TIMES BANYUWANGI, BANYUWANGI – Masih ingat dengan perjuangan dua pelajar Banyuwangi dari asal Dusun Sempu, Desa Gombolirang, Kecamatan Kabat yang berangkat ke sekolah dengan melintasi sungai? Kini dua pelajar yang bernama Sugihartono (13) dan Nur Halimah (8), siswa MI Nurul Huda II sudah bisa ke sekolah dengan tenang karena pemerintah desa setempat sudah membangun jalan. Ini membuat keduanya tidak perlu menyeberang sungai untuk menuju ke sekolah yang ada di Desa Macan Putih.
Melalui Alokasi Dana Desa (ADD) Khusus Pemdes Gombolirang senilai Rp 25 juta, akses jalur baru yang dibangun berada tidak jauh dari titik lokasi awal dimana keduanya biasa lewat saat berangkat ke sekolah.
"Kami upayakan dengan mempersiapkan dulu akses jalan menuju ke calon jembatan," kata Kepala Desa Gombolirang, Moh Ridwan, kepada TIMES Indonesia, Rabu (27/10/2021).
Ridwan mengatakan, jalur tersebut nantinya bukan hanya bisa dilewati oleh Sugihartono dan Nur Halimah saja, melainkan juga masyarakat sekitar. Karena jalur itu menghubungkan antara dua desa, yakni Desa Gombolirang dan Desa Macan Putih, Kecamatan Kabat.
"Karena untuk menuju desa tetangga warga harus memutar kurang lebih sejauh enam kilometer. Proses perputaran ekonomi jadi sedikit terhambat," ungkap Ridwan.
Ridwan mengatakan, harapan warga memiliki akses jembatan penghubung antar dua desa sudah berlangsung lama. Karena itu, adanya pembangunan jalan baru itu disambut gembira oleh masyarakat setempat. Warga rela gotong royong kerja bakti untuk membuka jalan.
"Bahkan ada empat warga yang rela menghibahkan tanahnya. Saya atas nama pribadi dan Pemdes Gombolirang berterima kasih kepada warga yang sudah dengan ikhlas menghibahkan tanahnya untuk akses jalan," ujar Ridwan.
Meski medan jalan baru itu terbilang berada di lokasi yang lumayan curam, namun setidaknya lebih mudah dibandingkan dengan jalur yang sebelumnya biasa digunakan oleh masyarakat setempat.
"Untuk pembukaan akses jalan, sudah selesai dilaksanakan oleh pemerintah desa. Selanjutnya hanya tinggal menunggu pavingisasi dan proses pembangunan jembatan," ucap Ridwan.
Pemerintah Desa Gombolirang, lanjut Ridwan, sudah berusaha maksimal mengupayakan akses jalan baru. Kini, untuk selanjutnya tinggal menunggu realisasi janji dari pemerintah daerah untuk membangun jembatan.
"Kami bersama masyarakat sangat berharap agar akses penghubung ini segera terealisasi," tandas Ridwan.
Nadi, salah satu warga yang menghibahkan tanahnya untuk akses jalan penghubung antara Desa Gombolirang dan Desa Macan Putih mengaku ikhlas. Sebab selama ini dia ingin kedua wilayah itu bisa tersambung.
"Selama itu digunakan untuk kebaikan dan kemaslahatan bersama maka dipersilahkan," katanya.
Diakui, tanah untuk akses jalan dari pemilik kebun Durian legit khas Gombolirang itu posisinya memang berada paling dekat dan mudah dijangkau dari desa sebelah, sehingga ia rela untuk dihibahkan.
"Meskipun saat ini masih baru pembukaan akses jalan, kami cukup senang akhirnya ada titik terang. Sehingga nantinya untuk menuju desa seberang kami tidak harus memutar jauh," ungkap Nadi.
Dinas Pekerjaan Umum
Catatan TIMESIndonesia, Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya Perumahan dan Pemukiman (DPU-CKPP) Banyuwangi, Jawa Timur sudah meninjau usulan pembangunan jembatan penghubung antara Desa Gombolirang dan Macan Putih, Kecamatan Kabat.
Kabid DPU CKPP Banyuwangi, Ebta Adharisandi saat itu mengatakan, bahwa masih mengkaji, karena ada poin penting yang nantinya menjadi tolak ukur dalam pembangunan akses jalan dan jembatan di wilayah tersebut.
"Salah satunya tanah sekitar harus bebas, tidak ada masalah dengan warga," ucap Ebta.
Anggota DPRD Banyuwangi Fraksi Golkar, Marifatul Kamila juga sudah meninjau lokasi yang dilewati oleh Sugihartono dan Nur Halimah. Rifa menyampaikan, dengan melihat medan yang ada memang sangat perlu dibangun akses jalan dan jembatan penghubung.
Menurutnya, selain bermanfaat untuk kemudahan akses bagi anak-anak yang sekolah di seberang sungai, juga dapat membuka akses perekonomian masyarakat setempat.
"Kami berharap mudah-mudahan pembangunan jembatan bisa segera terlaksana. Karena bukan hanya akses untuk anak sekolah, tetapi perekonomian masyarakat juga akan meningkat," paparnya.
Pihaknya berkomitmen akan memperjuangkan masyarakat disana. Dia menargetkan, pembangunan jembatan di wilayah setempat sudah bisa dianggarkan tahun ini.
"Target kami di perubahan anggaran tahun ini, karena ini benar-benar dibutuhkan masyarakat. Berapapun anggarannya, harus dilaksanakan. Saya yakin Pemerintah Kabupaten Banyuwangi mampu melaksanakan ini," tegasnya.
Usulan tentang akses jalan dan pembangunan jembatan penghubung tersebut berawal dari kisah Sugihartono dan Nur Halimah, asal Dusun Sempu, Desa Gombolirang yang harus berjuang jalan kaki bersekolah dengan naik turun bukit dan menyebrangi derasnya air sungai.
Sugihartono yang duduk di kelas 6, dan adiknya Nur Halimah yang masih duduk di bangku kelas 3 MI Nurul Huda II, Dusun Sumberan, Desa Macan Putih, Kecamatan Kabat itu, harus melewati jalur berbahaya setiap hari. Mereka terpaksa melewati jalur tersebut karena jaraknya paling dekat.
Sementara jika harus memutar melewati jalur lain, jaraknya lumayan jauh dan jalannya tidak semulus di wilayah perkotaan. Mau tidak mau keduanya harus lewat jalur yang mencekam itu. Kini akses jalan sudah dibangun, tinggal menunggu aksi nyata dari pemerintah daerah setempat. (*)
Pewarta | : Rizki Alfian |
Editor | : Wahyu Nurdiyanto |