TIMES BANYUWANGI, BANYUWANGI – Sah dilantik oleh Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani pada, Rabu (15/10/2025), sebagai Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Banyuwangi, Amir Hidayat S.KM., M.Si. gas pol menyatakan kesiapannya dalam menangani berbagai persoalan kesehatan yang mendesak di Bumi Blambangan.
Bagi Amir menjadi Kepala Dinkes adalah panggilan kemanusiaan, dimana dirinya bertanggung jawab dalam mengurai benang kusut masalah kesehatan. Tentu saja, targetnya adalah meningkatkan taraf kesehatan dan harapan hidup masyarakat.
Dipundaknya, Amir memikul beberapa pekerjaan rumah (PR) mendesak yang menjadi momok kesehatan di Banyuwangi. Mulai dari mengurangi Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB), hingga menekan kasus Stunting dan Tuberkulosis (TBC). Menyadari kompleksitas masalah ini, dirinya terus menyiapkan strategi inovatif, memadukan langkah-langkah preventif yang masif hingga tindakan represif.
“Bupati telah memberikan tugas yang sudah eksplisit yakni bagaimana menurunkan AKI, AKB, Stunting, TBC. Sebelumnya langkah ataupun inovasi menekan itu sudah berjalan, dan kita akan lebih menguatkan upaya-upaya itu,” kata Amir, Kamis (16/10/2025).
Berbekal pengalaman saat menjabat sebagai Pelaksana Tugas (Plt), Amir tak datang dengan tangan kosong. Dirinya telah menorehkan sejumlah inovasi, salah satunya adalah program andalannya yaitu Permata Hati (Persalinan Enam Tangan, Aman, Sehat, Terlindungi). Inovasi yang mewajibkan setiap proses persalinan ditangani oleh enam tangan tenaga medis yang terintegrasi. Tujuanya jelas yakni menekan angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB).
“Artinya, setiap persalinan minimal ditangani tiga orang, 1 dokter dan 2 bidan, atau 1 dokter, 1 perawat, dan 1 bidan, dan semua puskesmas juga siaga 24 jam melalui On Call meski pelayanan umum tutup pukul dua siang,” jelasnya.
Tak hanya itu, dalam memastikan keselamatan ibu dan bayi saat proses persalinan Amir juga akan berupaya memberikan perhatian khusus bagi wilayah sulit dijangkau. Sebanyak 24 lokasi prioritas akan diperkuat dengan tenaga dan sarana tambahan agar mendapat layanan setara wilayah kota.
“Ini menjadi atensi kami di tahun 2026, kita akan kuatkan lagi dalam menjangkau meningkatkan akses di seluruh pelosok wilayah. Tentu untuk mengurangi AKI dan AKB,” paparnya.
Dalam upaya penanggulangan Tuberkulosis (TBC), Amir mengungkapkan bahwa pihaknya fokus memperkuat penemuan dan pengobatan kasus. Data terakhir menunjukkan terdapat 2.000 orang positif TBC, sementara 20.000 orang teridentifikasi sebagai suspek.
Bagi pasien yang terdiagnosa positif (TB), akan akan menerapkan Directly Observed Therapy (DOT) atau Terapi Pengamatan Langsung. Melalui metode ini, pasien TB akan menjalani pengobatan rutin selama enam bulan hingga dinyatakan sembuh
“Kami sudah dapat bantuan X-ray portable dari UNDP, agar deteksi dini TB lebih cepat dan akurat. Kami juga gencarkan jemput bola rawat warga,” tutur Amir.
Di tangan Amir, Banyuwangi siap mengukir harapan hidup yang lebih panjang dan sejahtera. Dengan penguatan deteksi TBC, inovasi Pertama Hati yang kesiagaan layanan 24 jam, termasuk layanan "jemput bola" merawat warga, Kepala Dinkes baru ini tengah merangkai fondasi agar Bumi Blambangan kelak bukan hanya dikenal karena keindahan alamnya, tetapi juga karena masyarakatnya yang sehat, kuat, dan bebas dari permasalahan kesetan. Ini adalah babak baru dalam perjuangan kemanusiaan, dan Amir siap menjadi nahkoda terdepan. (*)
Pewarta | : Syamsul Arifin |
Editor | : Imadudin Muhammad |