https://banyuwangi.times.co.id/
Berita

Mamik Yuniantri, MC ‘Legend’-nya Banyuwangi

Senin, 06 Mei 2024 - 16:48
Mamik Yuniantri, MC ‘Legend’-nya Banyuwangi Mamik Yuniantri, MC ‘Legend’ nya Banyuwangi. (Foto : FB Mamik Yuliantri)FOTO BMamik Yuniantri, MC ‘Legend’ nya Banyuwangi. (FOTO: Mamik Yuliantri for TIMES Indonesia)

TIMES BANYUWANGI, BANYUWANGI – Bisa di kuping di mana saja. Seantero Banyuwangi, Jawa Timur. Setiap kali ada acara beken, acara berkelas, coba dengar lengkingan suara siapa menjadi pemandunya.

Nah, benar kan?. Pasti sudah bisa ditebak. Suara master of ceremony (MC) atau pembawa acara perempuan itu milik Mamik Yuniantri. Dia akrab disapa Mbok Mamik. Publik pun mengakui wanita kelahiran 4 Juni 1976 tersebut adalah MC ‘Legend’-nya Banyuwangi.

Bagaimana tidak ‘Legend’. Perempuan energik asal Jalan Kapten Waroka No. 30, Kelurahan Tukang Kayu, Banyuwangi, itu sudah akrab dengan dunia cuap-cuap sejak 1996 silam. Berbeda dengan lainnya, performance Mbok Mamik, senantiasa luwes serta bisa membawa suasana hati audience.

Mamik-Yuniantri-2.jpgMamik Yuniantri, MC ‘Legend’ nya Banyuwangi. (FOTO Mamik Yuliantri for TIMES Indonesia)

Maklum, bukan hanya lantaran kenyang pengalaman memandu acara. Tapi dia juga diakui kondang gemilang sejak 1994, ketika masih murni menjadi penyiar radio Mandala FM.

Malahan, kalau didunia MC, ibu dari Diva Meydina Pambudi, ini Haqqul Yaqin bukan kaleng-kaleng. Sertifikat keahlian publik speaking atau Certified Public Speaker (CPS) pun dia kantongi. Salah satunya dari Indonesian Professional Speakers Association Certified Public Speaker (IPSA-CPS).

Sebuah lisensi yang tidak semua pembawa acara di Banyuwangi punya. Keren bukan!?.

Kepada TIMES Indonesia, Mamik bercerita karier MC yang dia lakoni bermula dari kecintaanya pada seni berbicara atau ala Telling Story. Semua bermuara dari sang ayah, almarhum Basumi, yang rajin melantunkan dongeng pada Mamik kecil.

“Dari dongeng-dongen ayah saya, menumbuhkan imajinasi dan kecintaan pada kata-kata,” katanya, Senin (6/5/2024).

Embrio kegemaran berbuah ketika anak pasangan almarhum Basumi dan almarhumah Siti Mar’ah, bergabung menjadi penyiar Radio Mandala FM, ditahun 1994. Dan semua makin matang ditahun 1996. Yakni ketika kali pertama Mamik dipercaya untuk menjadi MC acara anak-anak.

“Karena merasa cocok, saya terus mengasah kemampuan menjadi pembawa acara,” kisahnya.

Seperti hobi yang menjadi pekerjaan. Tak ada perjuangan yang menjadi beban. Semua terasa sebuah kesenangan. Hingga tak terasa, kemampuan semakin matang. Acara demi acara bisa berjalan lancar, lebih hidup dan semua mampu bertepuk tangan riang.

Baik itu acara formal maupun non formal. Semua berjalan mulus dengan dampingan MC ‘Legend’ nya Banyuwangi, Mbok Mamik.

“Saya adalah tipe orang yang tidak mudah puas dan memiliki semangat tinggi. Saya selalu menjadikan pekerjaan itu sebagai Passion. Jadi bukan hanya sekedar menyelesaikan pekerjaan,” ungkapnya.

Selama 28 tahun berkutat menjadi pembawa acara, bukanlah waktu yang sebentar. Mamik mengakui, perjalanan panjang tersebut bisa dilalui bukan hanya berkat kerja kerasnya semata. Tapi juga atas jasa serta dukungan orang-orang terdekat.

Mulai dari ayah dan ibunda tercinta, almarhum Basumi dan almarhumah Siti Mar’ah. Juga sang suami tercinta, almarhum Eko Luhur Pambudi.

“(Almarhum) suami saya bukan hanya memberi dukungan pada karier saya. Tapi kepercayaan dan pemberian ruang untuk terus berkembang yang diberikan, mampu memperkokoh kepercayaan diri serta sangat mendukung dalam peningkatan kapasitas saya,” ulas Mamik.

Perempuan yang kini menjadi penyiar di radio Blambangan FM ini mengaku punya pengalaman paling istimewa dalam ber MC ria. Menurutnya, dari ribuan acara yang pernah dipandu, ada satu acara yang paling melekat dan berkesan.

“Yang paling berkesan itu ketika saya dipercaya menjadi pembawa acara dihadapan Ibu Negara, Ibu iriana Jokowi,” cetusnya.

Sebagai MC senior yang sudah ‘Legend’ di Bumi Blambangan, ternyata Mamik masih punya impian lain. Dia ingin menularkan ilmu dan pengalaman menjadi pembawa acara kepada para generasi muda. Termasuk kalangan santri pondok pesantren.

“Saya ingin membantu mereka mengembangkan kemampuan seni berbicara, selain ilmu dan pengakaman baru, keahlian tersebut adalah salah satu kunci untuk sukses dalam berbagai bidang,” ujar Mamik.

“Dan bagi kalangan santri, seni berbicara sangat penting bagi mereka yang ingin menjadi da’i. Pesan yang disampaikan bisa lebih efektif dan inspiratif,” imbuhnya.

Lalu, ketika bicara panjang kali lebar tentang sosok Mamik Yuniantri, ujungnya yang didapat ternyata bukan hanya tentang MC ‘Legend’ nya Banyuwangi saja. Ternyata dia merupakan perempuan yang tangguh. Perempuan yang mampu menjadi suri tauladan. Bahwa semangat, kerja keras dan kecintaan pada sebuah bidang, terbukti mampu membawa perempuan pada sebuah kemampuan. Baik kemampuan menyelesaikan job dengan gemilang. Maupun kemampuan membangun koneksi, menebar inspirasi, motivasi serta memancarkan aura positif kepada siapa saja yang berada disekitar. Mamik Yuniantri, memang layak jadi ‘Legend’ nya Banyuwangi. (*)

Pewarta : Fazar Dimas Priyatna
Editor : Ferry Agusta Satrio
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Banyuwangi just now

Welcome to TIMES Banyuwangi

TIMES Banyuwangi is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.