https://banyuwangi.times.co.id/
Kopi TIMES

Partisipasi Masyarakat Kunci Sukses Pengelolaan Sampah Berkelanjutan

Jumat, 12 Juli 2024 - 14:11
Partisipasi Masyarakat Kunci Sukses Pengelolaan Sampah Berkelanjutan Rahmi Awallina, S.TP., MP., Dosen Departemen Teknik Pertanian dan Biosistem Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Andalas

TIMES BANYUWANGI, PADANG – Persoalan sampah masih menjadi salah satu tantangan terbesar yang harus segera dipecahkan di Indonesia. Volume sampah yang timbul dari aktivitas manusia terus meningkat seiring dengan pertumbuhan populasi, tingkat konsumsi, dan kemajuan teknologi. Sampah yang tidak dikelola dengan tepat akan menimbulkan masalah lingkungan dan kesehatan masyarakat, seperti penyakit diare, DBD, tifus, dan lain sebagainya. Selain itu, masalah lingkungan seperti pencemaran udara akibat bau tidak sedap dan pencemaran air dari lindi sampah yang mencemari air tanah dan sumber air sekitarnya juga menjadi dampak serius.

Pengurangan jumlah sampah adalah salah satu target penting yang mengacu pada poin ke-12 dalam indikator target pembangunan berkelanjutan (SDG’s), yang menekankan konsumsi dan produksi berkelanjutan. Sampah akan selalu menjadi masalah selama manusia masih beraktivitas, sehingga tidak dapat dihindari tetapi harus diatasi. Usaha strategis, menyeluruh, dan berkesinambungan harus dilakukan dalam menangani masalah sampah untuk mencegah timbulnya masalah baru.

Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah mengamanatkan bahwa pemerintah pusat dan daerah memiliki tugas untuk menjamin terselenggaranya pengelolaan sampah yang baik dan berwawasan lingkungan. Pemerintah wajib menyelenggarakan dan memfasilitasi pengelolaan sampah. Namun, tanggung jawab ini tidak sepenuhnya diemban oleh pemerintah. Keterlibatan semua pihak, termasuk masyarakat, sangat diperlukan karena sampah bukan hanya tanggung jawab pemerintah melainkan juga masyarakat.

Tujuan regulasi sampah dalam Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 adalah untuk menjaga kelestarian dan kualitas lingkungan, meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, dan memanfaatkan potensi sampah sebagai sumber daya yang dapat memberikan manfaat ekonomi. Untuk mencapai tujuan tersebut, perlu dilakukan perubahan paradigma dalam mengelola sampah. Paradigma lama yang bertumpu pada sistem 3P (Pengumpulan, Pengangkutan, Pembuangan) harus diganti dengan paradigma baru yang bertumpu pada sistem 3R (Reduce, Reuse, Recycle).

Paradigma baru ini menuntut masyarakat untuk ikut bertanggung jawab atas sampah yang dihasilkan dengan terlibat aktif dalam pengelolaannya mulai dari sumbernya. Keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan sampah dimulai dari lingkungan rumah tangga dengan mengolah sendiri sampah yang dihasilkan. Namun, praktiknya sering kali tidak sesuai dengan harapan karena tidak semua masyarakat bersedia atau mampu mengolah sampahnya sendiri. Banyak yang masih menganggap sampah tidak memiliki nilai ekonomis dan lebih memilih kegiatan lain yang dianggap lebih menguntungkan.

Padahal, dengan pemahaman dan partisipasi aktif masyarakat dalam pengelolaan sampah, kita bisa menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan sehat. Masyarakat perlu diberikan edukasi mengenai pentingnya pengelolaan sampah dan bagaimana sampah bisa diolah menjadi sesuatu yang bernilai. Dengan demikian, partisipasi masyarakat menjadi krusial dalam upaya mencapai pengelolaan sampah yang berkelanjutan dan meningkatkan kualitas hidup kita semua.

Masalah sampah adalah salah satu tantangan terbesar yang dihadapi oleh banyak negara, termasuk Indonesia. Upaya untuk meningkatkan partisipasi masyarakat sangat diperlukan untuk menarik keterlibatan aktif mereka dalam mengelola sampah. Dengan partisipasi masyarakat, volume sampah dapat ditekan, dan sampah bisa diubah menjadi sesuatu yang memiliki nilai ekonomis.

Penyelesaian masalah sampah membutuhkan waktu serta kekompakan dari semua pihak. Masalah ini begitu kompleks dan akan terus ada selama peradaban manusia berlangsung. Proses pengelolaan sampah dimulai dari hulu ke hilir, dan dalam proses ini, keterlibatan semua pihak sangat penting. Timbunan sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) yang tidak dimanfaatkan lama-kelamaan akan menumpuk dan membutuhkan lahan baru. Sementara itu, laju pertumbuhan penduduk terus bertambah, dan lahan semakin terbatas. Volume sampah yang terus meningkat, penumpukan sampah di TPA, dan terbatasnya lahan untuk TPA adalah masalah yang harus dipecahkan.

