TIMES BANYUWANGI, BANYUWANGI – Tarif tiket pesawat domestik mahal masih menjadi kendala bagi wilayah yang menjual destinasi wisata sebagai daya tarik. Tak terkecuali Banyuwangi yang dijuluki sebagai kota seribu destinasi.
Seharusnya dengan adanya bandara Banyuwangi, diharapkan semakin mempermudah mobilitas wisatawan menuju Kabupaten paling timur Pulau Jawa. Sehingga meningkatkan jumlah wisatawan mulai dari domestik hingga mancanegara.
"Nah ini salah satu kendala kenapa kita susah menarik wisatawan masuk," kata Kepala Bidang (Kabid) Pemasaran Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Banyuwangi, Ainur Rofiq, Selasa (12/11/2024).
Meski demikian, Rofiq mengatakan, Pemkab tidak tinggal diam. Upaya dalam menarik wisatawan masuk ke Banyuwangi terus dilakukan. Diantaranya dengan mengintegrasikan penginapan seperti hotel, homestay atau villa dengan travel agent hingga destinasi wisata dengan paket-paket yanh diharapkan bisa memangkas biaya liburan.
Hal ini dilakukan, juga dalam rangka membangun pasar wisata Banyuwangi dan mendorong paket wisata tersebut bisa memiliki harga kompetitif. Sehingga menciptakan wisata yang hemat Budget.
"Bersama Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Banyuwangi, pelaku wisata dan stakeholder seperti Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis), travel agent kemudian Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) telah dikumpulkan dalam rangka mendorong paket wisata kompetitif alias murah," ujar Rofiq.
Selain itu, menurut Rofiq, adanya paket wisata 3B, atau Banyuwangi, Bali Barat dan Bali Utara yang diluncurkan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) saat itu, pada Jumat 20 September 2024 termasuk salah satu upaya pemerintah dalam memangkas biaya perjalanan karena telah terintegrsi.
"Ya adanya paket 3B termasuk cara menghemat budget liburan karena tikel mahal," tutur Rofiq. (*)
Pewarta | : Anggara Cahya Kharisma |
Editor | : Ferry Agusta Satrio |