TIMES BANYUWANGI, JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menekankan pentingnya membuka lapangan kerja baru di tengah maraknya otomasi dan penggunaan teknologi di berbagai sektor industri. Dalam acara peresmian pembukaan Kongres Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) XXII dan Seminar Nasional 2024 yang berlangsung di Jawa Tengah, Kamis (14/9/2024), Jokowi mengingatkan bahwa perkembangan teknologi dapat mengancam ketersediaan pekerjaan tradisional.
"Kalau kita baca prediksi tahun 2025, pekerjaan yang akan hilang itu mencapai 85 juta. Ini bukan angka kecil. Kita dituntut untuk membuka lapangan kerja baru," kata Jokowi.
Menurut Presiden, seluruh sektor saat ini tengah bergerak menuju otomasi, dengan dampak langsung terhadap peluang kerja manusia yang terus berkurang. Oleh karena itu, Jokowi menegaskan pentingnya merancang strategi pembukaan lapangan kerja yang lebih adaptif terhadap perkembangan teknologi.
"Kalau bapak-ibu bertanya pada saya, fokus ke mana? Kalau saya, sekarang maupun ke depan kita harus fokus kepada pasar kerja. Karena ke depan terlalu sedikit peluang kerja. Untuk sangat banyak tenaga kerja yang membutuhkan," ujarnya.
Di sisi lain, Jokowi juga menyoroti tantangan global yang penuh ketidakpastian dan dapat berdampak pada stabilitas ekonomi nasional. Meskipun demikian, ia mengimbau agar Indonesia tidak terlalu terpaku pada dinamika global, meski tetap perlu waspada.
"Menurut saya, jangan sampai kita terlalu larut dengan situasi global, meskipun kita ikuti. Jangan terlalu kita terbawa oleh skenario ekonomi global, meskipun kita juga harus selalu melihat angka-angka dan mengkalkulasi dengan perhitungan-perhitungan yang cermat," katanya. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Jokowi Tekankan Pentingnya Membuka Lapangan Kerja Baru
Pewarta | : Antara |
Editor | : Ferry Agusta Satrio |