Penumpukan sampah di TPA disebabkan oleh sistem pengelolaan sampah yang tidak memenuhi standar. Sistem yang tepat untuk mengelola dan mengurangi sampah perlu diketahui agar pengelolaan sampah secara optimal dapat diterapkan, khususnya di Indonesia. Pengelolaan sampah sudah seharusnya menjadi tanggung jawab semua pihak, baik pemerintah maupun masyarakat. Namun, kenyataannya, sampah masih dianggap sebagai masalah yang hanya menjadi tanggung jawab pemerintah.

Peran masyarakat dalam pengelolaan sampah masih perlu ditingkatkan. Selama ini, masyarakat hanya sebatas menyadari bahwa kebersihan lingkungan itu penting, tetapi belum melaksanakan praktiknya. Pengelolaan sampah secara ideal dimulai dari skala terkecil, yaitu rumah tangga. Pengumpulan dan pemilahan sampah harus dilakukan mulai dari sumber pertama sampah, yaitu rumah tangga. Sampah tersebut kemudian dikelola sesuai dengan penggolongannya. Tujuan dari pengelolaan sampah mulai dari sumbernya adalah untuk menjaga kualitas sampah agar nantinya dapat diolah menjadi produk yang bermanfaat. Pemilahan sampah juga dilakukan untuk mencegah turunnya nilai barang yang masih bisa dimanfaatkan dan mengurangi volume sampah.

Pelatihan dan peran kader lingkungan sangat penting dalam meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengolahan sampah. Keberadaan lembaga, komunitas, kader, dan kelompok masyarakat merupakan beberapa aspek modal sosial untuk membangun partisipasi masyarakat. Jaringan sosial, norma, dan kepercayaan adalah modal sosial yang mendorong partisipasi masyarakat dalam mengelola lingkungan. Kegiatan sosialisasi seperti ceramah di pertemuan RT, RW, dan PKK memiliki pengaruh positif terhadap partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah, hingga kesadaran menjaga lingkungan timbul dan terbentuk norma.

Faktor lain yang mempengaruhi partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah adalah pengetahuan dan sikap, fasilitas, peran lembaga dan tokoh masyarakat, serta adanya manfaat ekonomi yang dihasilkan. Beberapa rencana yang dapat dilakukan untuk meningkatkan partisipasi masyarakat antara lain:

1. Mengenalkan jenis sampah dan cara membuangnya.

2. Menerapkan sistem terpadu dalam mengelola sampah (berbasis 3R).

3. Membuat aturan dan pengawasan untuk mempertegas hukuman bagi pelanggar.

4. Menggalakkan program 3R untuk mencapai zero waste.

5. Memberlakukan tarif baru dan mengembalikan biaya.

6. Mengembangkan teknologi pengelolaan sampah yang ramah lingkungan.

Menjadikan masyarakat mandiri dalam mengelola sampahnya adalah pendekatan yang penting dalam pengelolaan sampah berbasis masyarakat. Masyarakat dapat merencanakan, mengatur, mengelola, dan mengevaluasi program pengelolaan sampah secara mandiri. Keadaan sosial yang secara nyata dapat dilihat lebih mudah diterima, sehingga peraturan yang berlaku akan lebih dipatuhi ketika ada tindakan atau program nyata.

Peran stakeholder, kader, dan tokoh masyarakat memiliki pengaruh besar untuk menanamkan karakter peduli lingkungan. Strategi pemberdayaan masyarakat melalui pengelolaan sampah dapat dilakukan dengan berbagai program kreatif, seperti penukaran sampah dengan pulsa provider atau pulsa listrik. Partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah akan meningkat jika pendekatan partisipatif diterapkan sejak dari sumber asal sampah. Pendekatan ini melibatkan masyarakat secara aktif dalam proses pengelolaan, mulai dari pemilahan, pengumpulan, hingga pengolahan sampah, sehingga mereka merasa memiliki tanggung jawab dan kepedulian terhadap kebersihan lingkungan. (*)

***

*) Oleh : Rahmi Awallina, S.TP., MP., Dosen Departemen Teknik Pertanian dan Biosistem Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Andalas.

*)Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis, tidak menjadi bagian tanggungjawab redaksi timesindonesia.co.id

*) Kopi TIMES atau rubik opini di TIMES Indonesia terbuka untuk umum. Panjang naskah maksimal 4.000 karakter atau sekitar 600 kata. Sertakan riwayat hidup singkat beserta Foto diri dan nomor telepon yang bisa dihubungi.

*) Naskah dikirim ke alamat e-mail: [email protected]

*) Redaksi berhak tidak menayangkan opini yang dikirim.

**) Ikuti berita terbaru TIMES Indonesia di Google News klik link ini dan jangan lupa di follow.

Pewarta : Hainorrahman
Editor : Hainorrahman
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Banyuwangi just now

Welcome to TIMES Banyuwangi

TIMES Banyuwangi is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.