TIMES BANYUWANGI, BANYUWANGI – Prok prook bring prok, lantunan nada musik hadrah milik Suhaimi, perajin rebana asal Dusun Kedungliwung, Desa Kemiri, Kecamatan Singojuruh, Banyuwangi, Jawa Timur, yang hingga kini setia mengabadikan kebudayaan di era modern.
"Di bulan ramadan, Alhamdulillah ada beberapa pesanan masuk untuk set alat kuntulan serta servis rebana mulai ramai," kata Suhaimi sembari memainkan alat musik buatannya, Senin (10/4/2023).
Memang tidak signifikan, Suhaimi melanjutkan, tapi pada saat pertengahan bulan Ramadan seperti ini, selalu ada saja rezeki yang masuk, contohnya saja seperti ada yang ingin servis rebana, kemudian masjid yang ingin memperbaiki bedug, tukar tambah rebana, dan beberapa pesanan set alat musik untuk tari Kuntulan.
"Puasa hari ke-15 sampai hari raya Idul Fitri selalu ramai servis rebana sekaligus pesanan hadrah, untuk dibuat setelah hari raya," terangnya.
Dengan tangan kreatif dan kepekaannya terhadap nada bukan hanya rebana atau terbang saja yang ia garap, melaikan segala alat musik tabuh seperti Bedug, Jidor, Pantus, Bass Habsy, Darbukai, Ketipung, hingga kendang khas Banyuwangi.
Pria yang familiar dipanggil Cak Imik ini, telah menekuni dunia seni perajin alat musik terbang sejak 1998 dengan ikut bekerja dipengrajin lain. Barulah pada tahun 2005 ia mulai menggeluti pembuatan alat musik terbang secara mandiri. Selama itulah ia memberikan label sendiri pada karya alat musiknya di balik kulit terbangnya.
Seiring waktu berputar, terbang, jidor, pantus, angklung, ketipung dan buah tangan Imik lainya semakin mendapat sambutan positif pasar. Tidak sedikit grup kuntulan atau hadrah di penjuru Banyuwangi memesan alat-alat musik kepadanya.
"Pesanan terbanyak dari grup kesenian dan beberapa sekolah. Pesanan terjauh dari pulau Buru, Maluku, Sumatra, Kalimantan dan paling sering pesanan dari Sulawesi," bebernya.
Alat musik ciptaan Imik memang banyak dikenal, lantaran kualitas bahan yang bagus dan nada yang sangat pas. Ia sangat mengetahui betul suara alat musik yang enak dimainkan dan sungsang atau sumbang. Oleh sebab itu, banyak grup-grup kesenian yang mempercayakan alat musiknya untuk diperbaiki oleh Imik.
Imik menjelaskan, untuk satu set alat kesenian Kuntulan, terdiri dari 9 buah terbang, 1 jidor, 1 pantus, 1 Keling dan gong dibanderol seharga Rp8,5 juta dengan kualitas yang bagus, bila kualitas yang diminta standar kurang lebih diberi harga Rp7,5 juta.
"Kualitas ditentukan jenis kayu, dan kualitas kulit yang dipakai untuk alat musik tabuh itu," ujarnya.
Dan untuk 1 set Hadrah Alhabsyi yang terdiri dari 4 terbang, 2 keprak, 1 Bass, 1 Darbuka dan 1 Ham dibandrol dengan harga Rp5 Juta. Tentu saja ia juga menjual terbang atau rebana secara eceran dengan harga Rp350ribu sampai Rp450ribu untuk 1 buah terbang. Tak hanya itu Imik juga melayani jasa tukar tambah terbang.
"Terbang kuntulan dan Hadrah itu berbeda. Perbedaan dari suara dan untuk kecrek hadrah terbuat dari kuningan," jelasnya.
Usaha yang ditekuni Imik ini berhasil menciptakan lapangan kerja. Setidaknya kurang lebih 5 temannya yang bergabung dalam usaha yang ia jalankan. Ini karena pesanan alat-alat musik buatannya terus berdatangan.
Untuk bahan sendiri seperti kulit sapi, kambing dan kayu, Imik, tidak sembarangan. Ia lebih selektif karena berpengaruh terhadap kualitas produk lebih prima seperti suara dan ketahanan dalam penggunaan. Karena itu ia memiliki pemasok bahan yang ia percaya sendiri.
"Kalau kulit sapi untuk kualitas adalah kulit sapi betina Jawa. Dan untuk terbang kulit kambing punya kualitas baik itupun masih diseleksi lagi dipilih yang tebal, supaya suara lebih renyah, kuat dan bergema," ujarnya.
Selain membuat karya musik tabuh, Imik juga punya grup Hadrah serta Kuntulannya sendiri yang ia beri nama 'Jingga Muda Kedungliwung' yang terdiri dari 15 personel. Dengan grup kesenian tersebut ia bisa menampilkan tarian kuntulan, tari Gandrung, Campur sari atau hanya sekedar hadrah Alhabsyi, untuk mengiringi acara pernikahan, sunatan atau acara sambutan-sambutan.
Bila berminat membeli alat musik tabuh seperti terbang, dan ingin saat acara pernikahan atau sunatan diiringi grup kesenian Imik atau Jingga Muda Kedungliwung, silakan datang ke Dusun Kedungliwung, Desa Kemiri, Kecamatan Singojuruh, Banyuwangi. (*)
Pewarta | : Anggara Cahya |
Editor | : Ferry Agusta Satrio |