https://banyuwangi.times.co.id/
Ekonomi

Perias dan Kostum Laris Manis Jelang Festival Gandrung Sewu Banyuwangi

Rabu, 15 Oktober 2025 - 15:36
Perias dan Kostum Laris Manis Jelang Festival Gandrung Sewu Banyuwangi Ainur Eka Pradita, salah satu perias yang kebanjiran orderan menjelang Gandrung Sewu. (Foto: Fazar Dimas/TIMES Indonesia)

TIMES BANYUWANGI, BANYUWANGI – Menjelang pelaksanaan Festival Gandrung Sewu 2025 yang akan digelar pada 25 Oktober mendatang di Pantai Boom Marina, geliat ekonomi kreatif di Banyuwangi mulai terasa. Salah satu sektor yang mencuri perhatian adalah jasa rias dan penyewaan kostum penari. 

Sejumlah perias dan desainer lokal kebanjiran pesanan, seiring meningkatnya antusiasme penari untuk tampil dalam perhelatan budaya akbar ini. Festival tahunan yang menampilkan lebih dari seribu penari Gandrung secara serentak ini tak hanya menjadi ajang seni dan budaya, tapi juga mendorong pertumbuhan ekonomi warga. 

Pelaku jasa rias, penyewaan kostum, hingga penjahit kebaya dan aksesoris tradisional, turut menikmati manisnya dampak festival yang masuk dalam daftar Karisma Event Nusantara (KEN) Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.

Salah satu perias yang merasakan lonjakan permintaan adalah Ainur Eka Pradita, warga Desa Kemiren, Kecamatan Glagah. Dia mengaku sejak awal Oktober, pesanan sudah mulai membanjir.

“Tahun lalu saya merias hampir 100 penari. Tahun ini, meskipun masih beberapa hari lagi, sudah ada sekitar 50 penari yang masuk daftar,” ujar Pradita, Rabu, (15/10/2025). 

Pradita yang telah menekuni jasa rias dan penyewaan kostum sejak 7 tahun lalu, menyebut bahwa Gandrung Sewu adalah momen penting tidak hanya bagi para seniman, tapi juga pelaku UMKM.

"Saya sangat senang bisa berperan dalam melestarikan budaya daerah dan memberikan dukungan untuk acara sebesar ini. Festival ini tidak hanya mempromosikan kebudayaan lokal, tetapi juga membantu ekonomi kami," ungkapnya. 

Tingginya kebutuhan akan kostum tari juga dirasakan oleh sejumlah penjahit dan desainer lokal. Kebaya khas Gandrung, selendang, serta siger (mahkota) menjadi item yang paling banyak dipesan. Tak sedikit penari yang memilih membuat kostum baru ketimbang menyewa, demi tampil maksimal di ajang bergengsi tersebut.

Selain jasa rias dan kostum, dampak ekonomi dari Gandrung Sewu juga dirasakan sektor lain seperti kuliner, penginapan, transportasi, hingga kerajinan tangan. Para pelaku usaha menyiapkan produk dan layanan terbaik mereka untuk menyambut ribuan wisatawan yang diperkirakan akan memadati Banyuwangi saat festival berlangsung.

Sebagai seorang seniman, Pradita memiliki harapan besar untuk masa depan festival ini. Dia berharap Gandrung Sewu terus berkembang dan menjadi lebih spektakuler di tahun-tahun mendatang. Semangat para pendukung dan seluruh pihak yang terlibat adalah kunci keberlanjutan acara ini.

"Saya ingin tetap terus produksi kostum Gandrung agar saya bisa terus bisa mendukung event yang menjadi ikon kota kita tercinta," kata Pradita. (*)

Pewarta : Fazar Dimas Priyatna
Editor : Ferry Agusta Satrio
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Banyuwangi just now

Welcome to TIMES Banyuwangi

TIMES Banyuwangi is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.