TIMES BANYUWANGI, BANYUWANGI – Memasuki musim peralihan, petani di Banyuwangi harus mewaspadai ancaman hama wereng yang meningkat. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyuwangi melalui Dinas Pertanian dan Pangan (Dispertan) mengimbau seluruh petani untuk meningkatkan kewaspadaan dan segera melakukan tindakan pencegahan.
Kepala Dispertan, Arief Setiawan, melalui Kepala Bidang (Kabid) Tanaman Pangan Ida Larasati mengatakan, hama wereng ini tidak hanya muncul ketika musim kemarau saja. Perkembangbiakan hama ini akan lebih cepat ketika musim pancaroba.
“Peralihan musim yang ekstrem, dari panas ke hujan atau sebaliknya, menciptakan kondisi lingkungan yang sangat ideal bagi perkembangan telur wereng. Akibatnya, populasi wereng cenderung meledak pada periode ini,” kata Ida sapaan akrabnya, Selasa (29/10/2024).
Dispertan Banyuwangi pun gencar mengadakan pendampingan yang salah satunya dilakukan oleh tim Petugas Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT).
“Tim POPT akan turun ke lapangan melakukan pengamatan dan memberikan rekomendasi pengendalian hama serta memberikan bimbingan teknis kepada petani,” ujarnya.
Tak hanya itu, pihaknya mendorong untuk pengembangan pupuk organik seperti kompos. Dengan pengunaan pupuk organik, diharapkan para petani untuk bisa mengurangi pestisida yang dapat merusak lingkungan dan membahayakan kesehatan bagi petani itu sendiri.
“Pupuk organik dapat meningkatkan ketahanan tanaman terhadap serangan hama dan penyakit, sehingga mengurangi ketergantungan pada pestisida kimia,” paparnya.
Kebetulan, masih Ida, kami juga terus mengembangkan Pos Pelayanan Agen Hayati (PPAH) dimana para petani bisa belajar bagaimana cara membuat pupuk organik dengan memanfaatkan agen hayati terkait dengan bahan-bahan organik yang ada dan mudah didapatkan.
Ida juga menekankan pentingnya kerjasama antara pemerintah daerah, petani, dan penyuluh pertanian dalam menghadapi ancaman hama wereng ini. Ia berharap para petani aktif untuk mengikuti kegiatan kelompok tani.
“Pencegahan dan pengendalian ini adalah tugas kita bersama. Dengan aktif mengikuti kelomok tani, Petani harus proaktif melaporkan jika ada tanda-tanda serangan hama, dan kami siap memberikan bantuan secepat mungkin,” katanya.
Sementara itu, Nur Alim (43), salah satu petani yang menanam padi di daerah Desa Dadapan, Kecamatan Kabat, Banyuwangi, ini mengungkapkan rasa syukurnya karena hingga saat ini tanaman padinya masih aman dari tanda-tanda serangan hama wereng.
“Alhamdulillah sampai saat ini masih belum ada tanda-tanda adanya hama wereng. Ya pastinya berharap jangan sampai ada,” ucapnya.
Dengan langkah-langkah ini, diharapkan pertanian wilayah Bumi Blambangan dapat mengatasi ancaman hama wereng dan menjaga stabilitas produksi pangan di daerah tersebut. Petani pun diimbau untuk terus mengikuti penyuluhan dan menerapkan teknik-teknik yang telah diajarkan untuk hasil panen yang maksimal. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Ancaman Hama Wereng Bayangi Petani Banyuwangi di Musim Peralihan
Pewarta | : Muhamad Ikromil Aufa (MG) |
Editor | : Ferry Agusta Satrio |