TIMES BANYUWANGI, BANYUWANGI – Sedikit demi sedikit tetesan air membasahi ladang, masa penghujan yang dinanti oleh petani mulai datang. Rasa syukur yang diucapkan, lalu diungkapkan dengan pembersihan sungai oleh para petani Dusun Rimpis, Desa Sumbersari, Kecamatan Srono, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur. dengan membersihkan sungai Dawuhan.
Rasa penuh semangat dan harapan terpancar dari wajah para petani dalam menyambut datangnya musim penghujan sekaligus mulai masuknya musim tanam setelah masa panen dengan begitu banyak tantangan akan kekeringan yang mengancam.
Bergotong royong, belasan petani membersihkan parit hingga sungai Dawuhan dari sampah organik maupun anorganik. Pasalnya, selama ini sumbatan sampah di sungai maupun parit menghambat datangnya air yang mengaliri sawah.
Dijelaskan oleh petani setempat yang bertempat tinggal di Dusun Rimpis, Desa Sumbersari, Kecamatan Srono, Kabupaten Banyuwangi, Sumardi, gotong royong bersih-bersih sungai dan parit tersebut adalah bentuk dalam menyambut akan masuknya musim hujan, sekaligus memperbaiki aliran sungai.
Hal itu dimaksudkan agar setiap ladang atau sawah teraliri secara merata saat air datang dan juga tidak menimbulkan banjir sehingga nantinya tidak sampai merusak tanaman warga saat air sungai meluap.
Setelah sungai, aliran parit sawah juga di bersihkan. (FOTO : Anggara Cahya /TIMES Indonesia)
“Kami bersih-bersih bersama dengan kelompok tani sekitar yang tergabung dalam Kelompok Tani Margo Utomo,” ucap Sumardi salah satu petani, Rabu (20/12/2023).
Lebih lanjut, Sumardi, mengatakan, sungai Dawuhan yang terpecah itu sendiri mengaliri areal sawah di dusun Rimpis yang terdiri dari 80 Hektare, yang dimiliki sekitar 170 an pemilik sawah.
Oleh sebab itu, sungai Dawuhan dan parit yang menjadi nadi dari areal persawahan tersebut sangat penting untuk dijaga kebersihanya, dan bisa mengaliri sawah yang pada musim panas panjang kemarin sempat kesulitan air. Lebih-lebih saat ini sawah-sawah tersebut sudah dibajak dan akan mulai masuk musim tanam.
“Harapannya semoga hujan yang akan datang akan membawa berkah,” pungkas, Sumardi.
Selama ini, terlebih saat musim kemarau panjang tersebut, sungai Dawuhan dan parit-parit yang mengaliri air di areal sawah tersebut memang jarang bahkan tidak tersentuh tangan sama sekali untuk dibersihkan. Karenanya, banyak petani yang resah sehingga memutuskan untuk bergotong royong membersihkanya.
“Itulah alasan kami juga untuk melakukan gotong royong membersihkan parit,” ujar Sumardi.
Resah juga dirasakan Sumardi dan petani lainya juga, saat musim kemarau, mereka harus membeli air supaya sawah mereka tetap bisa teraliri air dan membuat tanaman padi mereka tetap bertahan sampai panen.
“Meskipun air tetap ngalir jika kita butuh air jadi kita beli air,” cetus, Sumardi. (*)
Pewarta | : Syamsul Arifin |
Editor | : Imadudin Muhammad |