, dan kemudian membentuknya menjadi bentuk yang padat dan seragam tanpa menggunakan bahan pengikat atau bahan kimia apa pun. Briket yang dihasilkan padat, bentuknya seragam, dan memiliki kandungan energi lebih tinggi dibandingkan biomassa mentah aslinya sehingga dapat dijadikan sebagai sumber bahan bakar padat. 

Blok-blok bahan sampah organik yang telah dipadatkan ini menawarkan sumber bahan bakar terbarukan dan ramah lingkungan, menjadikannya pemain kunci dalam transisi menuju masa depan yang lebih ramah lingkungan. Hal ini berarti penghematan biaya bagi industri dan rumah tangga, sekaligus meminimalkan beban pada sumber daya alam kita.

Proses Pembuatan Biobriket

Mengubah limbah hayati (biomassa) menjadi briket menggunakan mesin briket melibatkan beberapa langkah penting untuk memastikan produksi briket biomassa berkualitas tinggi. Prosesnya melibatkan beberapa Langkah antara lain:

Pertama, Pengumpulan bahan baku. Mengumpulkan limbah pertanian dan limbah kayu dengan cara higienis.

Kedua, Pemilahan dan pemisahan. Setelah limbah organik dikumpulkan, dilakukan pemisahan bahan baku berdasarkan jenis, kadar air, dan ukurannya. Langkah ini penting untuk memastikan bio-briket akhir memiliki kualitas dan sifat yang konsisten.

Ketiga, Pengeringan. Setelah pemilahan dan pengelompokan maka bahan baku dikeringkan untuk mengurangi kadar airnya. Kelembapan yang berlebihan dapat menghambat kompresi yang efektif dan menyebabkan kualitas briket yang buruk.

Keempat, Pengecilan ukuran. Bahan kering kemudian dicincang, diparut, atau digiling untuk mengurangi ukuran partikelnya. Hal ini membantu dalam mencapai keseragaman dan konsistensi dalam briket akhir.

Kelima, Pencampuran. Terkadang, bahan biomassa yang berbeda dicampur bersama bertujuan untuk menciptakan campuran yang memiliki karakteristik pembakaran dan kandungan energi yang diinginkan.

Keenam, Pengompresan. Bahan biomassa yang telah dicampur dimasukkan ke dalam mesin briket. Pengompresan dilakukan dibawah tekanan dan suhu tinggi yang menyebabkan menyatunya dan membentuk briket padat. Biasanya tidak ada bahan pengikat atau bahan kimia yang ditambahkan, karena lignin alami dalam biomassa membantu menyatukan briket.

Ketujuh, Pendinginan dan Pengemasan. Bio-briket kemudian didinginkan pada suhu ruangan dan dikemas untuk penyimpanan dan transportasi. Langkah ini penting untuk mencegah briket pecah atau hancur selama pengangkutan.

Pemanfaatan Bio-briket

Bio-briket yang telah dihasilkan dari proses pemadatan, pengompresan dan pencetakan dapat digunakan untuk berbagai macam kegiatan manusia antara lain: 

Pertama, sebagai sumber panas untuk rumah, komersial, dan industri. Bahan bakar ini dapat dibakar di kompor, ketel uap, dan tungku untuk menghasilkan panas sehingga dapat dijadikan sebagai alternatif yang efektif dibandingkan bahan bakar fosil tradisional. 

Kedua, sebagai bahan bakar memasak tradisional. Bio-briket merupakan pilihan yang lebih bersih dan berkelanjutan. Bahan ini dapat digunakan dalam kompor yang dirancang khusus untuk menyiapkan makanan dan mengurangi polusi udara dalam ruangan. 

Ketiga, sebagai sumber energi bagi industri untuk pengeringan, pengawetan, dan pembangkit uap sehingga dapat menghemat biaya dan ramah lingkungan. 

Keempat, sebagai pembangkit listrik skala kecil di daerah pedesaan. (*)

***

*) Oleh : Putri Wulandari Zainal, PhD, Staf Dosen Departemen Teknik Pertanian dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Andalas.

*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id

*) Kopi TIMES atau rubik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

*) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

*) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Pewarta : Hainorrahman
Editor : Hainorrahman
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Banyuwangi just now

Welcome to TIMES Banyuwangi

TIMES Banyuwangi is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.