TIMES BANYUWANGI – Berdasarkan data periode semester 2 tahun 2024 dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) Banyuwangi, sebanyak 155 warga Bumi Blambangan tercatat sebagai penghayat kepercayaan dalam administrasi kependudukan.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Disdukcapil Banyuwangi, Choiril Ustadi Yudawanto, menjelaskan bahwa pencatatan ini merupakan bagian dari kebijakan inklusif pemerintah untuk mengakomodasi kepercayaan masyarakat.

“Pendataan ini penting agar setiap warga negara, termasuk para penghayat kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, mendapatkan dokumen kependudukan yang sah dan sesuai dengan keyakinan mereka,” kata Ustadi sapaan karibnya, Selasa (6/5/2025).

Menilik dari data Disdukcapil, para penganut penghayat tersebar di berbagai kecamatan, dengan beberapa daerah memiliki jumlah pengikut tinggi. Diantaranya Kecamatan Gambiran sebanyak 46 orang, Muncar 27 orang, dan Srono sebanyak 16 orang.

Sementara itu, wilayah seperti Kecamatan Bangorejo, Glenmore, Singojuruh, Rogojampi, Kabat, Glagah, Giri, Wongsorejo, Songgon, Kalipuro dan Licin tidak mencatat adanya penganut penghayat kepercayaan.

Dari total 155 warga yang tercatat sebagai penganut kepercayaan, sebanyak 77 orang berjenis kelamin laki-laki, sementara 78 orang sisanya adalah perempuan.

Menurut Ustadi, pencatatan ini bukan hanya sebagai bentuk administrasi, tetapi juga mencerminkan keberagaman keyakinan di Banyuwangi yang perlu dihormati dan difasilitasi oleh negara.

Di samping itu, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyuwangi sudah memberikan fasilitas keterangan agama di KTP untuk penganut penghayat kepercayaan. Jadi, seluruh warga Bumi Blambangan sudah bisa mendapatkan status yang sesuai. (*)