TIMES BANYUWANGI, BANYUWANGI – Pasca tragedi serangan tawon Vespa Affinis di Kabupaten Banyuwangi, menyadarkan masyarakat akan bahaya sengatan serangga tersebut. Akibatnya, permintaan evakuasi sarang lebah mengalami peningkatan. Untuk mengantisipasi hal ini, Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Damkarmat) Banyuwangi punya cara tersendiri.
Sebelum itu, diketahui tragedi serangan Tawon Vespa Affinis atau biasa disebut Tawon endas pada 25 Oktober 2024 telah menewaskan seorang pencari rumput di Desa Bulusari, Kecamatan Kalipuro Banyuwangi. Hal ini sontak membuat geger masyarakat akan bahayanya serangga tersebut.
Humas Damkarmat Banyuwangi Kadhafi, menyampaikan semenjak 25 Oktober hingga saat ini, tercatat ada sebanyak 6 laporan penanganan evakuasi tawon. Diantaranya bersarang di rumah warga.
“Adapun yang kami berhasil evakuasi 4 sarang Tawon Vespa 2 sarang tawon kecil,” kata Kadhafi, Senin (4/11/2024).
Dari laporan evakuasi tersebut, masih kata Kadhafi, kebanyakan bersarang di pohon. Beberapa kasus evakuasi juga terjadi di rumah kosong.
“Sarang terbesar yang pernah kita evakuasi yang berada di Dusun Satriyan, Desa Lemahbangdewo, Kecamatan Rogojampi, yang menempati rumah kosong,” ujarnya.
Dalam mengevakuasi sarang tawon Damkarmat sudah mempunyai Alat Pelindung Diri (APD) khusus. APD tersebut dirancang khusus yang sudah dilengkapi kaca pelindung wajah agar sengatan tawon tidak tembus.
“Kita memiliki total 18 APD yang ada di markas utama dan pos. Setiap regu memiliki 2 APD,” jelas Kadhafi.
Dilengkapinya APD tersebut, masyarakat diimbau untuk waspada dan melapor ke Damkarmat, jika ada sarang tawon di sekitar lingkungan yang dirasa mengganggu aktivitas warga.
“Langsung saja melapor, kita siap demi menghindari kejadian yang tidak diinginkan,” tutur Kadhafi. (*)
Pewarta | : Syamsul Arifin |
Editor | : Imadudin Muhammad |