TIMES BANYUWANGI, BANYUWANGI – Sampah merupakan polemik nasional yang hingga saat ini masih belum dapat teratasi. Pemerintah Kabupaten Banyuwangi sendiri masif melakukan upaya guna menanggulangi hal tersebut. Dengan cara Gerakan Sungai Watch, kesadaran masyarakat untuk menjaga lingkungan diharap semakin meningkat. 

Pernyataan tersebut disampaikan oleh Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani saat Launching Program Sungai Watch di Taman Makan Pahlawan Wismaraga Satria Laut Pasukan Angkatan Laut Republik Indonesia 0032 Pantai Marina Boom Banyuwangi, Selasa, (4/10/2022). 

"Yang paling penting adalah kesadaran untuk tidak membuang sampah disungai. Selain itu aktivitas memilah sampah rumah tangga secara mandiri juga dapat berpengaruh untuk mengurangi penggunaan plastik," ujarnya.

Ipuk Fiestiandani, Gary Bencheghib dan Letkol Ansori sedang berbincang terkait lingkungan (FOTO: Anggara Cahya / TIMES Indonesia)

Acara Launching Program Sungai Watch diresmikan oleh Ipuk bersama dengan aktivis pencinta lingkungan sekaligus penggagas gerakan Sungai Watch yaitu Gary Bencheghib. 

"Sungai seharusnya jadi tempat rekreasi, bukan tempat pembuangan sampah," tegas Gary. 

Pada saat launching sekaligus kerja bakti dihadiri oleh seluruh elemen pemerintahan yang terkait, puluhan pelajar pun turut serta untuk bersama membersihkan sungai. Mengingat, fokus utama diadakannya program ini adalah untuk menanamkan cinta lingkungan. 

Kerja bakti merupakan perwujudan kepedulian dari Pemkab Banyuwangi terkait problematika sampah di sungai. Terutama muara Sungai Kalilo yang dekat dengan pantai mengingat terdapat banyak sampah plastik terbawa arus. 

Pria yang berdomisili di Bali itu juga menjelaskan bahwa ia telah melakukan misi pembersihan sungai selama delapan hari di sepanjang sungai Kalilo. Hasilnya amat mencengangkan, 23 ton sampah ia angkut singkirkan dari tempat yang bukan seharusnya itu. 

Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani melakukan penanaman bibit pohon sebagai simbolis diresmikanya Program Sungai Watch (FOTO: Anggara Cahya / TIMES Indonesia)

"Sedih sekali sampah kembali datang terbawa arus karena musim hujan," imbuhnya. 

Berangkat dari keresahan itu, Gary menambahkan bahwa pihaknya akan segera memasang Trash Barrier atau penghalang sampah supaya sampah dapat terjaring sehingga tak sampai terbawa arus sungai hingga ke laut. 

"Trash Barrier sangat efektif untuk mengumpulkan sampah dalam waktu cepat," paparnya. 

Nantinya, akan terpasang 100 Trash Barrier di seluruh Sungai di Banyuwangi. Seperti saja di selatan, akan berfokus pada sungai yang menuju pantai Muncar dan Alas Purwo. Untuk di bagian utara, salah satunya tentu saja di Kalilo yang langsung bermuara ke Pantai Marina Boom. 

Nantinya, setiap harinya Gary beserta relawan aktivis lingkungan mengecek Trash Barrier tersebut serta tetap akan melakukan operasi bersih-bersih sungai, hingga sampah di Banyuwangi mencapai 0 persen. 

Saat ini, program Sungai Watch memiliki gudang di Bangorejo Banyuwangi. Di sanalah, aktivitas sortir sampah dilakukan. 

Sebagai informasi, pemilahan sampah dilakukan sebagai bagian dari River Plastic Report atau laporan sampah plastik yang akan mereka rilis dalam waktu dekat.

Setiap jenis plastik disortir untuk melakukan audit merek guna melihat siapa merek atau perusahaan yang paling berpolusi. Jika sudah diketahui penyebab polusi terbesar mereka akan mudah mendaur ulang secara lebih maksimal.

Dengan Program Sungai Watch, sungai di Kabupaten Banyuwangi diharap lebih bersih. Tak menjadi tempat pembuangan sampah. (*)