TIMES BANYUWANGI, BANYUWANGI – Tumpukan sampah yang kerap dipandang sebelah mata, di Bali barang tak terpakai tersebut bisa digunakan untuk membayar sekolah. Inovasi tersebut lahir dari Dr. Komang Anik Sugiani. Dia berhasil menciptakan perubahan nyata melalui Yayasan Project Jyoti Bali (YPJB).
Sekolah yang berada wilayah didirikan oleh perempuan yang akrab disapa Anik ini bukan sekadar tempat belajar, tapi juga rumah bagi anak-anak untuk berkreasi dan mengembangkan potensi diri. Dengan semangat mengubah dunia, dia mengajak anak-anak untuk peduli terhadap lingkungan sambil mengejar cita-cita.
Menurut Anik di Desa Mengening, Kecamatan Kubutambahan, Kabupaten Buleleng, Bali, tempat dia lahir dan besar, banyak anak-anak memiliki potensi besar. Akan tetapi, hal itu terkendala akses pendidikan yang terbatas. Hal Itulah yang mendorong Anik untuk mengambil langkah nyata guna mengubah nasib mereka.
“Pendidikan adalah alat yang sangat kuat untuk merubah dunia. Tidak perlu tunggu kaya untuk bantu orang lain. Materi mungkin membantu, namun tenaga dan pikiran juga perlu,” kata Anik, Jumat, (8/11/2024).
Namun, Anik tak hanya berhenti pada upaya memberikan pendidikan gratis. Ia mengembangkan ide brilian yakni sistem pembayaran pendidikan dengan menggunakan sampah plastik.
Setiap hari, anak-anak yang belajar di Taman Pintar YPJB datang dengan semangat membawa sampah plastik sebagai ‘biaya’ pendidikan mereka. Sampah yang terkumpul kemudian diolah dan dikelola dengan cermat, bahkan disimpan di bank sampah untuk menghasilkan pendapatan tambahan bagi yayasan.
Konsep ini tidak hanya memberi kesempatan pendidikan yang lebih baik bagi anak-anak, tetapi juga mengajarkan mereka untuk lebih peduli pada lingkungan. Sampah plastik yang dikumpulkan diubah menjadi produk bernilai ekonomi, seperti batu bata ramah lingkungan, eco enzyme, dan bahkan bantal alas duduk.
"Orang-orang sering bertanya, mengapa saya melakukan ini? Saya tidak mencari uang dari sini. Ini adalah perjalanan hati," ungkap Anik, yang terus berjuang untuk memberikan yang terbaik bagi anak-anak di desanya.
YPJB juga memberi dukungan lebih jauh bagi anak-anak untuk melanjutkan pendidikan mereka ke tingkat yang lebih tinggi. Tim YPJB aktif mencari orang tua asuh, beasiswa, hingga sponsor dan CSR untuk membantu anak-anak yang memiliki bakat tetapi terbatas dalam biaya. Banyak dari mereka yang kini berhasil melanjutkan pendidikan ke SMP dan SMA.
Di bawah sinar Bali yang hangat, Desa Mengening menjadi saksi dari sebuah perubahan besar. Dari sampah menjadi pendidikan, dari mimpi menjadi kenyataan. Dr. Komang Anik Sugiani dan Yayasan Project Jyoti Bali terus menyinari masa depan anak-anak dan masyarakat mereka, memberikan harapan untuk generasi yang akan datang.
Berkat dari kegigihan tersebut, Anik juga mendapatkan apresiasi SATU Indonesia Awards 2021 (SIA) Tingkat Provinsi dari PT. Astra International Tbk dengan inovasinya ‘Agen of Change, Pembelajaran Gratis untuk Anak Pedesaan’. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Di Bali Ada Sekolah Gratis, Cukup Bayar dengan Sampah
Pewarta | : Syamsul Arifin |
Editor | : Imadudin Muhammad |