https://banyuwangi.times.co.id/
Kopi TIMES

Makna Strategis Warga NU dalam Pilkada 2024

Kamis, 11 Juli 2024 - 16:44
Makna Strategis Warga NU dalam Pilkada 2024 HM Basori M.Si, Direktur Sekolah Perubahan, Training, Research, Consulting, and Advocasy

TIMES BANYUWANGI, JAKARTA – Allahu Yarham Gus Dur jauh sebelum reformasi bergulir pernah menyampaikan “jika suatu saat NU berada di kekuasaan, maka organisasi NU akan maju dan warga NU akan makmur” begitulah beliau berkali kali menyampaikan. Padahal pada saat itu orde baru masih kuat kuatnya, dan Gus Dur benar benar merasakan begitu beratnya NU berjuang membangun masyarakat karena warga NU banyak yang miskin.

Waktu terus berjalan hingga akhirnya reformasi bergulir dan warga NU mempunyai saluran politik yang bernama PKB. Dengan masuknya kader NU di lembaga legislatif dan eksekutif akhirnya benar, NU secara organisasi lebih maju karena mendapatkan Support dana dari kader NU yang jadi pejabat, sementara warga NU belum banyak yang sejahtera karena memang belum maksimal dalam memberikan intervensi kebijakan yang pro pada warga NU. 

Untuk memenuhi cita cita Gus Dur tersebut, maka kita sebagai warga NU harus mulai berfikir strategis, bagaimana warga NU bisa semakin makmur karena adanya intervensi kekuasaan berpihak pada pembangunan ekonomi warga NU. 

Berikut ini nalar politik yang harus dibangun agar warga NU cepat makmur dan sejahtera:

Pertama, Secara kuantitas (jumlah) warga NU sangat besar, namun kekuatan politik warga NU belum dikelola dengan baik. Maka seluruh warga NU harus bersatu untuk mewujudkan kekuasaan yang dipimpin oleh kader NU, agar intervensi pembangunan ekonomi melalui anggaran pemerintah bisa kita lakukan.

Kedua, Membangun kesadaran kader NU yang berada di kekuasaan dan menjadi pejabat untuk berfikir cerdas bagaimana akses pembangunan ekonomi bisa diarahkan pada usaha produktif warga NU.

Ketiga, Warga NU yang hebat adalah warga NU yang memiliki kesadaran untuk memenangkan kader NU sejati yang berjuang untuk memperoleh kekuasaan entah itu Bupati atau Gubernur .

Keempat, Nasbul Imamah (memilih Pemimpin) bagi NU adalah sangat penting baik secara agama maupun politik. Maka memilih pemimpin yang baik dan bersih adalah wajib dilakukan terutama kader NU sendiri yang maju.

Kelima, Nasbul imamah bagi NU mengandung maksud memilih pemimpin yang baik dan tidak mencari keuntungan pribadi sebesar besarnya, mengedepankan maslahatul ‘ammah (kepentingan umum).

Keenam, Dalam APBN dan APBD ada hak rakyat yang harus disalurkan, jika pemimpin yang jadi bukan kader NU atau tidak peduli pada warga NU, maka sangatlah rugi, padahal kita memiliki hak disana.

Ketujuh, Birokrasi perlu pemimpin yang memiliki integritas  dan profesional, bahasa tersebut bukan berarti harus yang pernah memimpin tetapi yang memang dalam jiwanya memiliki nilai perjuangan, profesional dan melayani sepenuh hati.

Kedelapan, Memilih kader sendiri yang berintegritas, profesional dan melayani sepenuh hati adalah sebuah jihad politik (berjuang amar makruf nahi mungkar) maka jangan sampai suara kita tergadaikan untuk yang kesenian kalinya. 

Kesembilan, Politik itu tidak melulu uang, uang dan uang. Ketika kita harus memilih demi sebuah perubahan dan untuk mendapatkan kemaslahatan umat yang lebih besar, maka uang harus kita tanggalkan.

NU organisasi yang ikut mendirikan NKRI, NU sudah teruji sebagai penjaga NKRI, NU satu satunya organisasi yang tidak pernah berfikir untuk diri sendiri. Maka jaga Marwah NU untuk tidak berpaling, jika kader NU sejati ikut dalam kompetisi.

Kader kita banyak yang hebat dan mampu, hanya kesempatan yang belum memberikan ruang untuk mengekspresikan kemampuan dan kehebatannya

Sebuah catatan sederhana semoga menggugah hati dan Pikiran warga NU untuk terus berbuat baik demi kemajuan bangsa dan negara kita.

***

*) Oleh : HM Basori M.Si, Direktur Sekolah Perubahan, Training, Research, Consulting, and Advocasy.

*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi timesindonesia.co.id

*) Kopi TIMES atau rubrik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

*) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

*) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim apabila tidak sesuai dengan kaidah dan filosofi TIMES Indonesia.

*) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Pewarta : Hainorrahman
Editor : Hainorrahman
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Banyuwangi just now

Welcome to TIMES Banyuwangi

TIMES Banyuwangi is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.