TIMES BANYUWANGI, BANYUWANGI – Inovasi jempolan kembali tercetus dari Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Genteng, Banyuwangi. Dengan menggandeng J&T, kali ini pasien cuma bayar Rp5.000 sudah tak perlu antre ambil obat.
Komitmen serta inisiatif dari rumah sakit yang berlokasi di Jalan Hasanudin, Desa Genteng Wetan, Kecamatan Genteng itu, memang tak main-main jika soal memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat.
Sebelumnya, RSUD Genteng juga telah menggandeng ojek, kurir dan delivery melalui aplikasi Joker untuk memberikan pelayanan pengambilan obat tanpa harus antre. Merasa belum cukup dengan itu, layanan yang sama dengan biaya lebih hemat akhirnya diluncurkan.
Inovasi RSUD Genteng yang menjadi bagian daripada Program Pangkas Antrian Ambil Obat Harian (Panah) itu, sekarang juga bermitra dengan perusahaan jasa kirim J&T. Bedanya, masyarakat yang berobat khusunya bagi pasien rawat jalan bisa lebih hemat biaya dengan ongkos kirim yang lebih murah, yakni dengan hanya mengeluarkan Rp5.000 saja, obat sudah bisa datang sampai di tangan.
"Ini adalah salah satu bentuk inovasi dari layanan dari instalasi farmasi RSUD Genteng kepada pasien agar mereka tidak antre lama dan bisa menunggu obat dari rumah. Cukup dengan Rp5.000 obat akan diatar ke seluruh wilayah Banyuwangi," kata Kepala Instalasi Farmasi RSUD Genteng, Apt. Ida Rosita Musyarofah NS, S.Si, M.Pharm.Sci., Senin, (23/6/2025).
Bukan hanya berinovasi dalam kemudahan, tetapi juga menjaga taraf kualitas layanan. RSUD Genteng akan memastikan setiap obat atau bahan obat yang dikirimkan tepat ditangan penerima dengan stempel yang tertera.
Termasuk juga memastikan waktu pengiriman obat yang sesuai dengan ketentuan rumah sakit. Yang pasti, RSUD Genteng juga memastikan jumlah, resep dan jenis obat sudah sesuai dengan yang dibutuhkan pasien.
"Kami pastikan obat dikirim dihari yang sama ketika pasien melakukan kontrol," jelasnya.
"Dengan ini, semoga bisa semakin meningkatkan kepuasan pasien, dan juga tingkat kesembuhan pasien makin terjamin sehingga membuat pasien rajin untuk tetal kontrol," imbuh Ida.
Untuk alur pelayanan pengambilan obat Program Panah dengan J&T sendiri. Pertama, pasien dengan resep Panah dari poli bisa langsung menuju loket instalasi farmasi, kemudian akan diarahkan ke ruang konsultasi Panah. Kedua, petugas akan melakukan verifikasi resep obat dan titik lokasi rumah pasien serta untuk mengetahui estimasi biaya pengantaran obat.
Selanjutnya yang ketiga, petugas akan melakukan Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) terkait obat dalam resep. Setelah itu pasien sudah bisa pulang, lalu petugas menyiapkan obat dan yang terakhir obat diantar oleh kurir J&T dengan sistem biaya Cash On Delivery (COD) oleh pasien.
"Jadi ini lebih efisien untuk pasien," cetus Ida. (*)
Pewarta | : Anggara Cahya |
Editor | : Ferry Agusta Satrio |