TIMES BANYUWANGI, BANYUWANGI – Para petani kelapa di Desa Sumberbulu, Kecamatan Songgon, Banyuwangi, Jawa Timur, saat ini tengah menghadapi masa sulit akibat serangan hama kumbang yang semakin meluas.
Diketahui, kumbang dengan nama latin Lepidiota stigma itu, kerap menjadi musuh para petani kelapa. Hama ini telah menyebabkan kerusakan parah pada tanaman kelapa, sehingga mengancam mata pencaharian dan perekonomian masyarakat Desa Sumberbulu.
Hama ini menyerang daun dan pucuk pohon kelapa. Akibatnya, ada penurunan produksi dan kualitas pada buah. Kekhawatiran ini pun mencuat, mengingat pentingnya buah kelapa dalam mendukung program ketahanan pangan dan Makan Siang Bergizi Gratis yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto.
“Akibat serangan hama ini, panen saya tidak maksimal. Biasanya saya bisa mendapatkan 1.000 buah kelapa, sekarang hanya 600 buah kelapa setiap tiga bulan,” kata petani kelapa Desa Sumberbulu, Katiman, Sabtu (11/1/2025).
Senada dengan itu, kegagalan serupa juga diutarakan Jumadi, yang juga petani Desa Sumberbulu. Dirinya mengatakan, kualitas dari buah kelapa yang dipanennya sangat buruk, dan dikhawatirkan banyak pemborong buah kelapa enggan membeli darinya.
“Daging buah kelapa menjadi lebih tipis dan hasil santan juga lebih sedikit,” ujar Jumadi.
Sementara itu, pemerhati lingkungan Kelompok Pecinta Alam (KPA) Elang Raung Songgon, Aris, menyuarakan adanya wabah kumbang yang terus meluas ini. Dirinya meminta perhatian serius dari unsur dinas terkait untuk ikut membantu dalam mengatasi wabah ini.
“Hama kumbang atau ‘wawung’ yang menyerang akhir-akhir ini sangat mengkhawatirkan. Jika tidak segera ditemukan penyebab dan solusinya, ini akan mengancam program ketahanan pangan nasional serta program gizi gratis Presiden Prabowo. Selain itu, ekonomi petani kelapa juga terancam hancur,” tegas Aris.
Para petani berharap pemerintah daerah dan dinas terkait segera turun tangan mengatasi masalah ini. Langkah-langkah seperti identifikasi penyebab wabah, penyediaan pestisida, hingga penyuluhan kepada petani menjadi solusi yang dinantikan agar ancaman terhadap produksi kelapa dapat diatasi dan program-program pemerintah tetap berjalan sesuai rencana.
“Semoga ini bisa menjadi atensi dinas terkait, karena menyangkut mata pencaharian para petani,” tutur Aris. (*)
Pewarta | : Anggara Cahya Kharisma |
Editor | : Faizal R Arief |