TIMES BANYUWANGI, BANYUWANGI – Perjuangan melawan buta aksara terus berlanjut di Kabupaten Banyuwangi, kali ini dengan ajakan keras dari Bupati Ipuk Fiestiandani kepada para pendidik untuk bersatu mengatasi masalah anak putus sekolah di daerah tersebut.

Bupati Ipuk meminta 36 tenaga pendidik yang baru saja menerima SK penugasan untuk turut serta dalam upaya pengentasan anak tidak sekolah.

"Saya minta semua tenaga pendidikan ikut membantu menuntaskan permasalahan anak tidak sekolah. Baik yang putus sekolah, tidak melanjutkan sekolah, maupun yang sama sekali memang belum pernah bersekolah," ujarnya, Selasa (2/4/2024).

Bupati Ipuk menyoroti penurunan jumlah Anak Tidak Sekolah (ATS) yang telah dicapai, dari 5.420 anak pada September 2023 menjadi 2.909 anak hingga Januari 2024.

Namun, dia menekankan bahwa masih ada pekerjaan besar yang harus dilakukan untuk mengatasi masalah ini.

"Jangan sampai ada anak usia sekolah yang tidak bersekolah. Semua harus mendapatkan hak pendidikan," tegasnya.

Selain memfokuskan perhatian pada masalah anak putus sekolah, Bupati Ipuk juga mendorong para pendidik untuk mendukung program-program pembangunan lainnya di kabupaten tersebut, termasuk penanganan stunting, bantuan kepada lansia miskin, dan masalah sosial lainnya.

Banyuwangi telah meluncurkan berbagai program pendidikan seperti beasiswa, bantuan uang saku, dan Gerakan Daerah Angkat Anak Muda Putus Sekolah (Garda Ampuh) untuk membantu anak-anak kembali ke bangku sekolah.

"Kami tidak menuntut Bapak-Ibu mengeluarkan uang pribadi. Bapak-Ibu cukup bantu kami untuk menemukan dan segera laporkan, kami banyak program untuk masalah ini," tutup Bupati Ipuk.

Upaya bersama antara pemerintah dan para pendidik ini diharapkan mampu memberikan dampak positif yang signifikan dalam mengatasi masalah buta aksara dan anak putus sekolah di Banyuwangi. (*)