https://banyuwangi.times.co.id/
Berita

Jaga Kelestarian Kawasan Ijen Geopark, Desa Wisata Kemiren Banyuwangi Belajar Teknologi Pengolahan Limbah

Selasa, 23 Desember 2025 - 14:56
Jaga Kelestarian Kawasan Ijen Geopark, Desa Wisata Kemiren Banyuwangi Belajar Teknologi Pengolahan Limbah Pengenalan dan pengaplikasian Coconut Fiber Extracting Machine kepada warga Desa Kemiren. (FOTO : Dokumentasi Istimewa) Foto B. Kepala Desa Kemiren, M. Arifin saat membuka kegiatab. (FOTO : Dokumentasi Istimewa)

TIMES BANYUWANGI, BANYUWANGI – Desa Wisata Adat Osing Kemiren, Banyuwangi yang merupakan bagian dari kawasan Ijen Geopark, terus bersolek menuju tata kelola wisata yang berkelanjutan. Terbaru masyarakat desa setempat mulai belajar menggunakan teknologi pengolahan limbah dari tim Pengabdian Fakultas Teknik Universitas Jember (UNEJ).

Tentu saja ini juga menjadi bagian dari menjaga kelestarian kawasan Ijen Geopark dan mempertahankan predikat UNESCO Global Geopark (UGG). Bukan hanya itu, upaya ini nantinya bisa memberikan dampak kemandirian ekonomi hijau bagi Desa Kemiren.

Untuk diketahui, Desa Kemiren memiliki potensi produksi kelapa yang cukup besar, mencapai 114,98 ton per tahun. Namun, limbah sabut kelapa yang dihasilkan selama ini belum dimanfaatkan secara optimal dan cenderung menumpuk sebagai limbah. 

Kondisi tersebut berpotensi menimbulkan permasalahan lingkungan serta mengurangi kualitas kawasan desa wisata. Untuk itu implementasi teknologi pengolahan limbah sabut kelapa sangat diperlukan masyarakat, dengan menyulapnya jadi bahan baku produk ramah lingkungan seperti cocopeat dan cocofiber yang memiliki nilai ekonomi dan peluang pasar yang luas.

"Selama ini sabut kelapa hanya ditumpuk atau dibuang. Dengan belajar teknologi ini, masyarakat bisa mengolahnya menjadi produk bernilai jual. Ini sangat sejalan dengan visi Desa Kemiren sebagai desa wisata berkelanjutan,” kata Kepala Desa Kemiren, Mohammad Arifin, Selasa (23/12/2025).

Pengenalan-dan-pengaplikasian-Coconut-Fiber-Extracting-b.jpg

Agar diketahui, belajar teknologi pengeolahan yang dilakukan masyarakat setempat pada Senin (22/12/2025) yang bertempat di Kantor Desa Kemiren itu, merupakan bagian dari rangkaian program dari Unej melalui Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (DPPM). Program ini dilakukan untuk memperkuat perannya dalam mendukung pembangunan desa berkelanjutan. 

Bertajuk 'Pengembangan Desa Wisata Berbasis Edukasi melalui Implementasi Teknologi Biogas Geomembran dan Pengembangan Green Material Penunjang Penunjang Greenpreneurship di Desa Adat Osing Kemiren'. Tim pengabdian ini diketuai oleh Ir. Audiananti Meganandi Kartini, S.Si., M.T., IPP, dengan anggotanya Ir. Welayaturromadona, M.Sc dan Ir. Danang Yudistiro, S.T., M.T., Ph.D, yang seluruhnya merupakan dosen Fakultas Teknik Unej, termasuk melibatkan mahasiswa.

Keterlibatan mahasiswa menjadi bentuk nyata implementasi pembelajaran berbasis pengalaman atau experiential learning dan penguatan kompetensi mahasiswa dalam menyelesaikan permasalahan nyata di masyarakat.

Tampak masyarakat Desa Kemiren antusias melihat dan belajar bagaimana tim teknis Fakultas Teknik Unej merancang dan mengaplikasikan mesin pengurai sabut kelapa atau Coconut Fiber Extracting Machine, yang berbasis teknologi tepat guna dengan sistem rotary cutter dan pulley drive yang digerakkan oleh motor bensin 7 HP. 

Asal tau saja, mesin ini dirancang dengan mempertimbangkan aspek fungsional, ergonomi, efisiensi energi, serta keselamatan kerja. Uji coba lapangan menunjukkan waktu penguraian rata-rata 10–12 menit per 20 Kg sabut kelapa, dengan hasil produkkurang lebih 60 persen cocofiber dan kurang lebih 40 persen cocopeat, serta konsumsi bahan bakar yang relatif hemat.

Sebelum melihat bagaimana cara menggunakanya, masyarakat Desa Kemiren diajak untuk mengenal manfaat hilirisasi sabut kelapa serta potensi pasar produk cocofiber dan cocopeat serta potensinya menjadi produk komoditi ekspor. Kemudian dilatih langsung atau hands-on training bagi calon operator dan kelompok tani pengelola alat. 

"Pelatihan meliputi pengoperasian mesin, perawatan rutin, serta pengendalian mutu produk. Seluruh proses dilakukan dengan pendampingan intensif oleh tim dosen dan mahasiswa, sehingga masyarakat dapat menguasai teknologi secara mandiri," ujar Ketua tim pengabdian, Audiananti Meganandi Kartini.

"Kami ingin masyarakat tidak hanya mampu mengoperasikan alat, tetapi juga memahami rantai nilai produk turunan kelapa dan mengembangkan usaha yang berkelanjutan,” imbuhnya.

Sementara itu perwakilan Gapoktan Desa Kemiren sebagai salah satu penerima manfaat menilai, bahwa teknologi ini membuka peluang usaha baru berbasis pertanian dan lingkungan. 

“Cocopeat sangat dibutuhkan sebagai media tanam, sementara cocofiber punya pasar luas. Alat ini memberi harapan baru bagi petani dan kelompok tani untuk menambah pendapatan,” ungkapnya.

Melalui kegiatan sosialisasi dan pelatihan yang telah dilaksanakan, masyarakat Desa Kemiren kini memiliki pemahaman yang lebih baik mengenai pengelolaan limbah sabut kelapa dan potensi pemanfaatannya sebagai produk ramah lingkungan. Program ini diharapkan menjadi model kolaborasi antara perguruan tinggi, mahasiswa, dan masyarakat dalam mendorong ekonomi hijau dan pengembangan desa wisata berbasis edukasi di kawasan Ijen Geopark. (*)

Pewarta : Syamsul Arifin
Editor : Imadudin Muhammad
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Banyuwangi just now

Welcome to TIMES Banyuwangi

TIMES Banyuwangi is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.