TIMES BANYUWANGI, BANYUWANGI – Bom bunuh diri yang terjadi di depan Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan memantik kecaman dari sejumlah pihak. Setelah MUI, kecaman juga datang dari Baitul Muslimin Indonesia atau Bamusi Banyuwangi.
"Tidak ada toleransi kekerasan dari agama manapun. Karena berbicara tentang kedamaian, Nabi Muhammad SAW memberikan contoh bagaimana ketika fathul makkah dan Islam Rahmatan Lil Alamin," kata Wakil Ketua PC Bamusi Banyuwangi, Fajar Isnaini SE, MM, Minggu (28/3/2021).
Dosen di sejumlah perguruan tinggi Nahdlatul Ulama di Banyuwangi itu menyebut bahwa insiden bom bunuh diri itu adalah contoh nyata dari serangan terhadap kebhinnekaan yang telah disusun oleh para founding father bangsa ini.
"Oleh karenanya, PC Bamusi Banyuwangi mengutuk dan mengecam keras kejadian Bom di depan gereja Katedral Makassar," terang Fajar yang juga pendidik di SMK 17 Agustus 1945 Muncar itu.
Aktivis PMII itu mengajak kepada masyarakat untuk merapatkan barisan demi terciptanya kesatuan dan persatuan bangsa dari ancaman paham radikalisme dan terorisme.
"Ini menjadi tugas semua anak bangsa untuk mengamankan dari faham faham ekstrem. Tetap tenang dan waspada," terang Fajar.
Bamusi Banyuwangi juga mengingatkan masyarakat agar tidak terprovokasi terhadap berita atau informasi yang menyebar di media sosial. Pihaknya mendukung kepolisian untuk mengusut kasus tersebut. "Kita serahkan kepada polisi terkait insiden bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar itu," tandas Wakil Ketua PC Bamusi Banyuwangi, Fajar Isnaini SE, MM. (*)
Pewarta | : Rizki Alfian |
Editor | : Irfan Anshori |