https://banyuwangi.times.co.id/
Berita

Prosesi Pengantin Adat Banyuwangi Kini Punya Pakem Resmi

Jumat, 26 September 2025 - 07:41
Prosesi Pengantin Adat Banyuwangi Kini Punya Pakem Resmi Prosesi perang bangkat dalam pernikahan adat Osing, Banyuwangi. (FOTO: Ikromil Aufa/TIMES Indonesia)

TIMES BANYUWANGI, BANYUWANGI –  Untuk pertama kalinya, Kabupaten Banyuwangi resmi memiliki pakem tata cara prosesi pengantin adat. Pakem tersebut, dikenalkan langsung dalam acara Festival Banjoewangi Tempo Doeloe 2025, yang digelar di halaman Kantor Dinas Kebudyaan dan Pariwisata (Disbudpar), Banyuwangi, Kamis (25/9/2025).

Selama ini, Banyuwangi memang telah memiliki busana adat pengantin, seperti Mupus Braen, Sembur Kemuning, dan Sekar Kedaton.

Namun, tata cara prosesi serta musik pengiring khas Banyuwangi belum pernah memiliki aturan baku. Akibatnya, setiap pelaksanaan pernikahan adat kerap menggunakan iringan musik Jawa maupun sholawatan.

Plt Kepala Disbudpar Banyuwangi, Taufik Rohman, menjelaskan bahwa hadirnya pakem baru ini merupakan hasil kerja bersama antara Dewan Kesenian Blambangan (DKB), Himpunan Ahli Rias Pengantin Indonesia (Harpi), pranatacara, serta para seniman dan budayawan.

Prosesi-temu-manten-dalam-pernikahan-adat-Osing.jpg

Prosesi temu manten dalam pernikahan adat Osing, Banyuwangi. (FOTO: Ikromil Aufa/TIMES Indonesia)

“Alhamdulillah, malam ini kita tampilkan untuk pertama kalinya prosesi pengantin adat Banyuwangi yang sudah memiliki tata cara lengkap. Mulai dari rangkaian temu manten, Giro Osing, hingga Perang Bangkat, semuanya kini sudah ada pakemnya,” kata Taufik, Kamis (25/9/2025).

Dikatakan Taufik, ke depan, pakem tata cara pengantin adat Banyuwangi ini akan dituangkan dalam peraturan bupati, sehingga dapat menjadi pedoman resmi dalam setiap pelaksanaan pernikahan adat Bumi Blambangan.

“Harapannya, semua masyarakat Banyuwangi, khususnya masyarakat Osing, bisa menjadikan ini sebagai acuan. Dengan begitu, tradisi kita tetap lestasi, tidak hilang ditelan zaman,” ujarnya.

Sementara itu, Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, mengatakan bahwa Festival Banjoewangi Tempo Doeloe bukan hanya sekadar agenda seremonial, melainkan wujud nyata komitmen daerah dalam melestarikan warisan budaya.

“Festival Banjoewangi Tempo Doeloe yang rutin kita lakukan adalah bagian dari kita semuanya untuk mengingat sejarah, budaya, dan adat istiadat kita, sekaligus memperkenalkannya kepada generasi muda,” ucap Ipuk.

foto-bersama-dengan-pengantin.jpg

Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, bersama Wakil Bupati Banyuwangi, Mujiono, foto bersama dengan pengantin. (FOTO: Ikromil Aufa/TIMES Indonesia)

Menurut Ipuk, budaya lokal merupakan modal besar Banyuwangi untuk mengembangkan pariwisata. Apalagi, tren ecotourism yang diusung Banyuwangi tidak hanya menawarkan keindahan alam, tetapi juga menonjolkan kekayaan tradisi, seni dan budaya.

“Terima kasih kepada anak-anak muda Banyuwangi yang ternyata juga mengikuti dan membantu kita semuanya untuk mempertahankan kekayaan budaya Banyuwangi dengan konsep kekiniannya,” ujarnya.

Sebagai informasi, Festival Banjoewangi Tempo Doeloe 2025, digelar mulai 23 September hingga 25 September 2025. Rangkaian acara yang disuguhkan cukup beragam, tak hanya pameran, tetapi juga lomba, atraksi seni, dan pentas budaya yang hampir punah.

Berbagai desa turut ambil bagian menampilkan kekayaan peninggalan sejarah dan budayanya, di antaranya Desa Macan Putih, Kecamatan Kabat, Desa Gintangan, Kecamatan Rogojampi, serta desa-desa lainnya.

Selain itu, pameran juga menghadirkan koleksi museum dan komunitas budaya. Sejumlah atraksi seni tradisional, mulai dari Tawang Alun hingga Rengganis, kembali dipentaskan sebagai upaya melestarikan warisan yang nyaris terlupakan. (*)

Pewarta : Muhamad Ikromil Aufa
Editor : Ferry Agusta Satrio
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Banyuwangi just now

Welcome to TIMES Banyuwangi

TIMES Banyuwangi is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.