TIMES BANYUWANGI, BANYUWANGI – Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani Azwar Anas, terus mendorong para mantan TKI (Tenaga Kerja Indonesia) dalam mengembangkan usaha UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah), sebagai upaya untuk meningkatkan perekonomian lokal dan membuka lapangan pekerjaan baru.

Komitmen itu dilakukan saat Bupati Ngantor Desa (Bunga Desa) di wilayah Kecamatan Tegaldlimo dengan mengunjungi Desbumi (Desa Peduli Buruh Migran) kelompok dampingan Migrant CARE Sinar Migran pada, Senin (15/7/2024).

Dalam kunjungan itu, Ipuk sangat antusias untuk melihat produk dan proses produksi dari kelompok Sinar Migran. Diantaranya adalah anyaman tas dari toyoban, anyaman tas tali jali, pizza, dan makanan ringan seperti peyek, kacang bawang, kuping gajah dan lain lain. Bupati Banyuwangi itu juga, mengapresiasi dedikasi yang diberikan Migrant CARE Banyuwangi karena sudah memberikan pengetahuan dan keterampilan untuk para purna PMI.

Bupati menilik pembuatan kerajinan anyaman dari mantan TKI dari kelompok Sinar Migrant. (Foto : Anggara Cahya/TIMES Indonesia)

“Migrant CARE berperan penting dalam peningkatan SDM Masyarakat Banyuwangi, terutama bagi para purna migran. Kedepanya Pemkab bisa berkolaborasi dengan Migrant CARE Banyuwangi untuk pembangunan SDM,” Kata Ipuk Selasa, (16/7/2024).

“Mungkin nanti Migrant CARE Banyuwangi dan beberapa  pihak yang bersangkutan  bisa memberikan pelatihan atau edukasi tentang proses packaging dan juga tentang proses pengiriman,” Imbuhnya.

Sementara itu, Koordinator Migrant CARE, Uut Rohimatin menyampaikan, ada delapan desa dampingan Migrant CARE yang melakukan beberapa terobosan untuk meningkatkan UMKM yang dilakukan oleh para kader Desbumi. Beberapa terobosan tersebut adalah kerja sama Migrant CARE Banyuwangi dengan Bank Jatim untuk edukasi UMKM dan pembuatan Qris supaya usaha kader Desbumi bisa selaras dengan perkembangan zaman. 

Migrant CARE, Uut menambahkan, juga sudah mempunyai koperasi yang dikhususkan untuk ibi-ibu purna Migran dan anggota keluarga Pekerja Migran aktif Banyuwangi. Koperasi tersebut bernama Koperasi Perempuan Migran Kreatif.

“Harapan kami dengan diadakan koperasi tersebut bisa membantu perputaran produksi UMKM para kader Desbumi,” Tuturnya.

Pada kunjungan tersebut Uut juga menyampaikan kepada Ipuk, setiap desa didampingi Migrant CARE mempunyai produk andalan. Seperti Desa Tegaldlimo dengan produksi tas anyaman Toyoban dan anyaman jalinya, Desa Sumbermulyo dengan produksi kain batiknya, Desa Kedung Gebang dengan produksi sambal dan pizzanya dan Desa Pesanggaran dengan produksi dodol naganya. 

“Dengan meningkatkan kapasitas dan keterampilan para anggota Desbumi, kami harap mereka bisa mandiri walaupun kelak mereka sudah tidak menjadi kelompok dampingan kami,” Harap Uut.

Ketua kelompok Sinar Migran Tegaldlimo, Siti Khotimah juga menyampaikan tantangan dalam melakoni dunia UMKM kepada Ipuk Fiestiandani. Dirinya mengatakan tantangan usaha tas anyaman  yang dia lakoni selama ini adalah dalam hal packaging dan pengiriman. 

“Banyak hal yang belum saya ketahui dan pahami dalam proses pengiriman karena selama ini saya hanya fokus memproduksi,” ungkapnya.

Meski begitu Khotim sangat terbantu dengan adanya Migrant CARE, karena bisa belajar pembuatan tas ini sejak Migrant CARE Banyuwangi mengadakan pelatihan tas jali. Sekarang produk tas anyaman Khotim sudah sampai luar kota hingga luar pulau.

“Selama ini saya hanya numpang titipkan kepada seseorang pengiriman atau ekspedisi buah keluar kota atau pulau, jadi, ketika orang tersebut tidak melakukan perjalan maka saya tidak bisa mengirim produk tas jali saya,” tambah Khotim.(*)