Berita

Lukisan Fenomenal di Pameran ArtOs Nusantara, Digarap dengan Pensil Selama 5 Tahun

Rabu, 24 Mei 2023 - 21:51
Lukisan Fenomenal di Pameran ArtOs Nusantara, Digarap dengan Pensil Selama 5 Tahun Pelukis asal Malang, Heri Catur Prasetya alias Gombloh. (FOTO: Fazar Dimas/TIMES Indonesia)

TIMES BANYUWANGI, BANYUWANGI – Sebuah lukisan pensil yang dikerjakan selama 5 tahun, tampil fenomenal di Pameran Artos Nusantara Banyuwangi, Jawa Timur. Karya seni dua dimensi tersebut milik seorang seniman asal Kelurahan Merjosari, Kecamatan Lowokwaru, Malang, bernama Heri Catur Prasetya.

Gombloh sapaan akrabnya, memulai Goresan demi goresan pensil di atas sebuah kanvas itu sejak tahun 2017, hingga pada akhirnya lukisan berjudul ‘which is not over’ representasi dari kejadian-kejadian selama perjalanan hidup (catatan harian) dengan ukuran 190 x 240 cm dipamerkan di gedung tua Boom Marina Banyuwangi. 

Usut punya usut, lukisan tersebut memiliki ukuran asli 190 x 900 cm. Berhubung karya seninya baru selesai 6 meter dari target 9 meter, Gombloh sengaja menampilkan ukuran kisaran 2 meteran. Pasalnya, ia ingin menyampaikan sebuah pesan kehidupan dan makna yang tersirat dalam karya goresan tangannya.

Pria kelahiran Blitar itu, mengatakan, di pameran ArtOs Nusantara ini pihaknya ingin menampilkan sebuah keterbatasan atau ketidaksempurnaan manusia dalam menilai sebuah objek. 

“Apa yang dilihat kita, terhadap suatu objek tertentu tidak bisa utuh,” kata guru di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 5 Malang, Rabu, (24/5/2023).

Gombloh mengaku, lukisan yang ditampilkan, ia kerjakan disela-sela kesibukannya menjadi seorang guru dan orang tua dari anak-anaknya.

“Kalau kesulitan selama mengerjakan lukisan ini, syukur tidak ada. Karena saya melukis secara mengalir dengan menggunakan pensil,” ujarnya.

Namun, dibalik proses melukis, terdapat hikmah yang dipetik oleh Gombloh. Bahwa ia merasakan ketenangan, kenyamanan serta kesunyian, yang menghasilkan kemurnian dalam jiwa dan hidupnya.

“Mengerjakan lukisan ini menurut saya uji nyali atau terapi untuk diri saya agar bisa menyelesaikan lukisan tersebut,” jelas pria kelahiran 1971.

Meskipun Gombloh menargetkan lukisan ini harus selesai. Namun, pihaknya tidak ada waktu tertentu untuk merampungkan lukisannya. Pasalnya, ia ingin lukisan ini mengalir seperti kehidupan.

Selain itu, seniman lulusan S2 Penciptaan Seni Lukis, Institut Seni Indonesia Yogyakarta pada tahun 2007 ini mengaku, baru pertama kali melukis diatas kanvas dengan menggunakan pensil dengan ukuran 9 meter. 

“Biasanya saya melukis itu diukuran kanvas 2 meter, itu aja energi saya sudah cukup terkuras,” cetusnya.

Gombloh menekuni seni lukis sejak tahun 1992 dan sudah memiliki ribuan karya. Bahkan, karya seni dua dimensi miliknya sudah membuat kepincut kolektor lokal maupun mancanegara.

“Beberapa lukisan saya ada di Filipina, Singapura, Jakarta, Malang dan lainnya,” katanya.

Menurutnya, menjadi seorang seniman seperti pelukis bukanlah sebuah hobi atau yang lainnya. Melainkan bagaimana cara menghidupkan sebuah seni dengan berkontribusi melakukan karya dan hal-hal positif.

“Melukis sudah menjadi bagian dalam hidup saya,” tegas Gombloh.

Sebagai informasi, pelukis asal daerah Malang ini pernah menyabet Juara satu pada tahun 2006 di acara Malang Mural Festival II dan Juara II Sketsa The Heritage of Malang, Gramedia Malang, pada tahun 2013. (*)

Pewarta : Fazar Dimas Priyatna
Editor : Imadudin Muhammad
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Banyuwangi just now

Welcome to TIMES Banyuwangi

TIMES Banyuwangi is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.