TIMES BANYUWANGI, BANYUWANGI – Model pengelolaan sampah terpadu dan kolaboratif di Kabupaten Banyuwangi kembali menarik perhatian internasional. Kali ini, delegasi dari Kreditanstalt für Wiederaufbau (KfW Jerman), sebuah lembaga keuangan pembangunan terkemuka, melakukan kunjungan langsung untuk meninjau praktik baik yang diterapkan di Bumi Blambangan.
Kedatangan tim KfW di kabupaten paling ujung timur Pulau Jawa disambut hangat oleh Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Banyuwangi, Dwi Handayani. Tim tersebut terdiri dari Anna Schirmer (Sr. Portfolio Manager), Andre Kuncoroyekti (M&E Consultant), Aulia Syahrani (Comms Consultant), Wolfgang Mueller (Waste Management Expert), dan M. Yusuf (Sector Coordinator). Kunjungan ini berlangsung selama dua hari penuh, yakni pada tanggal 4 sampai 5 November 2025.
Tim KfW Jerman berkunjung di TPS3R Balak Songgon. (FOTO: Fazar Dimas/TIMES Indonesia).
Kepala DLH Banyuwangi yang akrab disapa Yani menjelaskan, agenda utama kunjungan tim KfW adalah mempelajari secara mendalam sistem pengelolaan sampah kolaboratif yang berhasil dibangun oleh Banyuwangi.
“Banyuwangi memang dikenal sukses mengintegrasikan berbagai pihak, mulai dari Systemiq, CLOCC, Yayasan Rijig Pradana Wetan, Sungai Watch, hingga Ecoranger, dalam tata kelola persampahan,” ujarnya, Rabu, (5/11/2025).
Menurutnya, melalui pendekatan multi-pihak ini, Banyuwangi telah menunjukkan inovasi lokal yang efektif dalam memperkuat sistem pengelolaan sampah, sekaligus secara signifikan mendukung target nasional untuk pengurangan sampah laut
“Tim KfW juga mengunjungi salah satu fasilitas andalan, yakni Tempat Pengelolaan Sampah Reduce, Reuse, Recycle (TPS3R) Balak Songgon. Kunjungan ke fasilitas lapangan ini bertujuan untuk melihat implementasi nyata dari konsep pengelolaan sampah yang telah teruji keberhasilannya,” jelasnya.
Terkait kunjungan ini, harapan besar pun tersemat. Pemerintah Kabupaten Banyuwangi berharap langkah ini dapat berujung pada bantuan hibah sarana dan prasarana pengelolaan sampah dari KfW.
“Kami menargetkan pada tahun 2029 seluruh sampah di Banyuwangi dapat terkelola 100 persen,” tegas Kepala DLH Banyuwangi, Yani.
Sebagai informasi, KfW sendiri merupakan lembaga pembangunan asal Jerman yang aktif di lebih dari 70 negara, termasuk Indonesia. Di Tanah Air, mereka mendukung upaya pemerintah melalui berbagai kementerian seperti Bappenas, KLH, KKP, Kemenkeu, Kemen PU, Kemenko Pangan, dan Kemendagri dalam mencapai target pembangunan berkelanjutan, khususnya di bidang pengelolaan lingkungan, energi bersih, dan tata kelola air, termasuk reformasi kebijakan pengelolaan sampah dan ekonomi sirkular. (*)
| Pewarta | : Syamsul Arifin |
| Editor | : Imadudin Muhammad |