TIMES BANYUWANGI, BANYUWANGI – Pemerintah Kabupaten Banyuwangi melalui Dinas Pertanian (Dispertan) menetapkan target untuk meningkatkan produksi gabah kering giling (GKG) hingga mencapai 794.961 ton pada tahun 2024. Dalam upaya mencapai target tersebut, Dispertan Banyuwangi telah melakukan sejumlah strategi yang diharapkan dapat meningkatkan produktivitas dan kualitas padi di wilayah Bumi Blambangan.
Kepala Dispertan Banyuwangi, Arief Setiawan melalui Kepala Bidang (Kabid) Tanaman Pangan Ida Larasati, menjelaskan dalam mencapai target tersebut, berbagai inovasi terus dilakukan Dispertan Banyuwangi guna mendorong peningkatan produktivitas tanaman padi sehingga hasil panen di Banyuwangi pun terus terdongkrak.
“Strategi pertama, memberikan stimulant bantuan saprodi baik itu pupuk, benih dan obat-obatan yang unggul dan berkualitas kepada petani,” katanya, Selasa (5/11/2024).
Strategi kedua adalah melakukan pendampingan dan transfer teknologi baru dan tepat guna oleh penyuluh petani.
“Kami percaya bahwa dengan memberikan bimbingan teknis yang berkelanjutan dan memperkenalkan teknologi pertanian yang lebih modern, para petani akan mampu mengoptimalkan hasil panen mereka,” jelasnya.
Strategi ketiga adalah upaya peningkatan sumber daya petani melalui kegiatan pelatihan dan demplot atau percontohan dengan cara membuat lahan percontohan sehingga petani bisa melihat dan membuktikan terhadap objek yang didemontrasikan.
Strategi keempat adalah pengamatan dan pengendalian hama dan penyakit bersama pengamat hama dan penyakit (PHP / POPT) dan para petani.
Yang kelima, memberikan bantuan alat dan mesin pertanian seperti transplanter, handtraktor, combine harvester dan juga pompa air.
Dengan demikian, strategi yang telah dilakukan oleh Dispertan Banyuwangi dan bekerjasama dengan semua pihak diharapkan mampu mencapai target yang sudah ditetapkan.
Lebih lanjut, Ida menerangkan, pada tahun 2024 jumlah luasan panen padi di Banyuwangi sekitar 119.651 Hektare (ha), tak beda jauh dari luasan panen padi tahun 2022 yang hanya 118.429 ha.
“Sedangkan untuk tahun lalu di 2023 luas panen padi Banyuwangi kurang lebih 118.745 ha,” ujarnya.
“Terhitung mulai Januari hingga September, sawah yang menjadi lahan padi seluas 91.508 ha,” imbuhnya.
Meski begitu, masih Ida, Dispertan optimistis hasil panen padi tahun 2024 mengalami peningkatan. Apabila menilik dari data hasil panen, pada tahun sebelumnya hasil produktivitas padi sebanyak 788.794 ton GKG.
“Sementara di tahun 2024 ini tentunya kita berharap panen padi bisa lebih tinggi. Kita menargetkan produsi di Banyuwangi mencapai 794.961 ton GKG dengan peningkatan provitas 66,43 kwintal per ha,” cetusnya.
Adapun daerah yang menjadi penyumbang terbesar sektor pertanian padi di Banyuwangi berada di sembilan kecamatan.
“di Banyuwangi sendiri ada di wilayah Kecamatan Sempu, Gambiran, Songgon, Cluring, Purwoharjo, Tegaldlimo, Pesanggaran, Muncar, dan Wongsorejo,” tutupnya.
Meski hasil panen padi tersebut terbilang cukup melimpah, Dispertan Banyuwangi terus melakukan berbagai inovasi untuk terus mendorong peningkatan produksi salah satu komoditas pangan utama masyarakat tersebut. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Targetkan Produksi 794.961 Ton Gabah Kering Giling, Ini Strategi Dispertan Banyuwangi
Pewarta | : Muhamad Ikromil Aufa (MG) |
Editor | : Ferry Agusta Satrio |